Widget HTML #1

Contoh Puisi Tentang Pembelajaran Jarak Jauh, Tumbuhkan Motivasi Belajar dari Rumah

Ehem, lagi-lagi Pembelajaran Jarak Jauh! Agaknya belajar daring dari rumah cukup membosankan, ya. Semangat belajar sering naik turun. Kadang semangat, tapi lebih asyik jika rebahan. Eh

Memang benar, sih. Belajar jarak jauh sesekali membuat motivasi terus turun dan berkurang. Namanya juga PJJ bin pembelajaran dari rumah. Tidak bisa bertemu guru dari dekat, juga teman sekelas.

Rasa-rasanya, inginku berpuisi dan melahirkan diksi-diksi keluh tentang Pembelajaran Jarak Jauh. Tapi, ada motivasi belajar dari rumah selama pandemi juga, sih.

Mengapa kok harus termotivasi? Karena hanya dengan motivasilah kita bisa menerungi semangat diri. Eaaa

Okelah. Di sini Gurupenyemangat.com bakal menyajikan kumpulan contoh puisi tentang Pembelajaran Jarak Jauh sekaligus untaian diksi movitasi agar dirimu dan diriku lebih semangat belajar di rumah.

Silakan disimak saja, ya:

Puisi Tentang Pembelajaran Jarak Jauh

Puisi Tentang Pembelajaran Jarak Jauh
Puisi Tentang Pembelajaran Jarak Jauh. Dok. Gurupenyemangat.com

Menyapa Buku

Hai, buku. Bagaimana kabarmu hari ini?

Sudah sejak lama kita berpisah. Aku sudah lama tidak mengunjungimu di perpustakaan. Mungkin kau sudah berdebu dan usang.

Aku hanya bisa melihatmu dari jauh, tapi aku menyapamu dari dekat. Kau tidak bisa aku pegang, tapi aku bisa membaca lewat aplikasi digital.

Hai, buku. Bagaimana pandangmu tentang pandemi?

Sudah 400 hari lebih kita tertaut dengan jarak. Aku tidak lagi pergi ke sekolah. Belum. Tidak sempat melirik rumput-rumput di halaman upacara.

Belajar jarak jauh, tapi aku dekat dengan ilmu.

Aku rasa-rasa sudah sangat mengerti dengan corona. Saban hari, saban detik virus ini muncul di televisi.

Kau merasa tersaingi, duhai buku?

Bagiku kau tetaplah hebat. Usangmu adalah karunia. Sobekmu adalah anugrah. Tapi berdebumu adalah buah dari kecewa.

Hai, buku. Sudah sejauh ini aku hanya ingin menyapamu dan berucap:

Terima kasih, duhai jendela dunia.

Merindukan Bangku Sekolah

Ruang belajar di kamarku sempit, tidak seluas bangku sekolah. Aku tidak boleh corat-coret. Kesepian. Bosan. Tugas menumpuk.

Belajar jarak jauh mengingatkanku kepada teman-teman. Ketua kelas, sekretaris, bendahara, seksi keamanan.

Tawa mereka masih tersisa bahkan membuncah di sekujur anganku. Kamarku terlalu sempit. Aku pening.

Kelereng di saku tasku mungkin sudah berkarat. Karet gelang putus. Tapi penaku masih baru semua. Tintanya tidak lagi macet. Tapi kuotaku habis.

Aku merindukan bangku sekolah. Bersamanya itu menyenangkan.

Aku bisa corat-coret lalu dimarahi wali kelas. Aku bisa menempelkan permet karet lalu dihukum berjemur di tiang bendera.

Dan…

Aku juga bisa menuliskan puisi cinta untuk si dia yang duduk di kelas sebelah.

Sendiri ini membuatku bingung.Sebenarnya siapa yang aku rindukan?

Atau mungkin, suasana ini sudah terlampau membosankan?

Aku rindu duduk dan belajar di bangku sekolah

Boleh Baca: Contoh Puisi Belajar Online di Rumah

Pembelajaran Jarak Jauh

Pagi-pagi sekali ponsel pintarku berteriak
Katanya aku lupa mengerjakan tugas sekolah
Padahal aku sudah mengerjakan
Tugasnya yang terlalu banyak

Pembelajaran jarak jauh
Sekarang aku tahu tentangmu
Juga tentang guru baik hati dan guru antipati
Walaupun sekarang masih pandemi
Sudah terbiasa belajar mandiri

Tapi aku lelah
Bosan
Penat
Kadang malas
Ingin tidur
Ingin streaming di YouTube

Sakit kepala ini melihat tugas
Berpuluh-puluh
Tidak!
Beratus-ratus saban hari
Bahkan hari libur

YouTube, Zoom, Google Meet dan Whatsapp itu asyik
Tapi belajar di sekolah lebih bahagia

Duhai pembelajaran jarak jauh
Aku ingin kita berpisah
Karena aku mau lebih dekat dengan sekolah
Memijaki rumput sekolah
Membantu wali kelas buang sampah
Juga bertemu dengan teman-temanku

Puisi dengan Tema Belajar di Rumah

Puisi dengan Tema Belajar di Rumah
Puisi dengan Tema Belajar di Rumah. Dok. Gurupenyemangat.com

Mempelajari Sepi

Benar aku belajar. Belajar dari jarak jauh. Membuka buku digital yang terkadang enggan terbaca karena sinyal.

Kadang kuota internetku habis. Syahdan Ibu pun marah.

Saban waktu berlalu beras pun berpindah. Itu memusingkan kepala Ayah. Sedangkan aku di sini sedang mempelajari sepi.

Bangun pagi-pagi
Gosok gigi
Lalu belajar sendiri
Buka google formulir demi mengisi presensi

Ramai dalam video tapi aku tetap sendiri. Kadang duduk termangu di ruang belajar seraya bersandar di kursi.

Mempelajari sepi rasanya aku tertimpa elegi. Masa iya ilmu begitu membosankan seperti ini. 

Adakah yang salah dengan teknologi?

Aku tidak bisa berdamai dengan pandemi. Maka izinkan aku bekerja sama dengan hati.

Tugas yang Menumpuk

Matematika. Lagi, aku sakit hati dengan angka. Perkalian dan penjumlahan tidak membuat nilaiku bertambah. Fokusku terbagi-bagi dengan rasa gundah.

IPA. Pedih rasanya mata ini menyapa alam. Mengapa semuanya menuntut gagasan. Ternyata sudah masuk pula IPS dan Seni Budaya. Mata pelajaran pun jadi tema.

Sebentar-sebentar belajar alam, setengah jam lagi bermain musik.

Aku bingung. Tugas yang menumpuk membuatku rindu dengan libur sekolah.

Apakah hari esok ada liburnya?

Padahal pandemi corona meminta kita untuk berdiam di rumah. Artinya libur. Entah mengapa tugasku selalu bertambah.

Aku tidak sempat menyapa teman sekelas. Sebentar lagi pasti ia meminta kunci jawaban.

Apakah seperti itu yang namanya karakter Pancasila? Lagi, aku rindu belajar agama, belajar etika, dan duduk rapi di bangku sekolah.

Puisi Motivasi Belajar di Rumah Selama Pandemi

Puisi Motivasi Belajar di Rumah Selama Pandemi
Puisi Motivasi Belajar di Rumah Selama Pandemi. Dok. Gurupenyemangat.com

Semangat Belajar Walau Pandemi

Pensil itu masih utuh dan aku punya peruncing. Begitu juga dengan tinta pena hitam yang masih penuh.

Aku masih semangat belajar, walau di sudut jendela sudah tampak banyak virus yang menakutkan.

Benar!
Apalagi virus kalau bukan corona.

Benar-benar jahat!

Pandemi hari ini lebih kejam dari ujian sekolah. Tapi mau bagaimana. Aku harus terus menambah ilmu dan menjawab pertanyaan; besok mau jadi apa?

Dokter, atau mungkin presiden.

Aku ingin Indonesia kembali sehat, juga kita semua. Semangat belajar akan dipelihara laksana padi.

Aku tanam sendiri. Aku alirkan air irigasi. Sesudahnya ingin kumenunduk dan berterima kasih kepada guru. Mereka tak pernah lelah mengajar jarak jauh.

Berdosa jika aku tidak semangat belajar. Lalu bagaimanakah denganmu? Dan semoga, kita sama.

Kerjakan Tugasmu

Hari ini ada tugas, Bu Guru?

Tiba-tiba grup Whatsapp ramai dengan pesan
Aku turut menyimak
Ada tugas baru dari Bu Guru
Tugasnya membuat cerpen tentang Idul Adha

Mulai kepalaku bingung
Aku lapar
Haus dan ingin minum
Ilmu, maksudku

Kerjakanlah tugasmu
Walau hari ini mengantuk
Kita tidak pernah tahu kabar esok pagi
Kesempatan belajar akan terus ada
Tapi bisa saja hilang ketika kita enggan
Apalagi memilih untuk tidak melakukan

Kerjakan tugasmu
Pandemi bukanlah alasan untuk bermalas diri
Gaungkan motivasi belajar
Lihatlah dunia lalu teriak tentang impian kepada langit
Bahwa; aku ingin sukses.

***

Bagaimana, mudah-mudahan serangkaian contoh puisi tentang Pembelajaran Jarak Jauh di atas bisa meningkatkan motivasi belajarmu, ya.

Apa pun kondisi dan situasinya, kita memang harus terus menimba semangat. Belajar sekarang bisa di mana saja, kapan saja, dan juga bisa dengan siapa saja.

Berhentilah untuk berkeluh, karena berkeluh itu tiada gunanya. Okelah. Kuucapkan terima kasih telah singgah di Guru Penyemangat.

Salam.

Baca juga:

Guru Penyemangat
Guru Penyemangat Guru Profesional, Guru Penggerak, Blogger, Public Speaker, Motivator & Juragan Emas.

Posting Komentar untuk "Contoh Puisi Tentang Pembelajaran Jarak Jauh, Tumbuhkan Motivasi Belajar dari Rumah"