Widget HTML #1

Contoh Analisa Bahan Ajar Jurnal Evaluasi Dalam Proses Pembelajaran PPG PAI

Berikut GuruPenyemangat.com sajikan contoh Analisa Bahan Ajar Jurnal Evaluasi Dalam Proses Pembelajaran PPG PAI yang meliputi 5 konsep dasar, evaluasi dan refleksi, kelebihan dan kekurangan, serta kaitannya dengan moderasi beragama.

Mari disimak:

ANALISA BAHAN AJAR JURNAL “EVALUASI DALAM PROSES PEMBELAJARAN”

Contoh Analisa Bahan Ajar Jurnal Evaluasi Dalam Proses Pembelajaran PPG PAI
Contoh Analisa Bahan Ajar Jurnal Evaluasi Dalam Proses Pembelajaran PPG PAI. Designed by GuruPenyemangat.com

TULISLAH 5 KONSEP DAN DESKRIPSINYA YANG ANDA TEMUKAN DI DALAM BAHAN AJAR.

1. Konsep Evaluasi, Pengukuran, dan Penilaian Sebagai Hirarki

Antara evaluasi, pengukuran, dan penilaian merupakan kegiatan yang bersifat hirarki. Artinya ketiga kegiatan tersebut dalam kaitannya dengan proses pembelajaran tidak dapat dipisahkan satu sama lain dan dalam pelaksanaannya harus dilaksanakan secara berurutan. Dalam kaitan ini ada dua istilah yang hampir sama tetapi sesungguhnya berbeda, yaitu penilaian dan pengukuran. Pengertian pengukuran terarah kepada tindakan atau proses untuk menentukan kauntitas sesuatu, karena itu biasanya diperlukan alat bantu. Sedangkan penilaian atau evaluasi terarah pada penentuan kualitas atau nilai sesuatu.

Evaluasi pembelajaran adalah proses untuk menentukan nilai belajar dan pembelajaran yang dilaksanakan, dengan melalui kegiatan penilaian atau pengukuran belajar dan pembelajaran. Sedangkan pengertian pengukuran dalam kegiatan pembelajaran adalah proses membandingkan tingkat keberhasilan belajar dan pembelajaran dengan ukuran keberhasilan belajar dan pembelajaran yang telah ditentukan secara kuantitatif, sementara pengertian penilaian belajar dan pembelajaran adalah proses pembuatan keputusan nilai keberhasilan belajar dan pembelajaran secara kualitatif.

2. Konsep Evaluasi dalam Pendidikan Islam

Evaluasi dalam pendidikan Islam adalah pengambilan sejumlah yang berkaitan dengan pendidikan Islam guna melihat sejauhmana keberhasilan pendidikan yang selaras dengan nilai-nilai Islam sebagai tujuan dari pendidikan itu sendiri. Lebih jauh Jalaludin mengatakan bahwa evaluasi dalam pendidikan Islam telah menggariskan tolok ukur yang serasi dengan tujuan pendidikannya. Baik tujuan jangka pendek yaitu membimbing manusia agar hidup selamat di dunia, maupun tujuan jangka panjang untuk kesejahteraan di akhirat nanti. Kedua tujuan tersebut menyatu dalam sikap dan tingkah laku yang mencerminkan akhlak yang mulia. Sebagai tolok ukur dan akhlak mulia ini dapat dilihat dari cerminan tingkah laku dalam kehidupan sehari-hari. Al-Qur’an sebagai dasar segala disiplin ilmu termasuk ilmu pendidikan Islam secara implisit sebenarnya telah memberikan deskripsi tentang evaluasi pendidikan dalam Islam.

3. Konsep Evaluasi Sebagai Parameter

Bagi peserta didik dengan evaluasi ia akan mengetahui kemampuan perkembangan grafik belajarnya, apakah ada kemajuan atau tidak, ataukah semakin menurun. Apakah ia naik kelas atau tidak, ataukah ia lulus dalam ujian sekolah atau tidak lulus. Bagi orang tua, mereka akan mudah untuk mengetahui bahwa anaknya memiliki kualitas atau tidak, naik ke kelas berikutnya atau tidak. Ini dapat dilihat dari buku laporan hasil pendidikannya. Begitu juga bagi pihak sekolah. Kepala sekolah serta semua guru-guru akan dapat mengetahui bagaimana perkembangan grafik kelulusan sisiwanya setiap tahun.

Demikian juga dengan peserta didik-peserta didiknya yang tidak naik kelas berikutnya. Masyarakat juga akan mengetahui dengan evaluasi tersebut, apakah sekolah-sekolah yang ada di sekelilingnya tersebut memiliki mutu atau kualitas atau tidak. Dan masyarakat dapat membandingkan antara satu sekolah dengan sekolah lain dalam hal menyekolahkan atau melanjutkan pendidikan putra-putrinya.

4. Konsep Efektivitas dalam Evaluasi

Efektifitas yang dimaksud dengan Efektifitas suatu tes adalah bahwa pelaksanaan tes/penilaian tersebut tidak membutuhkan ongkos/biaya yang mahal, tenaga yang banyak dan waktu yang lama Dalam melaksanakan tes ada target yang ingin dicapai serta melihat berbagai kondisi yang dihadapi, seperti kondidi keuangan suatu institusi, lokasi waktu yang diatur oleh pihak pengelola, dan lain-lain, seorang guru yang baik dan arif selalu mempertimbangkan semua hal-hal yang ingin direncanakan.

5. Konsep Objektivitas dalam Evaluasi

Penilaian harus dilaksanakan secara obyektif. Untuk itu, penilaian harus adil, terencana, berkesinambungan, menggunakan bahasa yang dapat dipahami siswa, dan menerapkan kriteria yang jelas dalam pembuatan keputusan atau pemberian angka (skor). Seoramg guru dalam memberikan tes pada siswanya betul-betul ada target yang ingin dicapai dalam proses pembelajaran. Begitu pula dalam membuat dan memberi penilaian dalam tes ia bersikap netral. Dalam pelaksanaan kurikulum berbasis kompetensi, penilaian harus terfokus pada pencapaian kompetensi (rangkaian kemampuan), bukan pada penguasaan materi (pengetahuan). Penilaian harus menyeluruh dengan menggunakan beragam cara dan alat untuk menilai beragam kompetensi atau kemampuan siswa, sehingga tergambar profil kemampuan siswa.

LAKUKAN EVALUASI DAN REFLEKSI ATAS PEMAPARAN MATERI PADA BAHAN AJAR.

Evaluasi yang bisa dipetik dari pemaparan materi pada bahan ajar di atas yaitu: Penilaian dilakukan bukan untuk mendiskriminasi siswa (lulus atau tidak lulus) atau menghukum siswa tetapi untuk mendiferensiasi siswa (sejauh mana seorang siswa membuat kemajuan atau posisi masing-masing siswa dalam rentang cakupan pencapaian suatu kompetensi). Berbagai aktivitas penilaian harus memberikan gambaran kemampuan siswa, bukan gambaran ketidakmampuannya. Maka darinya, adalah kebijakan yang tepat terutama dari pemerintah yang menghapus UN kemudian menggantikannya dengan AN, karena di sinilah tampak perbedaan cara pandang mengenai nilai.

Adapun refleksi yang bisa dipetik yaitu: evaluasi sangat perlu/bermanfaat dan merupakan syarat mutlak untuk perbaikan, agar mempunyai makna yang signifikan bagi semua pihak. Jika di temukan hubungan antara hasil belajar dengan efektivitas metode mengajar terbukalah kemungkinan untuk mengadakan perbaikan. Sebelum kita mengevaluasi kemampuan metode baru pada sejumlah peserta didik, perlu kita pikirkan bahwa proses pembelajaran itu dinamis, senantiasa terjadi perubahan pada guru maupun murid dalam interaksi itu. Disamping hasil belajar seperti diharapkan oleh guru mungkin timbul pula hasil sampingan yang positif maupun negatif. misalnya, peserta didik menguasai bahan yang disajikan akan tetapi ia disamping itu merasa senang atau benci terhadap tindakan pribadi gurunya.

TULISLAH KELEBIHAN DAN KEKURANGAN TERKAIT DENGAN PENJELASAN MATERI PADA BAHAN AJAR.

Kelebihan:

1. Materi ajar dipaparkan secara lengkap, mendalam, dan sistematis sehingga mudah bagi pembaca untuk memahami konsep evaluasi dalam pembelajaran.

2. Materi yang dipaparkan pada bahan ajar disajikan secara deskriptif dan pada setiap paragrafnya telah dikuatkan dengan kalimat penjelas.

3. Materi ajar yang dipaparkan sudah dilengkapi dengan contoh berbasis fenomena dan dikuatkan dengan adanya analisis dari penulis.

Kekurangan:

1. Materi ajar yang dipaparkan masih terdapat cukup banyak saltik alias salah ketik. Contohnya seperti “di fahami” yang seharusnya “dipahami”, “di analisis” yang seharusnya “dianalisis”, peletakan tanda koma yang salah, dan masih banyak lagi.

2. Belum tersedia abstrak dalam Bahasa Indonesia. Karena jurnal ini adalah Berbahasa Indonesia, maka akan lebih lengkap kiranya jika menggunakan 2 bahasa dengan menyertakan bahasa Indonesia.

3. Belum adanya peta konsep sederhana atau mind mapping yang mencoba untuk memetakan konsep evaluasi secara umum.

KAITKAN ISI BAHAN AJAR DENGAN NILAI MODERASI BERAGAMA.

Sejatinya hasil evaluasi sangat penting dalam rangka memberikan masukan bagi peserta didik dan pihak sekolah dalam hal mengetahui tentang perkembangan belajar dan perkembangan grafik belajar serta kelulusan peserta didiknya. Semua informasi yang masuk pada pihak lembaga (sekolah) tempat peserta didik belajar tersebut akan menjadi data yang akurat dalam melakukan evaluasi pada pengembangan dan perbaikan sekolah. Termasuklah mengenai nilai-nilai moderasi beragama yang ada di sekolah. Jikalau evaluasi hanya berdasarkan penilaian dari sisi kognitif saja, maka akan sangat sulit sekali mengetahui sejauh mana perkembangan nilai-nilai toleransi maupun sikap di sekolah. Maka darinya, penilaian dari segala ranah perlu dilakukan dengan menyelipkan nilai-nilai moderasi beragama, tidak hanya pada mapel PAI melainkan juga semua mata pelajaran.

Lanjut Baca:

👉Download Resume LK KB 1 Modul Evaluasi Pembelajaran

👉Download Resume LK KB 2 Modul Evaluasi Pembelajaran

👉Download Resume LK KB 3 Modul Evaluasi Pembelajaran

👉Download Resume LK KB 4 Modul Evaluasi Pembelajaran

👉Contoh Analisa Bahan Ajar Jurnal Evaluasi Dalam Proses Pembelajaran PPG PAI

👉Contoh Analisa Bahan Ajar Jurnal Pengembangan Soal HOTS

👉Analisa Bahan Ajar Langkah-langkah dan Teknik Evaluasi Hasil Belajar PAI

👉Analisa Bahan Ajar Pembelajaran Remedial Sebagai Suatu Upaya dalam Mengatasi Kesulitan Belajar

👉Contoh Tugas Analisa Materi Modul Evaluasi Pendidikan Materi Konsep dan Penerapan Penilaian Autentik

Guru Penyemangat
Guru Penyemangat Guru Profesional, Guru Penggerak, Blogger, Public Speaker, Motivator & Juragan Emas.

Posting Komentar untuk "Contoh Analisa Bahan Ajar Jurnal Evaluasi Dalam Proses Pembelajaran PPG PAI"