Widget HTML #1

Enam Dasar Literasi Untuk Kemajuan Negeri

Enam Dasar Literasi Untuk Kemajuan Negeri
Enam Dasar Literasi Untuk Kemajuan Negeri. Dok. Ozy V. Alandika/Gurupenyemangat.com

Melirik indeks baca negara di seluruh dunia, Indonesia berada pada urutan 64 dari 65 negara menurut penelitian Programme for International Student Assessment (PISA) tahun 2018.

Masalah ini menjadi permasalahan klasik yang sampai saat ini belum dijumpai solusinya.

Memang sudah ada banyak orang yang merancang letak pembangunan literasi Indonesia, namun hal itu hanya menjadi wacana tanpa adanya wujud nyata. Maka di sinilah anak muda perlu mengambil peran menyelesaikan masalah yang ada.

Bangsa yang maju dibangun atas gagasan yang mendukung. Kekayaan alam perlu dieksekusi dengan perencaaan dan konsep yang matang.

Begitu pula keragaman perlu dikembangkan dan dijadikan aspek kemajuan. Semua tujuan itu bisa didapatkan dengan adanya gagasan, dan semua gagasan berasal dari pengalaman dan kebiasaan literasi yang berulang. 

Pekerjaan rumah bangsa Indonesia soal literasi tidak hanya berkutat pada pemberantasan buta aksara saja, melainkan menghasilkan gagasan-gagasan segar dari rakyat untuk mengatasi semua permasalahan bangsa.

Rakyat tidak hanya perlu disadarkan melalui kegiatan baca, lebih dari itu rakyat juga memerlukan ruang diskusi dan penyampaian aspirasi untuk menampung gagasan yang masuk.

Dengan kata lain, bangsa harus membangun jiwa kreatif, komunikatif, serta berpikir kritis sehingga dapat memenangi persaingan global. 

Untuk mewujudkan tatanan literasi yang sempurna, semua komponen dari unsur keluarga, sekolah, hingga masyarakat perlu dibangun dengan integritas tinggi.

Melalui elemen tersebut masyarakat bisa belajar menemukan gagasan, mengelola, kemudian menjalankan gagasan tersebut hingga menjadi sesuatu yang memberi kemanfaatan semua orang.

Untuk itulah penguasaan enam literasi dasar mutlak dilakukan, sehingga tidak hanya pandai membaca namun bisa melanjutkan ke tahap yang lainnya.

6 Literasi Dasar untuk Kemajuan Negeri

1. Literasi Baca Tulis

Literasi baca tulis adalah tahap paling dasar dalam literasi. Keduanya memiliki manfaat besar dalam menyerap berbagai macam informasi yang ada.

Apalagi pada era digital, informasi semakin cepat berkembang. Sehingga apabila seseorang tidak mempunyai kemampuan baca tulis, otomatis ia akan ketinggalan informasi yang ada. 

2. Literasi Numerasi

Literasi numerasi merupakan kemampuan menggunakan berbagai macam simbol dan angka-angka yang terkait dengan hitungan dasar untuk menyelesaikan masalah sehari-hari.

Kemudian mengaplikasikan informasi tersebut dalam bentuk grafik, bagan, diagram dan sebagainya untuk mempermudah dalam penyimpulan data. 

Literasi numerasi bisa diartikan sebagai kemampuan pengoperasian bilangan dalam bertransaksi setiap hari.

Misalnya dalam berbelaja, terkadang kita dilibatkan dalam angka, jumlah barang yang kita beli, harga yang harus dibayar, serta apakah uang yang kita bayarkan kurang atau lebih.

Proses ini hampir terjadi dalam setiap hari, dan oleh karenanya literasi numerasi penting untuk dikuasai. 

3. Literasi Sains

Literasi sains dapat diartikan sebagai kemampuan untuk menyelesaikan, mengidentifikasi, serta menjelaskan permasalahan secara ilmiah.

Dengan ini, masyarakat digiring untuk berpikir kritis tentang asal usul terjadinya suatu hal. Kemudian menjelaskan asumsi mereka tentang suatu hal tersebut.

4. Literasi Finansial

Kemampuan ini akan membantu penggunannya dalam mengambil keputusan secara tepat. Mengelola finansial dengan memperhatikan keuntungan dan risiko kerugian yang ada.

Sehingga seseorang bisa mengatur pola pemasukan dan pengeluaran sesuai dengan kondisi kehidupannya.

Dengan kemampuan ini, setiap individu maupun kelompok dapat berperan dalam suatu kelompok besar untuk kemajuan bersama. 

5. Literasi Digital

Literasi digital merupakan kemampuan mengakses dan menggunakan informasi dari tempat manapun dengan menggunakan komputer.

Untuk menguasai literasi digital, seseorang akan dihadapkan terlebih dahulu tentang bagaimana cara mengoperasikan perangkat lunak. 

Dalam pesatnya teknologi informasi saat ini, setiap indivu dituntut cepat mencari serta mengolah informasi.

Di zaman digital, informasi tidak lagi terpusat pada koran atau pun buku, namun dalam sebuah wadah yang bernama internet semua akses informasi bisa dengan mudah didapatkan di sana.

Oleh karenanya, penguasaan kemampuan ini bersifat mutlak untuk menghadapi arus dunia yang semakin menuju arah kemajuan informasi. 

Boleh Baca: Simak 10 Etika Berkomunikasi dalam Pembelajaran Daring

6. Literasi Budaya dan Kewargaan

Sebagai negara multikultural, Indonesia memiliki ribuan budaya. Hampir di setiap daerah terdapat suatu kebudayaan yang menjadi ciri khas dari daerah tersebut.

Namun kebudayaan yang bermacam-macam dapat menjadi akar permusuhan. Individu yang memiliki ego tinggi serta mempunyai sifat intoleran bisa menjadi awal pertengkaran yang menyebabkan kehancuran bangsa. 

Maka literasi budaya dan kewargaan menjadi jembatan penghubung antara dua individu yang berbeda. Mereka akan diajarkan bagaimana cara menyikapi perbedaan yang ada.

Menjalankan kebudayaan masing-masing tanpa adanya rasa kemarahan. Sehingga perbedaan yang ada tidak akan menjadi masalah keamanan bagi bangsa Indonesia.     


*

Enam dasar literasi inilah yang menjadi awal perlawanan bangsa terhadap kebodohan. Bangsa Indonesia akan dibangun di atas gagasan-gagasan segar berkemajuan.

Setiap orang akan memiliki sifat kritis, cermat, serta mampu menghadapi setiap tantangan. Harapannya, dengan penguasaan enam literasi dasar ini, Indonesia mampu menjadi negara terdepan dalam segala aspek yang ada.*

Boleh Baca: 9 Kompetensi Utama Pembelajar Zaman Now

Semoga bermanfaat.
Salam.

Ditulis oleh: Muhammad Nur Faizi

Guru Penyemangat
Guru Penyemangat Guru Profesional, Guru Penggerak, Blogger, Public Speaker, Motivator & Juragan Emas.

2 komentar untuk "Enam Dasar Literasi Untuk Kemajuan Negeri"

Comment Author Avatar
Sefakyaaat, Pak Guru. Lucunya anak-anak itu,yang depan mirip kecilannya teman saya OVA.
Comment Author Avatar
Ahsiyyap Bu. Mampir ke SD sini Bu biar nostalgia 😄

Berkomentarlah sesuai dengan postingan artikel. Mohon maaf, link aktif di kolom komentar tidak akan disetujui.

Diperbolehkan mengutip tulisan di blog Guru Penyemangat tidak lebih dari 30% dari keseluruhan isi (1) artikel dengan syarat menyertakan sumber. Mari bersama-sama kita belajar menghargai karya orang lain :-)