Fitnah Ahlas, Fitnah Sarra’, dan Fitnah Duhaima Jelang Kemunculan Dajjal
Dalam hadis Muslim (2891) dari Hudzaifah Ibnul Yaman ra diterangkan bahwa Rasulullah SAW telah membisikkan sedikit fitnah jelang datangnya Hari Kiamat. Rasulullah bersabda:
“Di antaranya ada tiga fitnah yang nyaris tak menyisakan sedikitpun. Di antara fitnah tersebut ada fitnah yang seperti angin musim panas, di antaranya ada fitnah-fitnah kecil, dan ada pula fitnah-fitnah besar.”
Ketika isyarat fitnah disandingkan dengan Hari Kiamat, maka fitnah yang dimaksudkan adalah keburukan. Keburukan tersebut bisa lahir dari rahim umat manusia sendiri serta diperankan oleh mereka yang sudah keluar dari jalan Allah SWT.
Maka dari itulah, dampak fitnah hari akhir sungguh tidaklah main-main. Keburukan ini dapat memantik terjadinya perpecahan antar umat, peperangan, hingga semakin menegaskan bahwa kehidupan dengan jalan yang benar menjadi semakin asing.
Meski begitu, kembali lagi kepada hadis di atas, bahwa isyarat 3 fitnah yang disebut Nabi Muhammad dalam kalamnya merupakan fitnah kubro alias fitnah besar yang menjadi ujian paling berbahaya bagi umat ini.
Gambarannya adalah diksi “tidak menyisakan sedikitpun” yang kemudian mengarah pada kehancuran total dengan dampak yang cukup signifikan.
Untuk lebih detailnya, dalam hadis riwayat Abu Dawud (6173) dari Abdullah bin Umar ra, dijelaskan bahwa 3 fitnah besar tersebut adalah fitnah ahlas, fitnah sarra’, dan fitnah duhaima’.
Ilustrasi Fitnah Akhir Zaman. Gambar oleh kalhh dari Pixabay |
1. Fitnah Ahlas
Sebagaimana penamaannya, fitnah Ahlas adalah fitnah yang muncul dan menerpa umat Islam dalam rentang waktu yang sangat lama. Fitnah ini hadir memecah-belah umat menjadi begitu banyak firqah sekaligus menimpakan kezaliman terhadap sebagian dari mereka.
Tanda-tanda fitnah Ahlas telah muncul sejak akhir masa sahabat dan berawal dari masa itu pulalah tersebar benih-benih perpecahan di kalangan umat.
Rasulullah SAW menerangkan lebih lanjut bahwa gambaran keburukan “Ahlas” yaitu seperti perilaku melarikan diri dan perang yang berimbas kepada disintegrasi umat Islam.
Adapun makna kedua dari Ahlas disandarkan kepada hadis riwayat Ahmad oleh Kurz bin Alqamah Al-Khuza’i yang berarti kain yang dihamparkan di lantai atau yang diletakkan di bawah kain penyeka panas.
Alhasil, dapat direngkuh gagasan bahwa satu-satunya agar seseorang selamat dari fitnah yang berkaitan dengan pertumpahan darah ini ialah dengan tetap tinggal di rumah dan menghindari aktivitas publik yang sedang berhawa keburukan.
2. Fitnah Sarra’
Kata “As-Sarra” diterangkan oleh Ibnu Manzhur sebagai kesenangan alias kenikmatan yang didapat manusia berupa rasa sehat dan lapang. Adapun salah satu makna lain dari kesenangan ialah “al-bathha” (kerikil) alias fitnah gurun pasir.
Berkisah tentang kesenangan, maka barangkali yang dimaksud oleh M. Ahmad Al-Mubayyadh ialah kenikmatan dan kemewahan yang dirasakan oleh segenap umat pada sebagian dari era kehidupannya.
Kenikmatan tersebut menghadirkan ketamakan terhadap dunia sehingga umat mulai bersikap longgar terhadapnya. Lebih lanjut, kesenangan inilah yang kemudian menjadi bibit munculnya fitnah-fitnah lain yang sangat berpengaruh terhadap keberlanjutan umat Islam.
Syahdan, seperti apa fitnah “gurun pasir” sebagaimana yang dituangkan oleh Ibnu Manzhur tadi?
Fitnah Sarra’ memiliki pengaruh hingga ke persendian umat Islam. Fitnah ini membawa pengaruh dari era penuh konflik politik menuju era konflik lainnya yang lebih buruk daripada sebelumnya.
Sudah tertebak, bukan? Ya, bakal ada manipulasi alias pihak tertentu yang mengaku berada di pihak ahlul bait demi mengobarkan api fitnah supaya lebih ganas lagi.
Saking buruknya fitnah Sarra, corak keburukan ini akan berlanjut kepada masalah politik dan kepemimpinan hingga ditunjuklah pemimpin dengan pemerintahan yang otoriter, zalim, serta berorientasi membasmi karakter umat Islam.
3. Fitnah Duhaima’
Hitam, gelap, dan pekat adalah deskripsi utama dari fitnah Duhaima’. Dengan demikian, fitnah Duhaima’ adalah fitnah gelap alias hitam yang paling berbahaya sebagai persiapan menjelang kemunculan Dajjal.
Dikatakan demikian karena fitnah Duhaima’ merupakan rangkaian akhir dari keburukan, dan berdasarkan sifatnya, fitnah inilah yang paling dekat dengan fitnah Dajjal ketika dilirik dari sifat-sifatnya. Adapun sifat fitnah Duhaima’ yang dimaksud yakni:
- Fitnah yang Bersifat Umum
Fitnah ini menerpa seluruh kaum muslimin sehingga tiap-tiap dari mereka bakal merasakan panas dari apinya sebagaimana kalam Nabi SAW:
“Tidak menyisakan seorang pun dari umat ini kecuali fitnah ini menamparnya dengan sebenar-benarnya tamparan.”
- Fitnah yang Tetap Aktual dan Terus Terjadi Berkepanjangan
Fitnah Duhaima’ terjadi dalam rentang waktu yang lama sehingga tak dapat diukur maupun dibayangkan kapan waktu berakhirnya.
Bahkan, setiap kali seseorang membayangkan bahwa fitnah ini sudah reda karena kedahsyatannya yang berkurang, tetap saja bakal muncul fitnah alias keburukan yang lebih segar, lebih kompleks, juga lebih dahsyat daripada fitnah sebelumnya. Sabda Nabi SAW:
Ketika dikatakan, “Fitnah ini sudah selesai” maka fitnah ini terus saja terjadi berkepanjangan.
- Fitnah Akurat, Berkisah Tentang Syahwat dan Syubhat
Fitnah Duhaima’ ialah fitnah hitam dan pekat yang dikelilingi oleh setan manusia dan setan jin. Pasukan keburukan ini menggunakan semua jerat syahwat sembari menebarkan syubhat.
Sungguh mengerikan! Fitnah Duhaima’ amat berat karena bakal mendegradasi kemurnian hati serta memengaruhi mindset umat terhadap sebuah fakta di sebalik peristiwa. Ditambah lagi dengan semakin menguatnya teknologi dan media selaku penyebar informasi.
Maka darinya seirama dengan kalam Nabi Muhammad:
“Sesungguhnya sebagian dari penjelasan itu adalah sihir.”
Adalah hati yang disihir dengan segenap kalimat verbal melalui media informasi demi menghasut perasaan manusia untuk memandang kebenaran sebagai kebatilan dan melirik kebatilan sebagai kebenaran sebagaimana lanjutan kalam Nabi SAW:
“Di saat fitnah itu terjadi, seseorang memasuki waktu pagi sebagai orang yang beriman, tetapi memasuk waktu sore sebagai orang kafir”.
- Fitnah sebagai Penyaring dan Pemisahan
Sejatinya fitnah Duhaima’ tiada akan berakhir kecuali setelah mayoritas umat disaring maupun dipisah.
Maksudnya, akan ada sebagian dari kelompok manusia yang semakin tertelan dengan keraguan di dalam hatinya, serta sedikit dari kelompok mereka yang imannya tetap dalam keteguhan.
Alhasil, berbahagialah mereka yang teguh karena keteguhan tersebut akan semakin meningkatkan keikhlasan beribadah kepada Allah SWT.
Pemisahan yang dimaksud adalah terpisah total antara kaum munafik dan kelompok yang beriman seutuhnya sebagaimana lanjutan kalam Nabi:
“Sampai manusia menjadi dua kelompok, kelompok iman yang tiada kemunafikan padanya dan kelompok munafik yang tiada iman padanya.”
Hadis di atas menegaskan bahwa sebelum berakhirnya fitnah Duhaima’, belum bisa dibedakan mana kelompok munafik dan mana kelompok manusia yang teguh dalam iman. Hal tersebut dikarenakan keadaan manusia yang berubah-ubah.
Sebagai fitnah jelang kedatangan Dajjal, maka fitnah Duhaima’ adalah keburukan yang paling dekat ketika disandarkan dari sifat maupun waktunya. Hal tersebut ditandai dengan penutup hadis riwayat Abu Dawud (6173):
“Apabila seperti itu keadaan kalian maka tunggulah Dajjal, pada hari itu atau esok harinya.”
Sifat krusial dari fitnah Dajjal adalah dia memiliki kemampuan yang luar biasa, pengaruh yang menggemparkan, dominasi atas seluruh belahan dunia, hingga sifat ketuhanan yang parah. Intinya, kemampuan Dajjal di zaman itu tidak tertandingi.
Pada masa itu pulalah syubhat semakin tersebar dan merajalela serta menghimpit siapa saja yang membantu mereka. Boikot akan terus terjadi baik secara ekonomi maupun bidang lainnya hingga menjadikan negara gersang, tandus, serta terus tertimpa bencana.
Nauzubillah min dzalik. Berlindung kita kepada Allah dari fitnah Dajjal. Wallahua’lam bissawab.
Taman baca:
Ensiklopedi Akhir Zaman Karya M. Ahmad Al-Mubayyadh, 2017
Baca juga:
- Berhijrah untuk Menjadi Lebih Baik, Tak Perlu Menunggu Tua
- Menjaga Lisan sebagai Cabang Iman Seorang Hamba (Disarikan dari Kitab Qomi’uth Thughyan)
- Adab Dulu Baru Ilmu, Karena Ilmu Tanpa Adab Bagaikan Api Tanpa Kayu Bakar
- 7 Dosa Tubuh Menurut Imam Al-Ghazali dalam Bidayatul Hidayah
2 komentar untuk "Fitnah Ahlas, Fitnah Sarra’, dan Fitnah Duhaima Jelang Kemunculan Dajjal"
Berkomentarlah sesuai dengan postingan artikel. Mohon maaf, link aktif di kolom komentar tidak akan disetujui.
Diperbolehkan mengutip tulisan di blog Guru Penyemangat tidak lebih dari 30% dari keseluruhan isi (1) artikel dengan syarat menyertakan sumber. Mari bersama-sama kita belajar menghargai karya orang lain :-)