Widget HTML #1

7 Alasan Mengapa Aku Menulis di Kompasiana, Program K-Rewards Salah Satunya

Kompasiana, apa itu? Aku percaya banyak dari kita yang sudah mengenal platform blog di bawah naungan KG Media ini, ya. 

Terlebih segenap temanku di media sosial. Rasa-rasanya setiap hari mereka sudah jenuh bin enek melihat begitu banyak link artikel yang aku bagikan di story Whatsapp-ku. 😂😂

Tetapi, jujur,sih, aku bukannya ingin nge-spam

Berbagai tulisan yang aku sebar di media sosialku tujuannya hanya untuk menginspirasi penduduk sejagat bumi. 

Syukur-syukur kalau mereka mau ikut menulis. Memang benar, tidak harus di Kompasiana. Kita bisa menulis di blog pribadi, atau bahkan meracik diksi di diary.

Syahdan, mengapa harus Kompasiana?

7 Alasan Mengapa Kamu Perlu Menulis di Kompasiana
7 Alasan Menulis di Kompasiana. Dok. gurupenyemangat.com

Sedikit aku akan bertutur kisah:

Mulanya Kompasiana adalah blog Jurnalis Kompas yang bertransformasi menjadi media warga. Berarti Kompasiana adalah “saudaraan-nya” Kompas, dong?

Benar, benar sekali.

Kompasiana yang sejatinya berdiri pada tanggal 1 September 2008 ini menampung bermacam konten dari seluruh lapisan masyarakat. 

Tidak hanya guru, bahkan Wakil Presiden M. Jusuf Kalla ikut menulis di Kompasiana. Tidak percaya?

Ini, aku tunjukkan profil akun beliau:

jusuf-kalla-menulis-di-Kompasiana
Pak M. Jusuf Kalla, Penulis di Kompasiana. Dok. Kompasiana.com

Nah, apakah kehadiran Wapres RI periode 2004-2009 ini bakal membuatmu tertarik untuk bergabung di Kompasiana?

Jika belum, maka akan aku hadirkan segunung alasan lainnya. Silakan disimak, ya:

1) Siapa Saja Boleh Menulis di Kompasiana

Perlu diketahui bersama, kita tak perlu belajar menulis terlebih dahulu sebelum bergabung di Kompasiana. Semua orang di dunia ini boleh menulis di Kompasiana walau berasal dari profesi apapun.

Sejauh pandangku, di Kompasiana selain ada Pak Jusuf Kalla juga ada banyak pengamat dan praktisi pendidikan, numerolog, kesehatan, pertanian, lingkungan, hingga anak-anak sekolahan. 

Bahkan, tidak hanya mahasiswa, anak SD pun ada yang menulis di sana.

Alhasil, bisa dibayangkan betapa kerennya kita jika bisa menulis di sana, kan? Certainly.

Menulis dan bergabung bersama-sama dengan orang hebat akan membuat diri ini makin semangat.

Menurut data dari Kaleidoskop Kompasiana 2020, tercatat ada 729.236 anggota yang telah bergabung dan menulis di Kompasiana pada periode 2008-2020. Keren, kan? 

Of course, pake banget malahan.

statistik-kompasiana
Statistik penulis di Kompasiana. Sudah mendekati 1 juta umat loh! Dok. Kaleidoskop Kompasiana

Bersandar dari sana, menulis di Kompasiana tidak memandang status pekerjaan maupun jabatan kita di dunia nyata. Lebih dari itu, ini aku kasih bocoran, ya. 

Hampir tidak ada Kompasianer (sebutan untuk penulis di Kompasiana) yang memajang gelar akademik di ujung nama akunnya. Jika namaku Ozy, maka Ozy saja, tak perlu pakai tambahan gelar Prof. atau Dr. Eh, aku belum dapat gelar itu kok. Tenang! Haha

Dengan demikian, semua penulis di Kompasiana seakan-akan memiliki kesamaan niat, tanpa membeda-bedakan asal profesi.

2) Para Penulis di Kompasiana Rajin Mengapresiasi

Hebatnya, sepanjang aku menuangkan gagasan, para Kompasianer sangat rajin mengapresiasi sesama kompasianer.

Apa pun tulisannya, sudah tersedia tombol pemberian rating dan kolom komentar di bawah artikel kita.

Jadi, tinggu saja. Siapa pun yang sudah posting artikel, siap-siaplah dirinya akan ketiban apresiasi.

Secara khusus, yang aku senangi dari pemberian apresiasi rekan-rekan penulis di Kompasiana adalah kerelaan mereka dalam memberikan semangat. 

Sepanjang yang aku ketahui, semua komentar yang hadir cenderung positif bin membangun, tidak ada kata-kata yang berbau sarkas, apalagi perundungan dan penghinaan. 

Bukankah suasana seperti ini sangat bagus bagi perkembangan penulis pemula?

Begitulah. Karena aku juga merupakan penulis pemula. Aku baru bergabung dan menulis di Kompasiana tanggal 01 Juli 2019.

Masih baru, masih baru sekali. Kalau kita bertanam pisang, mungkin aku baru bisa memanen pisang tanduk satu kali saja. Eh

komentar-rekan-penulis-di-kompasiana
Komentar rekan penulis di kompasiana. Dok. gurupenyemangat.com

Meski begitu, semakin bertambah hari, semangatku kian membuncah ketika menulis di Kompasiana. Padahal, baru-baru ini blogku yang bernama OzyAlandika sudah "Wafat" gegara diserang Google Sandbox.

Alasannya, Ya itu tadi. Selalu ada komentar dan apresiasi positif dari segenap Kompasianer yang datang dari seluruh penjuru dunia.

Iya, benar, penjuru dunia, bukan penjuru Indonesia. Aku tidak berdusta.

Karena sejatinya Kompasianer yang sudah mencapai angka 700-san ribu itu datang dari berbagai negara di dunia. Sebut saja seperti Jerman, Amerika, Australia, Polandia, dan masih banyak yang lainnya.

Menurut pengalamanku pribadi, semakin banyak komentar dan apresiasi positif, maka semakin semangatlah seorang penulis pemula. 

Sang penulis seakan-akan telah menemukan nilai lebih yang ada pada dirinya, bahwa kalimat “aku juga bisa menulis” kian lengket di hati. Ehem.

3) Tulisan Kita Langsung Tayang di Kompasiana

Adapun keseruan lainnya ketika kita menulis di Kompasiana adalah, tulisan kita langsung tayang di beranda, Bro! 

Enak, kan? 

Tinggal klik “posting tulisan”, alhasil artikel kita langsung tayang dan beberapa detik dari sana akan ada Kompasianer lain yang menghampiri artikel kita.

Sebagai media jurnalisme warga, Kompasiana cukup berbeda dengan beberapa platform blog lainnya. 

Di media menulis lain, barangkali kita sering diseramkan oleh kebosanan karena artikel yang kita kirim tak kunjung tayang.

Nah, bayangkan saja jika kita mengirim 1 artikel di sebuah media online, kemudian artikel tersebut harus menunggu moderasi 1-3 minggu. 

Bosan bin jenuh, kan? 

Kebosanan tersebut sampai-sampai berbuah kesal gegara sudah 3 minggu menunggu, ternyata artikel kita ditolak. Hemm

Aku pernah mengalami hal itu?
Pernah! 😐😐

Kalau sudah seperti itu, otomatis kita menulisnya jadi jarang-jarang, kan. Alhasil, bagaimana kualitas tulisan kita mau meningkat. Nulis aja kebanyakan menunggu! Hiks

Meski demikian, bukan berarti di Kompasiana tak tersaji moderator, ya. Sistemnya begini, tulisan kita akan tayang terlebih dahulu, baru setelah itu dimoderasi bin diperiksa oleh para Admin Kompasiana. 

Mungkin tulisan ini agak panjang. Kamu bisa sedikit santai sambil memutar video berikut, ya:

Moderasinya bisa melalui beberapa tahap, mulai dari cek plagiarisme, penentuan pemberian label pilihan, hingga kesempatan untuk nangkring di Headline alias Artikel Utama Kompasiana.

Dengan demikian, selama tulisan kita original, kita bisa menulis sepuasnya. 

Di Kompasiana, setiap Kompasianer bisa mengunggah artikel setiap 1 jam. Artinya, dalam satu hari kita bisa mengunggah 24 tulisan. 

Kamu sanggup?

Kalau sanggup, silahkan! Hahaha

Syahdan, masih enak memosting artikel di blog pribadi, dong? Iya, sih. 

Tapi kan blog pribadi tak ada moderatornya. Maksudku, tulisan plagiat 100% saja masih bisa tayang. 😄

4) Kompasiana juga Mengajarkan Kita untuk Menulis dengan “Indah”

Tenang, siapapun Kompasianer yang bergabung di Kompasiana bisa menulis dengan “indah”, kok! Asalkan... 

Asalkan kegiatan menulis yang dirimu dan diriku lakukan semakin konsisten serta menjunjung tinggi rasa keingintahuan.

Seperti yang aku jelaskan sebelumnya, di Kompasiana tulisan kita akan dimoderasi dan diberi label. 

Label alias status “pilihan”, menurutku adalah keterangan kualitas khusus bagi sebuah tulisan yang ori, aktual, bermanfaat, faktual, menarik, menghibur, hingga menginspirasi.

Semakin banyak tulisan kita yang mendapat label “pilihan”, maka sesungguhnya ada secercah peningkatan dari kualitas tulisan kita. Ini menurut analisaku pribadi, sih.

Lebih dari itu, masing-masing Kompasianer juga berkesempatan untuk merengkuh label “Artikel Utama” yang nangkring di beranda Kompasiana selama 6-8 jam. 

Bahkan, tidak tanggung-tanggung, artikel yang mendapat label “Headline” juga nangkring di rubrik khusus di Kompas.

Pertanyaannya, bagaimana kita bisa meningkatkan kualitas tulisan ketika menulis di Kompasiana?

Gampang! 

Kata para penulis senior, untuk meningkatkan kualitas dan mutu tulisan ya dengan terus menulis. Jika belum kunjung meningkat, ya, menulis lagi. Tapi, kedengarannya tidak segampang itu, ya? Benar, kan? Hahaha, seakan-akan aku memberi harapan palsu, ya.

Tenang, harap sabar, dan duduk yang rapi. Hehehe. 

Sebenarnya kita bisa mengamati setiap tulisan rekan-rekan Kompasianer yang nangkring di halaman “Artikel Utama” Kompasiana. 

Kalau tidak cukup puas?

Kita bisa berselancar ke YouTube-nya Kompasiana dan mendengar arahan langsung dari para Admin tentang bagaimana caranya menulis dengan “Indah”. Mau nonton sekarang? 

Baiklah, akan aku sajikan link-nya di bawah ini: (Tapi, nontonnya nanti saja. Baca dulu artikel ini. Wkwk)

5) Kompasiana Menyediakan Program K-Rewards

Selain mempersilakan seluruh warga untuk menulis secara gratis, Kompasiana ternyata juga menyediakan program K-Rewards. Apa itu K-Rewards? 

K-Rewards alias Kompasiana Rewards adalah adalah sebuah program yang mengapresiasi para Kompasianer yang menulis secara konsisten. Ya, setiap tulisan kita akan dihadiahkan Rewards yang isinya saldo Gopay dalam setiap bulannya.

Syaratnya?

Cukup mudah. Kita hanya perlu menulis dan mencapai views minimal 1.500 dalam satu bulan menurut analisis UV (unique views) Google Analytics.

Asalkan artikel kita mendapat label pilihan atau bahkan label artikel utama, maka peluang untuk mendapat K-Rewards jadi semakin Gedang (Gede).

Alhamdulillah setiap bulan aku juga mendapat K-Rewards. 😊

Tidak terlalu besar, sih. Tapi, menurutku, ada kebanggaan dan kebahagiaan tersendiri ketika tulisan kita diapresiasi melalui program K-Rewards. Seperti kata para peracik diksi, bahwa setiap tulisan akan menemui takdirnya.

k-rewards-ozy-v-alandika
K-Rewards-ku di Kompasiana. Dok. Ozyalandika.com

Jadi, lumayan, kan? Saldo Gopay yang nanti kita dapatkan bisa untuk memenuhi kebutuhan kuota internet bulanan, atau, sekadar beli mi ayam dan bakso pun bisa. Hehehe

6) Banyak Event Tersaji di Kompasiana

Di Kompasiana, menulis ternyata tidak hanya berkisah tentang merangkai diksi-diksi supaya indah di baca. Kompasiana mempersilakan kita untuk menulis di kategori apa saja.

Mulai dari topik edukasi, sosbud, ekonomi, karier, gaya hidup, politik dan pemerintahan, puisi, cerpen, pertanian, video, bahkan topik ruang kelas pun ada. Serunya, berbagai event pun tersaji di Kompasiana.

Sebagai platform blog dengan ratusan ribu penulis di seluruh dunia, sudah pasti Kompasiana dibanjiri berbagai mitra kerja. 

Biasanya, dari sinilah event-event bertelur. Hebatnya, event ini berhadiah, loh! Untuk cek event terkini, kamu bisa klik link ini: (event Kompasiana)

Tenang, kisah kita masih panjang! Hahaha

Izinkan aku sedikit bercerita:

Seingatku, di bulan Ramadan 2020 kemarin, aku pernah mengikuti event Sambut Berkah Ramadan alias SAMBER Kompasiana 2020.

Event ini adalah sejenis perlombaan dengan gaya menulis maraton full sejak awal Ramadan hingga lebaran. 

Hadiahnya?

menulis-di-kompasiana-dapat-kulkas
Menulis di Kompasiana dapat Kulkas. Dok. Gurupenyemangat.com
Amazing. 
Tanpa disangka-sangka, alhamdulillah aku mendapatkan kulkas dari Kompasiana. Enak, kan? Tinggal menulis saja bisa dapat kulkas. Cerita tentang kulkas bisa dibaca di sini. (Ikut Event di Kompasiana dapat Kulkas)

Syahdan, ada pula event bertajuk menulis buku bersama yang sempat aku ikuti seperti event Aliz For Library dan Event Golden Gift

Hasilnya? Aku dapat saldo Gopay sekaligus dapat cetakan Buku Antologi. Keren, kan? Tentu saja.

Lebih dari itu, aku juga sudah berniat untuk menulis buku solo dari hasil tulisanku di Kompasiana yang telah dimoderasi. 

Mudah-mudahan di tahun 2021 bukunya sudah terbit. Mohon doanya, ya teman-teman.

Belum selesai sampai di sana, baru-baru ini aku juga sedang bahagia. Izinkan aku kembali bercerita, ya. 

Berkah dari tulisan, alhamdulillah aku mendapat penghargaan sebagai Kompasianer “Best in Specific Interest” sebagai buah dari kefokusanku dalam menulis di ranah edukasi/pendidikan.

best-in-specific-interest-kompasiana-2020
Best in specific Interest Kompasiana Awards 2020. Dok. Kompasiana.com

Selain itu, aku juga mendapat penghargaan “The Headliners” karena berhasil merengkuh ratusan “Artikel Utama” selama tahun 2020. 

Mengenai hadiahnya, kalau tidak salah, aku akan mendapatkan uang senilai 2juta plus voucher Kompasiana premium selama 1 tahun 3 bulan. Lumayan, loh. Nulis tanpa iklan. Hihihi

Kamu mau seperti itu? Ayooo, tunggu apa lagi. Buruan buka kompasiana.com, lalu klik daftar.

7) Berpeluang Menjadi Exclusive Writer di Kompasiana

Maaf jika tulisan ini terlalu panjang. Tapi, kamu masih sanggup baca, kan? Hehehe. 

Alasan ketujuh mengapa aku begitu ngebet mengajak kamu menulis di Kompasiana adalah, kita semua berpeluang menjadi penulis eksklusif di Kompasiana.

Eksklusif, maksudnya apa?

Exclusive Writer adalah penulis yang secara khusus dipilih untuk menulis artikel sesuai dengan arahan mitra kerja. 

Mengapa kok disebut khusus? Karena bayarannya mahal, Bro! Hehehe. Aku sendiri, di tahun ini mendapat 2 kesempatan menulis artikel eksklusif dari Kompasiana.

Tulisan pertama, dibayar 1juta, sedangkan tulisan kedua dibayar 800ribu rupiah. Enak, kan? Bisa beli bakso banyak-banyak. Ehem.

Jujur saja, hal tersebut menjadi kebanggaan yang luar biasa bagiku secara pribadi. Dan yang pasti, apresiasi semacam itu akan membuat gairah menulisku semakin meningkat.

***

Rasanya cukup segitu dulu kisahku di Kompasiana, ya. Sebenarnya masih ada kisah lain yang belum aku ceritakan semua. 

Tapi, biarlah sebatas ini dulu. Aku takut kamu bosan, padahal aku ingin agar kamu terinspirasi untuk menulis. 😊

Kalau kamu berminat menulis di Kompasiana, kamu silakan buka saja situsnya di www.kompasiana.com. Kamu cari saja kata daftar, kamu klik, lalu kamu lengkapi data alias profil akunmu.

Tidak susah, kok. Mungkin butuh waktu sekitar 15-30 menit saja.

Kalau dari diriku pribadi, aku memandang bahwa diriku masih dan sangat perlu menulis di Kompasiana. 

Bukankah menulis bersama orang-orang hebat akan membuat kita juga ketularan hebat? Semoga saja, ya.

Aku kira, dirimu juga perlu untuk menulis. 

Seperti kata Imam Syafi’i, ilmu itu bak hewan buruan, cara mengikatnya tiada lain hanyalah dengan menulis. Menulis untuk mengikat ilmu.

Kata Imam Al-Ghazali, kalau kamu bukan raja, maka menulislah.

Kata OmJay, menulislah setiap hari dan buktikan apa yang terjadi.

Sedangkan kataku sendiri, menulislah, lalu tebarkan kebaikan kepada seluruh alam.

Jika kamu mau lihat-lihat dulu tulisan dan akunku di Kompasiana. Silakan klik link berikut ini. (akunku di Kompasiana)

Jika masih bingung, japri saja, ya. Kontak aku lewat email yang kuselipkan di laman Contact.
Salam.

Baca Lagi: Alasan Mengapa Aku Juga Menulis di Blog Pribadi

Guru Penyemangat
Guru Penyemangat Guru Profesional, Guru Penggerak, Blogger, Public Speaker, Motivator & Juragan Emas.

17 komentar untuk "7 Alasan Mengapa Aku Menulis di Kompasiana, Program K-Rewards Salah Satunya"

Comment Author Avatar
Hi, Mas Ozy.. mau tanya dong, exclusive writer seperti apa ya?
Comment Author Avatar
Hai, Mbak chuapsantai. Exclusive writer ini penulis tertentu yg beruntung dijapri admin Kompasiana untuk menulis Mbak. Misalnya review produk atau mengulas kegiatan yg digelar pemerintah yg kemudian ditayangkan di Kompasiana. Sesekali aja munculnya Mbak.,
Comment Author Avatar
Halo mas Ozy, ingin bertanya pada saat artikel dimoderasi admin, apabila ada kesalahan maka artikel yang sudah tayang tersebut akan di hapus atau bagaimana ya? terimakasih sebelumnya
Comment Author Avatar
Hallo juga Gan. Wah, biasanya artikel yg sering masuk moderasi admin itu artikel politik karena rada sensitif Gan. Biasanya tayang sih cuman agak lama. Bahkan kadang lebih dari sehari. Klo untuk artikel promosi dan copas biasanya langsung dihapus.

Untuk artikel selain politik biasanya gak pernah masuk ruang moderasi alias langsung tayang.

Salam :-)
Comment Author Avatar
Ternyata lebih keren yang aku bayangkan. mau dong nulis di kompasiana. Bang guru
Comment Author Avatar
Ngeri banget komentarnya Bu. Pake majas hiperbola. 🤭🤭
Comment Author Avatar
Mau nanya mas, apakah nanti semua tulisan kita yg sudah dimuat di kompasiana itu boleh kita bukukan ke penerbit ?
Comment Author Avatar
Boleh, Pak. Silakan Pak. Saya juga begitu. Hehe
Comment Author Avatar
Salam kenal, saya juga blogger (sedikit nulis di kompasiana krna masih kesulitan bagi waktu kerja juga nulis blog)

Wah saya baru tau kalau artikel2 di kompasiana bisa diterbitkan. Tapi bagaimana prosedurnya? Apa harus menunggu persetujuan pihak Kompasiana terlebih dahulu? Terimakasih sebelumnya :)
Comment Author Avatar
Salam kenal Gan. Iya gan bisa, dan tidak memerlukan persetujuan khusus dari Kompasiana krn pada dasarnya di sana sekadar platform / ugc aja Gan.

Salam :)
Comment Author Avatar
Kereeen super gokil mas Ozy wkwkwk mampir ya diberanda saya di kompasiana
Comment Author Avatar
Guru yang luar biasa, kebetulah pasangan saya adalah guru, tapi tidak suka ngeblog, saya juga punya blog, tapi agak lambat dan kurang berkembang, karena susah dapat mood untuk menulis ... blog sy di Mindastudio.com ... Salam sukses selalu ...

Berkomentarlah sesuai dengan postingan artikel. Mohon maaf, link aktif di kolom komentar tidak akan disetujui.

Diperbolehkan mengutip tulisan di blog Guru Penyemangat tidak lebih dari 30% dari keseluruhan isi (1) artikel dengan syarat menyertakan sumber. Mari bersama-sama kita belajar menghargai karya orang lain :-)