Widget HTML #1

Kumpulan Pesan dan Kesan Selama Belajar Online di Rumah, Motivasi Jangan Sampai Goyah!

Memasuki tahun kedua belajar daring, bagaimana perasaanmu?

Rasanya, entah itu siswa, guru, mahasiswa, hingga dosen punya pesan dan kesan yang beragam dalam menanggapi kegiatan belajar online di rumah.

O ya, jangan lupakan orang tua! Sebagai pihak pendamping kegiatan BDR, Ayah maupun Ibu kita pasti pernah berkeluh dan selalu ingin menyampaikan pesan dan kesan kepada pemerintah.

Jikalau tak sampai kepada pemerintah, minimal omelan dan curhatan para orang tua bisa terdengar, tersampaikan, serta ditindaklanjuti oleh guru.

Tapi kan yang belajar adalah siswa? Nah. Berikut ini Gurupenyemangat.com bakal menyajikan kumpulan pesan dan kesan selama belajar online di rumah di tengah pandemi.

Coba disimak, siapa tahu kesanmu sama, ya.

Pesan dan Kesan Selama Belajar Online
Pesan dan Kesan Selama Belajar Online. Dok. Gurupenyemangat.com

Baiklah. Kita bahas yang siswa dulu, ya. Soalnya kan siswa merupakan pelaku utama dalam pembelajaran. Siswa bisa jadi subjek sekaligus objek pembelajaran. Apakah kesannya menyenangkan?

1. Pesan dan Kesan Siswa Terhadap Sistem Belajar Online di Rumah

Kesan pertama terkait belajar daring itu menyenangkan, terutama ketika kita baru mengenal dan mencoba platform belajar seperti Zoom, Google Meet, Google Formulir maupun YouTube.

Dikatakan senang karena banyak siswa dulunya belum mengenal berbagai aplikasi video konferensi tersebut. Kita kan paling-paling akrabnya dengan tayangan ala PowerPoint.

Siswa pula punya rasa penasaran yang tinggi, sehingga semakin ke sini mereka semakin paham dengan berbagai fitur aplikasi seperti cara mengganti latar belakang dan mematikan kamera video.

Meski begitu, kesan di awal jumpa tidak melulu indah dalam keberlanjutannya. Maksudku begini; siswa cepat bosan jika harus melakukan rutinitas yang sama alias “itu-itu” saja.

Maka dari itulah, pesan terhadap sistem belajar online di rumah kali ini ialah; guru jangan terlalu semangat untuk menjadi sosok “teacher centered learning” ketika menggunakan aplikasi semacam Zoom dan Google Meet.

Sebaiknya, pembelajaran online didesain layaknya “everyone is teacher here” di mana setiap siswa juga disilakan untuk presentasi maupun berbicara. Gunanya? Agar tidak pasif dan satu arah.

2. Pesan dan Kesan Terhadap Sistem Penugasan Saat Belajar Online di Rumah

Pesan selama belajar di rumah? Dari sistem penugasan, sebaiknya guru pikir-pikir terlebih dahulu dalam memberikan tugas.

Terkadang begini; karena waktu pelaksanaan pembelajaran daring relatif singkat, mungkin ada sebagian guru yang berpikir bahwa jikalau tugasnya sedikit maka siswa akan malas-malasan.

Alhasil, diberikanlah tugas dengan porsi yang banyak.

Pernyataannya, bagaimana bila guru mata pelajaran B, C, D, E, hingga Z juga memiliki pemikiran dan argumentasi yang sama?

Yup! Dapat dipastikan bahwa tugas siswa selama belajar online di rumah makin menumpuk dan dikhawatirkan tidak bisa terselesaikan dalam waktu yang telah ditentukan. Hemm.

Kesan pemberian tugas selama belajar daring di rumah sih sebenarnya baik-baik saja, sih. Karena begini; PR dihadirkan untuk mendisiplinkan siswa agar lebih sering dan akrab dengan buku.

Tapi ya, porsi tugasnya yang wajar-wajar sih. Soalnya siswa juga butuh bobok siang, sesekali ingin nonton serial Upin Ipin, juga bercengkramah dengan keluarga di rumah.

3. Pesan dan Kesan Terhadap Sistem Penilaian Pembelajaran Selama Belajar Online di Rumah

Kesan penilaian pembelajaran saat belajar daring itu menguntungkan, bukan? Tambah lagi ketika tugas-tugas yang diberikan guru jawabannya semua ada di brainly. Eh

Meski begitu, ada pula kesan tidak adil selama belajar online di rumah. Bagaimana mau adil, terkadang siswa yang biasanya malas dan jarang mengerjakan tugas nilainya malah menjulang.

Entah siapa yang salah. Apa karena gurunya yang kurang teliti menghitung nilai, atau malah tugas si siswa tadi dikerjakan oleh orang tuanya. Ehem.

Nah, pesannya, kepada siswa terutama; jangan remehkan tugas guru selama belajar di rumah, apa lagi sampai membiarkan beberapa kolom penilaian kosong.

Itu alamat bahaya! Bisa-bisa kalian tidak naik kelas.

Sedangkan pesan untuk guru, diharapkan kepada Bapak/Ibu guru agar lebih menjunjung tinggi prinsip keadilan dan transparansi dalam penilaian. Jangan beri nilai “cukur rata” kepada siswa.

Terkadang, penting bagi guru untuk menghargai usaha dan kerja keras siswa yang mengerjakan tugas dengan jujur dan mandiri. Ya, meskipun nilai mereka tidak sempurna. Seperti itulah sejatinya sosok guru hebat nan bermartabat.

4. Pesan dan Kesan untuk Orang Tua Selama Pembelajaran Daring di Rumah

Pesan dan Kesan untuk Orang Tua Selama Pembelajaran Daring di Rumah
Pesan dan Kesan untuk Orang Tua Selama Pembelajaran Daring di Rumah. Dok. Gurupenyemangat.com

Enak sih kalau belajar di rumah. Siswa tidak perlu repot dan buru-buru pergi ke sekolah. Tapi, bagaimana dengan tugas rumah?

Sesekali ternyata ada lho siswa yang keteteran dalam belajar online di rumah gara-gara harus ikut bekerja mencari rupiah bersama orang tua.

Lebih dari itu, ada pula orang tua yang tidak sempat mendampingi siswa saat belajar, namun ketika diminta untuk membelikan kuota internet malah marah-marah kepada anaknya.

Menghadapi fenomena tersebut, pesan yang mungkin cocok untuk disampaikan kepada orang tua adalah; Bapak/Ibu perlu memahami bahwa zaman orang tua berbeda jauh dengan zaman anak-anak hari ini.

Belajar tidak lagi harus di sekolah, harus memegang buku secara fisik, serta harus mencatat di buku tulis setebal mungkin.

Belajar hari ini bisa di mana saja, kapan saja, dan dengan media digital juga. Meski begitu, tugas orang tua untuk mendampingi siswa selama belajar daring di rumah sangat diharapkan.

5. Pesan dan Kesan Selama Belajar Daring di Rumah untuk Pemerintah

Pesan dan Kesan Selama Belajar Daring di Rumah untuk Pemerintah
Pesan dan Kesan Selama Belajar Daring di Rumah untuk Pemerintah. Dok. Gurupenyemangat.com

Wah, bagian terakhir ini cukup bikin deg-degan kali, ya. Eh, enggak apa-apa kok. Pemerintah kan juga manusia. Toh, kita-kita juga yang mengangkat dan mengamanahkan mereka untuk jadi pemimpin.

Pesan kepada pemerintah terkait belajar online di rumah:

  • Mas Mendikbud sebaiknya juga siapkan strategi, model, dan inovasi belajar luring. Jangan cuma fokus dengan digitalisasi pendidikan dan belajar online semata.
  • Pemerintah melalui Kemendikbudristek juga perlu datang ke sekolah 3T yang selama ini jarang tersentuh dan jarang diperhatikan.
  • Mas Nadiem bersama Kemendikbud pula diharapkan bisa menjalin komunikasi yang lebih serius secara lintas kementerian terutama untuk meningkatkan akses layanan internet.
  • Selain kuota internet, Kemendikbud perlu lebih aktif melakukan pengawasan dan perhatian agar sekolah-sekolah yang tidak bisa menggelar pembelajaran daring bisa terpenuhi fasilitas belajarnya.

Bagaimana kesan terhadap pemerintah terkait kebijakan belajar online di rumah selama ini? 

Hadirnya kuota gratis, layanan TVRI, TV Edukasi, program Guru Belajar dan Guru Berbagi, serta Portal Belajar.id telah membantu guru untuk mempercepat adaptasi teknologi. Terobosan tersebut patut diapresiasi.

***

Oke, demikianlah ulasan tentang pesan dan kesan selama belajar online di rumah. Semoga tulisan ini bermanfaat, menginspirasi, serta menjadi sandaran semangat bagi kita semua.

Salam.

Baca Juga:

Guru Penyemangat
Guru Penyemangat Guru Profesional, Guru Penggerak, Blogger, Public Speaker, Motivator & Juragan Emas.

1 komentar untuk "Kumpulan Pesan dan Kesan Selama Belajar Online di Rumah, Motivasi Jangan Sampai Goyah!"

Berkomentarlah sesuai dengan postingan artikel. Mohon maaf, link aktif di kolom komentar tidak akan disetujui.

Diperbolehkan mengutip tulisan di blog Guru Penyemangat tidak lebih dari 30% dari keseluruhan isi (1) artikel dengan syarat menyertakan sumber. Mari bersama-sama kita belajar menghargai karya orang lain :-)