Kumpulan Puisi Bulan Juni Menyentuh Hati, Jangan Tanyakan Kabar Hujan
Puisi Bulan Juni Menyentuh Hati. Dok. GuruPenyemangat.com |
Hai Sobat, Selamat Menyambut Bulan Juni ya!
Bulan Juni adalah bulan keenam dalam Kalender Masehi. Bagi beberapa orang, barangkali pergantian hari dan bulan tidaklah bermakna apa-apa. Tapi menurut Guru Penyemangat tidak selalu begitu kok.
Bulan Juni mungkin bukanlah bulan yang penuh makna, tapi kita bisa memaknai bulan ini dalam rangka menata diri, menata hati, serta menanyakan kabar tentang masa depan.
Adalah kebahagiaan tersendiri bagi Sobat yang ingin menyambut bulan Juni dengan kebahagiaan, mewanti-wanti sakitnya Juni yang kelabu, serta bersiap menanti senja yang indah.
Nah, pada kesempatan yang berbahagia ini GuruPenyemangat.com ingin menghadirkan puisi bertema bulan Juni yang singkat dan indah.
Puisi bulan Juni berikut berisi bait-bait sajak menyentuh hati dan berkisah tentang hujan, senja, nuansa kelabu serta kebahagiaan.
Mari disimak ya:
Puisi Menyambut Bulan Juni
Puisi Selamat Datang Bulan Juni. Dok. GuruPenyemangat.com |
Puisi: Selamat Datang Juni
Oleh Ozy V. Alandika
Hai Juni
Rasanya-rasanya dikau terlalu cepat datang
Di saat rasa pecahku masih terbentang
Kabar baik pun meruntuhkan hegemoni
Aku baru saja bangga menjadi mulia
Dengan semudah senyum tanpa masalah
Tapi Juni datang mengabarkan belia
Menyadarkan bahwa aku ini hanya segelintir apalah
Selamat datang bulan Juni
Dikau datang mendampingi arunika
Sejuk senang tulus menemani
Mengabarkan kepadaku untuk berhenti menerka
Masa depan memang tidak ada yang tahu
Saban hari akan terus berlalu
Jikalau aku masih betah berteman dengan dulu
Mungkin senyum ini tak akan menemui dahayu
Duhai Juni
Waktumu sungguh singkat dan bertepi
Tapi aku tak ingin kosong dan sepi
Kuharap dikau kan menemani
*
Boleh Baca: Kumpulan Puisi Tentang Ketakutan Akan Masa Depan
Puisi: Menimbun Sesal
Oleh Ozy V. Alandika
Sungguh pagi yang dingin
Ketika angin semilir menjatuhkan embun di dedaunan
Aku malah sibuk menghitung beruntai-untai penyesalan
Beribu angan beribu ingin
Duduk termangu
Syahdan meratapi diri
Entah mengapa jadi seperti ini
Seakan semua bisa selesai bersama masa tunggu
Lagi-lagi kecewa itu datang
Kadang-kadang mengajakku ke taman pusara
Membukitlah gundah nan membentang
Dengan rasa patah arang yang terus mendera
Sesal
Menyesal
Penyesalan
Entah mengapa ia terus datang dan bermunculan
Padahal aku sudah lelah
Terus melangkah memungut keringatku sendiri
Memanjat pohon-pohon impian yang berduri
Berteriak kepada semesta untuk enggan mengaku kalah
Sudahlah
Aku ingin menimbul sesal
Yang berlalu biarlah
Hati ini sudah terlanjur kesal
Untuk apa merakit tangisan seelok mungkin
Padahal aku bisa belajar bagaimana caranya tersenyum
Sesalku tak seorang pun akan ingin
Aku akan menegakkan kepala, walau pekikan kalah terus menderum
*
Puisi Tentang Hujan Bulan Juni
Puisi Tentang Hujan Bulan Juni. Dok. GuruPenyemangat.com |
Puisi: Hujan Bulan Juni
Oleh Sapardi Djoko Damono
Tak ada yang lebih tabah
dari hujan bulan Juni
Dirahasiakannya rintik rindunya
Kepada pohon berbunga itu
Tak ada yang lebih bijak
dari hujan bulan Juni
dihapusnya jejak-jejak kakinya
yang ragu-ragu di jalan itu
Tak ada yang lebih arif
dari hujan bulan Juni
dibiarkannya yang tak terucapkan
diserap akar pohon bunga itu
*
Boleh Baca: Kumpulan Puisi Tentang Sahabat Sejati, Kita adalah Sahabat Selamanya
Puisi: Kabar Hujan
Oleh Ozy V. Alandika
Hai hujan, bagaimana kabarmu
Langkahku semakin lirih mencari muara air
Pada akhirnya semua akan jatuh
Kering akan berganti menjadi basah
Tatkala awan menggelapkan putihnya
Semua orang mulai sadar tentang rasa sakit
Pedih
Perih
Serasa sejibun sesal kembali diungkit
Hai hujan, bagaimana kabarmu
Nadiku masih gemetar mengumbar harap
Pada akhirnya semua akan patah
Sekuat aku menyambut, sekuat engkau memutuskan
Kuat akan menjadi lemah
Subur akan menjadi tandus
Lurus membias
Luka menyinggung duka
Semakin sedikit inginku menanya kabar hujan
Sungguh
Karena hujan tak pernah menanya bagaimana kabarku
Kapan aku basah
Kapan aku kedinginan
Kapan aku sakit
Dan kapan aku dikepung elegi
Kabar hujan akan baik-baik saja
Begitu pula dengan kabarku nanti
Kita masih bisa berjalan bersama
Di saat apatis atau ketika kita saling bersimpati
*
Puisi: Juni Kelabu
Oleh Ozy V. Alandika
Apa mungkin Juni akan sejahat itu
Memojokkan kelam
Mengupas tulusnya rindu
Menenggelamkan bahagia menuju duka terdalam
Tiga puluh hari baru akan menjelang
Menjemput impian orang yang berlalu-lalang
Siapa yang akan tahu kapan patah hati akan berulang
Mana mungkin bahagia akan semudah itu menghilang
Tapi bulan Juni itu kadang kelabu
Manisnya rasa berganti pahit
Sepahit-pahitnya penipu
Setajam kata-kata yang membesit
Duhai Juni
Aku tidak akan sepenuhnya percaya
Cerahmu nanti memang memesona
Tapi siapa yang tahu di mana akhir dari cahaya
Perjalanan masih jauh, tapi aku akan berjuang menggapai nirwana
*
Boleh Baca: Kata-kata Mutiara Bulan Juni yang Menyentuh Hati
Puisi Tentang Senja di Bulan Juni
Puisi Tentang Senja di Bulan Juni. Dok. GuruPenyemangat.com |
Puisi: Senja di Bulan Juni
Oleh Ozy V. Alandika
Juni telah tiba
Entah mengapa aku kembali merindukan jingga
Sejuk ini mengganti rasa iba
Laksana pertama kali duduk di pinggir telaga
Sepertinya Juni membawa kabar gembira
Aku jadi tak sabar menanti senja
Senja dengan sedikit cahaya merah, tapi merona
Yang menghias matahari menjadi sedikit manja
Senja di bulan Juni
Sekilas mengajakku untuk melupakan sakitnya jatuh
Meninggalkan pedihnya rasa patah
Dan bercengkerama kembali dengan nurani
Duhai senja di bulan Juni
Aku ingin belajar kepadamu tentang penantian
Aku ingin tahu apakah benar menunggu hanya milik kesepian
Bersama kemilaumu yang berwarna-warni
Duhai senja di bulan Juni
Kelak kabarkanlah kepadaku tentang kebahagiaan
Bahwa di sebalik masa sempit itu ada kesempatan
Hingga sejauh mampumu untuk menemani
*
Boleh Baca: Kumpulan Pantun Bulan Juni, Tetaplah Bahagia Sepenuh Hati
Puisi: Bahagia yang Sesederhana Itu
Oleh Ozy V. Alandika
Bahagia itu sederhana. Ketika aku dan dirimu saling berpadu dalam satu rasa. Aku berkisah dan kau mendengarkan. Kita tidak perlu lagi bercerita tentang nostalgia.
Bahagia itu sederhana. Ketika aku dan dirimu boleh mendirikan tenda. Kita boleh berpesta. Resepsi. Dan kau akan senang karena tamu yang diundang adalah raja-raja.
Bahagia itu sederhana. Ketika aku dan dirimu bersama-sama datang ke rumah ibadah. Kau datang rapi dengan sarung. Lalu kita bermunajat kepada Ilahi dengan setulus rela.
Bahagia itu sederhana. Ketika aku dan dirimu selalu bangun lebih awal daripada fajar. Kau sibuk menggelar tikar. Melayani pelanggan. Lalu kita berdebat damai tentang cita-cita anak bangsa.
Bahagia itu sederhana. Ketika aku dan dirimu boleh duduk bersama di bangku sekolah. Ada guru tapi terkadang jam kosong. Sedikit tugas. Lalu kita tertawa gembira.
Bahagia itu sederhana. Ketika aku dan dirimu sama-sama mendapatkan kontrak kerja. Kita bisa memberikan Emak sembako. Bukan dari bansos pemerintah. Bukan pula dari sisa bantuan kuota.
Bahagia itu sederhana. Ketika aku dan dirimu bebas bertamasya. Kita pergi ke luar daerah. Bermain pasir asmara. Duduk bersandar di gubuk tua sembari meminum air kelapa muda.
Kini bahagianya kita tidak lagi sederhana. Bahagia yang sesederhana itu telah berganti dengan syair-syair ratapan.
Kini tukang siomay sudah pandai berpuisi. Mereka kesal dengan gerbang sekolah yang berlumut. Terus-menerus mengusik harapan.
Kini tukang organ tunggal juga semakin pandai bersajak. Mereka tak lagi mampu membayar uang bensin truk. Pengeras suara sudah melempem. Terlalu lama jadi pajangan.
Yang lain juga begitu. Bahagia yang sesederhana itu, kini tidak lagi terdengar sederhana.
***
Demikianlah seutas sajian Guru Penyemangat tentang kumpulan puisi tentang bulan Juni yang menyentuh hati.
Puisi tentang hujan, senja, dan kebahagiaan di bulan Juni di atas bisa Sobat bacakan dan musikalisasikan dalam rangka menyambut bulan yang baru.
Semoga menginspirasi ya
Salam.
Posting Komentar untuk "Kumpulan Puisi Bulan Juni Menyentuh Hati, Jangan Tanyakan Kabar Hujan"
Posting Komentar
Berkomentarlah sesuai dengan postingan artikel. Mohon maaf, link aktif di kolom komentar tidak akan disetujui.
Diperbolehkan mengutip tulisan di blog Guru Penyemangat tidak lebih dari 30% dari keseluruhan isi (1) artikel dengan syarat menyertakan sumber. Mari bersama-sama kita belajar menghargai karya orang lain :-)