Widget HTML #1

Teks Khutbah Jumat Bulan Rajab 1445 H Tentang Shalat Singkat Tahun 2024

Teks Khutbah Jumat Bulan Rajab Tentang Shalat
Teks Khutbah Jumat Bulan Rajab Tentang Shalat. Dok. Gurupenyemangat.com

Bismillahirrohmanirrohiim.

Alhamdulillah ya Sobat Guru Penyemangat, dalam momentum bulan Rajab 1445 Hijriah ini kita masih diberi kesehatan dan kesempatan untuk meningkatkan iman dan ketakwaan.

Pada bulan Rajab, ada begitu banyak amalan sunnah yang bisa kita kerjakan. Terang saja, sebentar lagi Ramadan bakal tiba, kan?

Nah, kali ini Gurupenyemangat.com ingin menghadirkan contoh khutbah Jumat bulan Rajab singkat untuk kebutuhan khotib.

Contoh teks khutbah Jumat bulan Rajab 1445 Hijriah tahun 2025 ini membahas tentang shalat bagaikan kelapa yang dilengkapi dokumen PDF.

Mari disimak terlebih dahulu ya:

Teks Khutbah Jumat Bulan Rajab 1445 H Tentang Shalat Bagaikan Kelapa

Contoh Khutbah Jumat Bulan Rajab Tentang Shalat
Contoh Khutbah Jumat Bulan Rajab Tentang Shalat. Dok. Gurupenyemangat.com

Khutbah Pertama:

إِنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَاا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا مَنْ 

يَهْدِهِ اللهُ فَلَا مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلَاهَادِيَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَححْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ صَلَّى اللهُ وَسَلَّمَ عَلَيْهِ وَعَلَى آلِهِ وَصَححْبِهِ أَجْمَعِيْن

اللّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلىَ آلِهِ وَأَصْحَابِهِ الأَخْيَارِ وَمَنْ تَبِعَهُ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ القِيَامَة.

أَمَّا بَعْدُ: أُوْصِيْكُمْ بِتَقْوَى اللهِ فَقَدْ فَازَ المُتَّقُوْنَ.

قَالَ الله تَعَالَى: اَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ. بِسْمِ الله الرَّحْمنِ الرَّحِيْم:

  يَا أَيُّهاَ الَّذِيْنَ ءَامَنُوا اتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنتُمْ مُّسْلِمُووْنَ.  

وَ قَالَ اللهُ تَعَالَى فِى القُرْآنِ الكَرِيْم:

حَٰفِظُواْ عَلَى ٱلصَّلَوَٰتِ وَٱلصَّلَوٰةِ ٱلۡوُسۡطَىٰ وَقُومُواْ لِلَّهِ قَٰنِتِينَ.

Jamaah Shalat Jumat yang InsyaAllah dirahmati oleh Allah SWT;

Mengawali khutbah Jumat fi hadzal yaum, marilah kita berucap syukur alhamdulillah atas kehadirat Allah SWT yang telah memberikan kita nikmat iman, nikmat islam, nikmat sehat dan terutama nikmat kesempatan sehingga kita bisa berkumpul di masjid yang kita cintai ini dalam rangka menunaikan shalat Jumat berjamaah.

Sholawat beriring salam mari kita hadiahkan kepada Nabiyullah SAW. Akhirul Anbiya, Muhammad al-Mustofa dengan Al-Quran sebagai mukjizat terbesar. Semoga dengan rajinnya lidah ini bershalawat kita akan mendapat pertolongan beliau di Hari Akhir nanti.

Jamaah Shalat Jumat yang Dirahmati oleh Allah Azza wa Jalla;

Pada kesempatan bulan Rajab 1445 Hijriah di tahun 2024 ini, khotib ingin mengajak diri khotib sendiri dan segenap jamaah sekalian untuk mari kita tingkatkan iman dan takwa kita kepada Allah SWT.

Takwa dengan sesungguh-sungguh takwa, melaksanakan segala perintah Allah dan menjauhi segala apa yang dilarang Allah SWT.

Pada kesempatan kali ini, khotib akan menyampaikan khutbah Jumat Bulan Rajab dengan judul “Shalat Bagaikan Kelapa”

Sidang Jum'at yang berbahagia;

Alhamdulillah pada kegiatan ibadah shalat Jum'at berjamaah kali ini kita sudah berada di tengah-tengah salah satu bulan yang dimuliakan Allah, yakni bulan Rajab 1445 Hijriah tahun 2024.

Sejatinya salah satu wujud dari keistimewaan dari bulan Rajab ialah karena di dalamnya terjadi dua peristiwa yang luar biasa, yakni Isra' dan Mi'raj Rasulullah SAW dari Masjidil Haram ke masjidil Aqsha dan dari masjidil Aqsha menuju Sidratul Muntaha.

Kejadian besar sekaligus bersejarah ini terukir dalam kitab suci Al-Quran tepatnya dalam Surah al-Isra' ayat 1.

سُبۡحَٰنَ ٱلَّذِيٓ أَسۡرَىٰ بِعَبۡدِهِۦ لَيۡلٗا مِّنَ ٱلۡمَسۡجِدِ ٱلۡحَرَامِ إِلَى ٱلۡمَسۡجِدِ ٱلۡأَقۡصَا ٱلَّذِي بَٰرَكۡنَا حَوۡلَهُۥ لِنُرِيَهُۥ مِنۡ ءَايَٰتِنَآۚ إِنَّهُۥ هُوَ ٱلسَّمِيعُ ٱلۡبَصِيرُ  [الإسراء1:]

Bacaan Latin: Subhanalladzii asroo bi’abdihii lailam-minal masjidil haroomi ilal masjidil aqsholladzii baaroknaa haulah, linuriyahuu min aayaatinaa, innahuu huwas samii’ul basiir.

Artinya: Maha Suci Allah, yang telah memperjalankan hamba-Nya pada suatu malam dari Al Masjidil Haram ke Al Masjidil Aqsha yang telah Kami berkahi sekelilingnya agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian dari tanda-tanda (kebesaran) Kami. Sesungguhnya Dia adalah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.

Hadiri Jamaah Shalat Jumat yang berbahagia;

Menyimak ayat di atas, hal pertama yang barangkali langsung bisa kita cermati adalah; Allah telah menunjukkan kebesarannya kepada manusia dengan melakukan sesuatu yang berada di luar hukum-hukum thabi`i (hukum alam), di luar kemampuan nalar kita pada umumnya.

Di sanalah kesempatan kita untuk kembali meninggikan syukur kepada Allah, serta tak lupa memetik substansi dari perjalanan Nabi SAW.

Sidang Jum'at rahimakumullah;

Lebih lanjut, inti dari dari pertemuan Allah dan Nabi Muhammad di Sidratul Muntaha adalah diturunkannya perintah melaksanakan shalat lima waktu.

Saking pentingnya perintah shalat ini bagi manusia, hadirlah perumpamaan “Ash-shalatu `imaduddin”, yang berarti shalat adalah tiang agama.

Jika tiang tersebut rusak, berdiri miring, atau kurang sempurna maka agama seseorang pun dikhawatirkan akan roboh atau tidak sempurna.

Meski demikian, shalat di sini bukan hanya sebagai gerakan dan bacaan dalam bentuk verbal saja melainkan juga sebagai sarana pembentukan identitas moral dan karakter sosial.

Hubungan kausalitas alias hubungan sebab akibat antara shalat dengan tanggungjawab sosial ini digambarkan oleh Allah dalam Al-Qu'ran surah Al-Ankabut ayat 45:

ٱتۡلُ مَآ أُوحِيَ إِلَيۡكَ مِنَ ٱلۡكِتَٰبِ وَأَقِمِ ٱلصَّلَوٰةَۖ إِنَّ ٱلصَّلَوٰةَ تَنۡهَىٰ عَنِ ٱلۡفَحۡشَآءِ وَٱلۡمُنكَرِۗ وَلَذِكۡرُ ٱللَّهِ أَكۡبَرُۗ وَٱللَّهُ يَعۡلَمُ مَا تَصۡنَعُونَ  [العنكبوت45]

Bacaan Latin: Utlu maa-uhiya ilaika minal kitaabii wa-aqimisholaaah, innas-sholaata tanhaa ‘anilfahsyaa-iwal munkar, waladzikrullahi akbar, wallaahu ya’lamu maa tashna’uun.

Artinya: Bacalah apa yang telah diwahyukan kepadamu, yaitu Al Kitab (Al Quran) dan dirikanlah shalat. Sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan-perbuatan) keji dan mungkar. Dan sesungguhnya mengingat Allah (shalat) adalah lebih besar (keutamaannya dari ibadat-ibadat yang lain). Dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan.

Boleh Baca: Teks Khutbah Jumat Bulan Rajab 1445 Hijriah Terbaru

Jamaah Jum'at yang InsyaAllah dirahmati oleh Allah SWT;

Bersandar pada ayat di atas, tampak terang bahwa ibadah shalat memiliki kaitan dengan "tanha 'anil fakhsya wal munkar alias pencegah segala bentuk perbuatan keji dan kemungkaran.

Dengan kata lain, shalat yang sempurna dapat membentuk pribadi yang bersih serta melahirkan kekuatan untuk senantiasa ber-fastabiqul khairat alias berlomba-lomba dalam berbuat kebajikan.

Namun, melihat keadaan di hari ini, agaknya implementasi shalat yang utuh dan sempurna belumlah terlaksana.

Berkembang suburnya budaya korupsi, penimbunan masker ketika corona melonjak, penimbunan minyak goreng gara-gara harganya meroket, kolusi, kekerasan, kezaliman, dan lain sebagainya merupakan sebuah fenomena yang sangat memprihatinkan jika mengingat penduduk Indonesia mayoritas beragama Islam.

Dari fenomena nyata tersebut, kita bisa merengkuh simpul bahwa shalat masih dipandang sebagai ritual ibadah formalitas belaka; tidak ada kaitannya dengan masyarakat dan lingkungan hidup manusia.  

Jikalau shalat ini dianalogikan dengan sesuatu, maka ia seperti kelapa yang mempunyai banyak unsur atau lapisan.

Kelapa terdiri atas kulit, tempurung, hingga isi. Tapi, itu masihlah sekadar teori. Demi mendapatkan hasil dari kelapa kita masih memerlukan kerja keras yaitu harus diparut kemudian diperas, kemudian dimasak lagi untuk mendapat minyaknya. 

Tidak berbeda dengan shalat, artinya bahwa shalat bukanlah sekadar teori dan gerakan, bacaan, syarat-syarat ruku, sujud serta lain-lain melainkan ada yang terkandung dalam shalat itu sendiri.

Ya, hakikat shalat yang ingin diaplikasikan dalam keseharian yaitu hablum minallah dan hablum minannas.

Tapi lagi-lagi hal tersebut memang sangat silit dan melalui proses yang panjang sebagaimana kelapa tadi. 

Kalau hubungan kita kepada Allah senantiasa baik, dan hubungan kepada manusia baik, maka secara pasti tidak akan terjadi kemungkaran seperti tidak menipu orang lain, tidak mengambil hak orang lain, berusaha menghindari konplik, spekulasi dan lain-lain.  

Shalat sebenarnya tidak berat salat itu sangat mudah, karena ia bukan sesuatu bisa ditimbang yang memerlukan alat timbang, bukan juga suatu beban yang memerlukan energi untuk mengangkatnya, bukan juga sesuatu pekerjaan yang menyita waktu yang berjam-jam.

Boleh Baca: Shalat Sebagai Ibadah Penghapus Dosa dan Kesalahan

Shalat bukan juga sesuatu pekerjaan yang dikerjakan dengan pakaian yang kotor bahkan diwajibkan bersih dan semua orang suka bersih dan rapi.

Shalat bukan juga pekerjaan yang dikerjakan di bawah terik matahari, hujan, bukan juga pekerjaan yang dikerjakan ditempat yang gelap.

Shalat bukan juga sesuatu pekerjaan yang jauh dari tempat tinggal yang memerlukan transportasi, bukan juga suatu pekerjaan yang harus mengeluarkan uang untuk mengerjakannya, bukan juga pekerjaan yang melibatkan orang lain dan sebagainya.

Walau begitu, agaknya masih banyak dari kita yang masih lalai dalam menjalankan shalat yang wajib, menunda-nunda mengerjakan shalat, bahkan ada pula yang semangat untuk shalat hanya demi pamer.

Padahal Allah telah mengkategorikan orang yang lalai dalam shalat sebagai pendusta agama sebagaimana yang ditegaskan dalam Surah Al-Maun ayat 4-5:

فَوَيۡلٞ لِّلۡمُصَلِّينَ .ٱلَّذِينَ هُمۡ عَن صَلَاتِهِمۡ سَاهُونَ  [المـاعون:4-5]

Bacaan Latin: Fawailul-lilmusholliin, alladziinahum ‘an sholaatihim saahuun.

Artinya: Maka kecelakaanlah bagi orang-orang yang shalat, (yaitu) orang-orang yang lalai dari shalatnya.

Hadirin Shalat Jumat yang berbahagia;

Pada momentum bulan Rajab tahun 1444 Hijriah ini, marilah kita tata kembali konsistensi ibadah, terutama ibadah shalat.

Shalat yang 5 adalah kewajiban yang semestinya kita jadikan sebagai kebutuhan. Oleh karena itu, konsistensi shalat akan terus terjaga ketika kita padukan dengan kesabaran.

Selain itu, marilah kita hayati nilai-nilai keimanan dan ketakwaan secara maksimal, agar tiap-tiap diri semangat semangat dalam melaksanakan perintah Allah SWT. Cukuplah Allah sebagai penolong kita, dan jadikanlah shalat dan sabar sebagai penolong kita baik di dunia maupun di akhirat.

*

بَارَكَ اللهُ لِي وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ. وَنَفَعَنِي وَاِيِّاكُمْ بما فيه مِنَ الآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ. وَتَقَبَّلْ مِنِّيْ وَمِنْكُمْ تِلاوَتَهُ اِنّهُ هُوَاْلغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ

Khutbah Kedua:

اَلْحَمْدُ للهِ عَلىَ اِحْسَانِهِ وَالشُّكْرُ لَهُ عَلىَ تَوْفِيْقِهِ وَاِمْتِنَانِهِ. وَاَشْهَدُ اَنْ لاَ اِلَهَ اِلاَّ اللهُ وَاللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَاَشْهَدُ اَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الدَّاعِى اِلىَ رِضْوَانِهِ.

اللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وِعَلَى اَلِهِ وَاَصْحَابِهِ وَسَلِّمْ تَسْلِيْمًا كِثيْرًا.

اَمَّا بَعْدُ. فَياَ اَيُّهَا النَّاسُ اِتَّقُوااللهَ فِيْمَا اَمَرَ وَانْتَهُوْا عَمَّا نَهَى

وَاعْلَمُوْا اَنَّ اللهّ اَمَرَكُمْ بِاَمْرٍ بَدَأَ فِيْهِ بِنَفْسِهِ وَثَـنَى بِمَلآ ئِكَتِهِ بِقُدْسِهِ 

وَقَالَ تَعاَلَى اِنَّ اللهَ وَمَلآ ئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلىَ النَّبِى يآ اَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا

اللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلِّمْ وَعَلَى آلِ سَيِّدِناَ مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَنْبِيآئِكَ وَرُسُلِكَ وَمَلآئِكَةِ اْلمُقَرَّبِيْنَ وَارْضَ اللّهُمَّ عَنِ اْلخُلَفَاءِ الرَّاشِدِيْنَ اَبِى بَكْرٍوَعُمَروَعُثْمَان وَعَلِى وَعَنْ بَقِيَّةِ الصَّحَابَةِ وَالتَّابِعِيْنَ وَتَابِعِي التَّابِعِيْنَ لَهُمْ بِاِحْسَانٍ اِلَىيَوْمِ الدِّيْنِ وَارْضَ عَنَّا مَعَهُمْ بِرَحْمَتِكَ يَا اَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ.

اَللهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَاْلمُؤْمِنَاتِ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَاْلمُسْلِمَاتِ اَلاَحْيآءُ مِنْهُمْ وَاْلاَمْوَاتِ اللهُمَّ اَعِزَّ اْلاِسْلاَمَ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَأَذِلَّ الشِّرْكَ وَاْلمُشْرِكِيْنَ وَانْصُرْ عِبَادَكَ اْلمُوَحِّدِيَّةَ وَانانْصُرْ مَنْ نَصَرَ الدِّيْنَ وَاخْذُلْ مَنْ خَذَلَ اْلمُسْلِمِيْنَ وَ دَمِّرْ اَعْدَاءَالدِّيْنِ وَاعْلِ كَلِمَاتِكَ اِلَى يَوْمَ الدِّيْنِ.

اَللَّهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا اْلبَلاَءَ وَاْلوَبَاءَ وَالزَّلاَزِلَ وَاْلمِحَنَ وَسُوْءَ اْلفِتْنَةِ وَاْلمِحَنَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ عَنْ بَلَدِنَا اِنْدُونِيْسِيَّا خآصَّةً وَسَائِرِ اْلبُلْدَانِ اْلمُسْلِمِيْنَ عآمَّةً يَا رَبَّ اْلعَالَمِيْنَ.

رَبَّنَا ظَلَمْنَا اَنْفُسَنَاوَاِنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُوْنَنَّ مِنَ اْلخَاسِرِيْنَ.

لَّآ إِلَٰهَ إِلَّآ أَنتَ سُبۡحَٰنَكَ إِنِّي كُنتُ مِنَ ٱلظَّٰلِمِينَ  أللَّهُمَّ بَارِكْ لَنَا فِيْ رَجَبَ وَشَعْبَانَ وَبَلِّغْنَا رَمَضَان

رَبَّنَا آتِناَ فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى اْلآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّار 

عِبَادَاللهِ

اِنَّ اللهَ يَأْمُرُنَا بِاْلعَدْلِ وَاْلاِحْسَانِ وَإِيْتآءِ ذِى اْلقُرْبىَ وَيَنْهَى عَنِ اْلفَحْشآءِ وَاْلمُنْكَرِ وَاْلبَغْي يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ وَاذْكُرُوااللهَ اْلعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوْهُ عَلىَ نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ اَكْبَرْ 

***

Download Khutbah Jumat Bulan Rajab Tentang Shalat PDF

Untuk memudahkan para khotib di mana pun Sobat berada, berikut Guru Penyemangat sudah siapkan link unduhan dokumen khutbah Jumat bulan Rajab 1444 Hijriah yang membahas tentang pentingnya shalat.

Dokumen berikut sudah dilengkapi dengan khutbah pertama, khutbah kedua, serta juga Guru Penyemangat tambahkan doa bulan Rajab di akhir khutbah kedua.

Silakan klik tombol download untuk mendapatkan dokumen PDF-nya.

Khutbah Jumat Bulan Rajab Tentang Shalat PDF

***

Boleh Baca: Khutbah Jumat Motivasi Hidup Adalah Al-Quran

Nah, demikianlah tadi sajian Guru Penyemangat tentang khutbah Jumat bulan Rajab dengan isi materi Shalat Bagaikan Kelapa yang singkat dan cocok untuk disampaikan oleh khotib.

Mudah-mudahan bermanfaat ya
Salam.

Guru Penyemangat
Guru Penyemangat Guru Profesional, Guru Penggerak, Blogger, Public Speaker, Motivator & Juragan Emas.

1 komentar untuk "Teks Khutbah Jumat Bulan Rajab 1445 H Tentang Shalat Singkat Tahun 2024"

Berkomentarlah sesuai dengan postingan artikel. Mohon maaf, link aktif di kolom komentar tidak akan disetujui.

Diperbolehkan mengutip tulisan di blog Guru Penyemangat tidak lebih dari 30% dari keseluruhan isi (1) artikel dengan syarat menyertakan sumber. Mari bersama-sama kita belajar menghargai karya orang lain :-)