Widget HTML #1

Pengalaman Saya Puasa Sosmed, Ternyata Memang Harus Dibiasakan!

Pengalaman Puasa Sosmed
Pengalaman Puasa Sosmed. Dok. Gurupenyemangat.com

Pernahkah Sobat Guru Penyemangat mendengar atau membaca kisah Mas Mendikbudristek Nadiem Anwar Makarim yang berpuasa sosmed?

Iya benar sekali. Bahkan Mas Menteri baru membuat akun media sosial sejak beberapa bulan semenjak beliau menjadi Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi.

Dulu, di awal-awal beliau menjabat, Guru Penyemangat beberapa kali menelusur media sosial Mas Nadiem. Dicari ke Twitter, tidak ada. Dicari ke Facebook, tidak ada. Dicari di Go-Jek, eh ada. Ups.

Iya, baru sekaranglah beliau aktif di akun Instagram. Sedangkan kamu? Aktif di segala medsos. Uhuk.

Nah, pada postingan kali ini Gurupenyemangat.com ingin menceritakan pengalaman pribadi terkait media sosial.

Cerita pengalaman pribadi berikut disajikan mulai dari latar belakang, proses, hingga manfaat puasa sosmed yang aku rasakan.

Awal Mula Saya Puasa Sosmed

Awal Mula Saya Puasa Sosmed
Awal Mula Saya Puasa Sosmed. Dok. Gurupenyemangat.com

Apa itu puasa sosmed? Barangkali banyak orang bertanya dan tidak sedikit pula yang mengira bahwa puasa sosmed ialah menghapus seluruh aplikasi media sosial dan meninggalkannya.

Tapi menurut Guru Penyemangat tidaklah sebercanda itu. Puasa sosmed adalah kegiatan menahan diri dari hal-hal kurang bermanfaat dalam menjelajah media sosial.

Terang saja, ketika kuota internet sedang menjulang, syahdan ditambah dengan waktu luang yang banyak dan kebahagiaan saat rebahan, maka aktivitas bermain sosmed sering kali melampaui batas.

Tapi, aku yakin ada saat-saat tertentu di mana kita akan merasa jenuh dengan dunia medsos. Ya, soalnya aku mengalami hal tersebut.

Aku punya 2 akun WhatsApp aktif;

1 akun Facebook pribadi;

1 Fanspage;

1 Grup Facebook;

2 akun Twitter;

2 akun Instagram;

3 platform blog

dan satu blog pribadi.

Duh, sudah terbanyang kan bagaimana sibuknya hari-hariku? Eh, maksudku terbayang.

Puncak kejenuhanku ialah ketika kegiatan bisnisku sedang seret, minimnya interaksi di media sosial, serta menurunnya jumlah like dan comment postingan sosmed.

Nah, dari sanalah kemudian aku memutuskan untuk meninggalkan segala jenis media sosial selama dua minggu penuh. Kisah ini nyata, dan belum lama terjadi. Kira-kira 4 bulan yang lalu.

Pengalaman Saya Puasa Sosmed, Begini Rasanya

Hari pertama puasa media sosial, aku pun tidak lagi bikin story Facebook, WhatsApp maupun share postingan.

Meski begitu, aku tidak lantas menghapus semua aplikasi sosial media di HP-ku. Aku tetap membalas jika ada chat yang penting, atau menerima panggilan asalkan bukan dari pinjol. Eh, maksudku, bukan dari nomor yang tidak dikenal.

Pada hari pertama itu pula, rasanya aku cukup resah sih. Jari-jari ini rasanya gatal sekali ingin melihat berapa jumlah notifikasi terbaru di Facebook, begitu pula di Instagram.

Pada hari-hari berikutnya, sesekali aku bahkan tidak sabar dan sulit untuk mengontrol diri sehingga terpaksa membuka notifikasi medsos.

Bisa Sobat bayangkan, hanya gara-gara keteledoran tersebut, aku akhirnya menghabiskan waktu berjam-jam bahkan tengah malam untuk menikmati godaan medsos.

Sebentar lihat reels di IG, sebentar lagi lihat postingan unik di grup Facebook, kemudian nonton video-video hasil bajakan yang nangkring di fitur watch Facebook. Ehem.

Tapi, memasuki hari keempat hingga 2 minggu, aku pun akhirnya terbiasa. Aku mendapat kenyamanan dan kebahagiaan yang selama ini jarang didapatkan.

Bagaimana yang ngomongnya. Intinya aku lega. Pusingku berkurang, cemasku menghilang, dan aku bisa memanfaatkan waktu secara lebih efisien.

O ya, manfaat detailnya bakal aku ulas pada lanjutan artikel berikut:

Manfaat Puasa Sosmed Versi Gurupenyemangat.com

Manfaat Puasa Sosmed
Manfaat Puasa Sosmed. Dok. Gurupenyemangat.com

Puasa sosmed bukan berarti meninggalkan, dan membatasi diri juga bukan berarti melupakan. Inilah manfaat puasa medsos versi aku:

1. Lebih Bahagia dan Tidak Rawan Baperan

Iyasih. Inilah manfaat utama dan yang paling utama yang aku dapatkan semenjak berpuasa sosmed. 

Aku merasa hari-hariku lebih bahagia karena semakin jarang melihat postingan bertajuk perundungan, hoaxs, hingga story pemancing keributan.

Terlebih lagi postingan medsos yang berbau agama, agaknya cukup sensitif dan membuat kita rawan baperan. Padahal sebenarnya bukan baper sih, niatnya cuma meluruskan.

Eh, tapi jadi baper juga sih kalau netizen di sosmed komentarnya pedas. Hahaha. Maka dari itulah, lebih baik dihindari saja, kan?

2. Kecemasan dan Kejenuhan Berkurang

Medsos memang dunia maya dan kemayaan tersebut sering kali berujung pada imajinasi dan harapan yang terlalu tinggi. Nah, imbas dari imajinasi tersebutlah aku sering merasa cemas dan jenuh.

Cemas karena postingan sedikit yang like;

Jenuh karena subscriber dan follower tak kunjung bertambah;

Dan sebukit hal lainnya.

Tapi alhamdulillah, semenjak menjauh dari sosmed, ternyata rasa cemas dan jenuh yang dulunya berlabuh di ragaku segera melarikan diri.

Sontak saja aku semakin sadar bahwa hari-hariku sebenarnya penuh dengan bahagia.

3. Fokus Meningkat

Selain mengajar di SD, aku juga blogger. Gara-gara medsos, sering kali fokusku berkurang dan waktu kemudian lebih banyak dihabiskan untuk melihat story mantan teman.

Tapi semenjak puasa media sosial, rasanya fokusku meningkat dan aku bisa melakukan pekerjaan dengan lebih efektif.

4. Bisa Berpikir Lebih Realistis

Terkadang harapan itu sungguh menyakitkan, bukan?

Kenyataannya begitu. Tambah lagi jika urusannya di sosmed. Tahu sendirilah bahwa sosmed itu adalah tempatnya pamer dan pencitraan yang kadangkala membuat kita berpikir terlalu tinggi.

Beda ketika aku mulai mengurangi aktivitas di media sosial. Rasanya pikiran ini lebih lapang dan pertimbangan-pertimbangan yang datang bisa membuat kita berpandang gagas secara lebih realistis.

5. Lebih Banyak Aktivitas di Dunia Nyata

Santailah di media sosial, dan seriuslah di dunia nyata. Gitu aja sih menurutku. Dengan kita menahan diri dari sebukit aktivitias medsos nirfaedah, kegiatan di dunia nyata lebih banyak dan bermaslahat.

Boleh Baca: Seriuslah di Dunia Nyata, Inilah 4 Sikap yang Harus Dimiliki Pengguna Medsos

6. Lebih Mudah Memanajemen Waktu

Waktu amatlah penting. Saban hari pasti berlalu, dan dijamin waktu akan meninggalkan kita. Belum ada kisah di mana kita yang bisa meninggalkan waktu.

Sibuk bermain sosmed menjadikan aku kesulitan untuk “memanfaatkan waktu luang” dan membedakannya dengan “meluangkan waktu”.

Makanya aku merasa beruntung puasa medsos, karena sekarang aku bisa membatasi hal-hal yang kurang penting dan memanfaatkan waktu secara lebih bijaksana.

7. Produktivitas Meningkat

Nah. Kalau soal ini, aku bisa lebih fokus dan lebih produktif dalam berbisnis maupun menulis artikel di blog.

Selama jauh dari medsos, aku bisa menulis tulisan ringan hingga 1000 kata/45 menit. Kalau aku melirik Facebook? Paling tidak, 3 jam kemudian barulah aku bisa menghasilkan satu buah artikel di blog. Hadeh.

Boleh Baca: Inilah Sederet Keuntungan Menulis di Blog Pribadi

8. Aktivitas Begadang Berkurang

Sibuk bermedsos riya memang membuat kita susah tidur. Coba saja kalau tidak percaya. Biasanya jam 21.00-22.00 WIB kita sudah merasa ngantuk.

Tapi…

Kalaulah pada saat rebahan itu kita mulai melirik reels IG maupun menggulir story WA, maka bisa jadi kita bakal tidur jam 01.00 dini hari. Hemm.

Jadi, manfaat meninggalkan sosmed di sini ialah menjadikan jam tidur kita lebih optimal. Bukan kita sih, aku

9. Lebih Peduli dengan Diri Sendiri

Sobat, pernahkah Sobat melihat postingan Facebook yang isinya warganet sedang saling sindir dan umpat?

Rasanya pernah ya. Medsos memang begitu, medsos memang sarangnya pasukan Ghibah Lovers.

Kekadang, gara-gara hal tersebut kita pun ikut-ikutan penasaran dengan apa isi ejekan lainnya. Tapi apakah hal itu penting bagi kita?

Selama hal seperti itu dianggap penting, selama itu pula sebenarnya kita mulai tidak peduli dengan diri sendiri.

Padahal, diri sendiri itu lebih penting dan perlu untuk dihargai, kan?

Begitulah. Puasa medsos sesekali bisa menjadikan kita lebih peduli dengan diri sendiri. Mencintai diri sendiri. Bahasa gaulnya apa, ya? O ya. Self-love.

Boleh Baca: 7 Cara Menerapkan Self-love, Kamu Harus Coba!

10. Merasa Lebih Sehat Lahir dan Batin

Ini yang terakhir. Puasa media sosial telah menjadikan aku merasa lebih sehat baik secara lahir dan batin.

Sehat badan itu penting, tapi kalau hatinya sakit? Bahkan sakit gigi pun tak terasa lagi. Hahaha

Jadi ya, jangan sakiti diri kita dengan aktivitas bermedia sosial yang berlebihan ya.

*

Itulah tadi seutas kisah dan pengalamanku saat berpuasa medsos berserta manfaat yang telah kudapatkan. Sekali lagi, puasa medsos bukan berarti meninggalkan seutuhnya ya.

Kita juga masih bisa memaksimalkan media sosial misalnya untuk bisnis maupun berjualan. Misalnya dengan memanfaatkan desty page.

Boleh Baca: Cara Membuat Desty Page Gratis untuk Bio IG dan Keperluan Bisnis Online

 Mudah-mudahan ada manfaat dan hikmahnya ya.

Salam.

Guru Penyemangat
Guru Penyemangat Guru Profesional, Guru Penggerak, Blogger, Public Speaker, Motivator & Juragan Emas.

2 komentar untuk "Pengalaman Saya Puasa Sosmed, Ternyata Memang Harus Dibiasakan!"

Comment Author Avatar
Oh iya benar, 98 persen harus dunia nyata, Sukses selalu BGP

Berkomentarlah sesuai dengan postingan artikel. Mohon maaf, link aktif di kolom komentar tidak akan disetujui.

Diperbolehkan mengutip tulisan di blog Guru Penyemangat tidak lebih dari 30% dari keseluruhan isi (1) artikel dengan syarat menyertakan sumber. Mari bersama-sama kita belajar menghargai karya orang lain :-)