Widget HTML #1

Ini 5 Alasan Mengapa Pola Hidup Sederhana Saat Ini Sulit untuk Kita Jumpai

Alasan Mengapa Pola Hidup Sederhana Saat Ini Sulit untuk Kita Jumpai
Alasan Mengapa Pola Hidup Sederhana Saat Ini Sulit untuk Kita Jumpai. Gambar oleh nugroho dwi hartawan dari Pixabay 

Hai, Sobat Guru Penyemangat. Kira-kira mengapa ya pola hidup sederhana saat ini sulit sekali kita jumpai?

Tentu ada banyak alasan mengapa orang-orang mulai mengubah kebiasaan hidupnya dari hidup sederhana menjadi hidup sesuai keinginannya.

Hari ini maunya begini, besok maunya begitu. Lusa maunya seperti ini, minggu depan sudah berubah menjadi seperti itu.

Entahlah, namanya juga manusia.

Berikut Gurupenyemangat.com sajikan beberapa alasan mengapa saat ini pola hidup sederhana cukup sulit untuk kita temui.

Alasan Mengapa Pola Hidup Sederhana Saat Ini Sulit untuk Kita Jumpai

Mengapa Pola Hidup Sederhana Saat Ini Sulit untuk Kita Jumpai
Mengapa Pola Hidup Sederhana Saat Ini Sulit untuk Kita Jumpai. Gambar oleh mohamed Hassan dari Pixabay 

1. Gengsi

Salah satu hal terbesar di dunia ini yang mampu merusak pola hidup sederhana pada diri seseorang ialah gengsi.

Sebagaimana kita ketahui, gengsi menurut KBBI adalah harga diri, martabat, atau kehormatan. Sayangnya, sebagian orang memahami pengertian gengsi hanya dari segi rupa dan penampilan.

Misalnya ketika si A menghadiri pesta ulang tahun temannya. Karena sebelumnya di sekolah ada teman lain yang bercerita bakal mengenakan baju baru di acara pesta, si A yang gengsi akhirnya membongkar tabungan untuk ikut cari baju.

Padahal? Tidak harus mengenakan baju baru untuk datang ke acara bahagianya teman. Toh, baju rapi dan bersih sebenarnya sudah cukup. Tapi karena gengsi, semua jadi terasa kurang.

2. Terlalu Sering Melihat ke “Atas”

Ke “atas” yang dimaksud di sini ialah sesuatu yang lebih dari apa yang kita dapatkan hari ini.

Pada dasarnya, kita menyadari bahwa manusia itu tidak pernah puas. Sudah dapat Rp1.000, maunya Rp10.000. Sudah dapat Rp100.000, maunya Rp1 juta. Terus-menerus seperti itu.

Gara-gara terlalu sering melihat ke “atas”, seseorang akan terus merasa bahwa apa yang ada pada dirinya saat ini masihlah kurang.

Lama-kelamaan, perilaku seperti ini akan merusak pola hidup sederhana dan menjadikan seseorang lebih dekat dengan keborosan.

Kalau kita terbiasa melihat ke "bawah" alias melihat orang-orang yang kekurangan, walaupun nanti sudah kaya kita akan tetap rendah hati alias tawaduk.

Boleh Baca: Contoh Perilaku Tanggung Jawab dan Tawaduk dalam Kehidupan Sehari-hari

3. Pergaulan yang Kurang Sehat

Pergaulan yang kurang sehat adalah salah satu alasan mengapa pola hidup sederhana sulit untuk kita jumpai di saat sekarang ini.

Mengapa kok begitu?

Sesungguhnya manusia itu adalah makhluk sosial yang selalu membutuhkan orang lain.

Beberapa orang kadang rela mengubah gaya hidupnya hanya agar bisa tetap berteman dengan orang lain, atau agar temannya tidak kecewa.

Bayangkan bila kemudian teman-teman kita adalah orang yang boros dan suka berfoya-foya. Hanya dengan bekal kata-kata “demi teman”, seseorang bisa dengan mudahnya meninggalkan pola hidup sederhana.

4. Naik Gaji Naik Gaya

Salah satu penyebab lain mengapa orang mengubah pola hidupnya menjadi tidak sederhana lagi ialah karena bertambahnya penghasilan.

Karena pendapatan harian maupun bulanan sudah naik, maka muncul keinginan-keinginan baru terutama untuk bisa tampil lebih bergaya.

Ya, beberapa orang yang kita jumpai sering kali menginginkan untuk berpenampilan rupawan. Dan sedihnya, sebagian orang malah rela mengorbankan isi dompetnya hanya demi dipandang “berada” alias “berpunya” oleh orang lain.

Padahal? Ya biasa saja. (Mohon maaf) miskin malah.

5. Sulit Membedakan Mana Kebutuhan dan Mana Keinginan

Apakah Sobat Guru Penyemangat ingin memiliki mobil mewah? Pasti ingin, kan. Tapi, apakah memiliki mobil mewah adalah kebutuhan kita hari ini?

Belum tentu. Atau mungkin, kita malah belum membutuhkannya.

Inilah fenomena yang sering kali kita temui saat ini terutama di lingkungan sekitar kita. Banyak orang sulit untuk membedakan mana yang menjadi kebutuhan dan mana yang menjadi keinginan.

Sebagai contoh; membeli baju baru bisa menjadi kebutuhan bila kita ingin masuk sekolah atau tidak punya baju baru.

Tapi bila di rumah masih banyak baju yang masih bagus, tentu membeli baju baru bukanlah menjadi kebutuhan kita saat ini, kan?

Nah, sulitnya membedakan antara kebutuhan dengan keinginan bisa menjadi salah satu alasan mengapa pola hidup sederhana sulit untuk kita jumpai di era digital seperti saat sekarang ini.

Boleh Baca: Cerita Motivasi Hidup Sederhana Singkat

Cara Membiasakan Pola Hidup Sederhana

Cara Membiasakan Pola Hidup Sederhana
Cara Membiasakan Pola Hidup Sederhana. Dok. Kemendikbud

Sebenarnya, bagaimana cara memulai hidup sederhana yang baik dan benar itu?

Agaknya Sobat Guru Penyemangat mulai menerka-nerka bahwa hidup sederhana itu tidaklah bisa dilakukan sekali jalan.

Benar sekali bahwa hidup sederhana itu merupakan pola, dan pola bakal terbentuk karena adanya kebiasaan.

1. Bersyukur dan Merasa Cukup

Cara pertama yang bisa kita tempuh agar terbiasa untuk hidup sederhana ialah sering-sering bersyukur.

Dengan bersyukur, hati ini akan terasa lapang dan kita akan terbiasa merasa cukup dengan rezeki maupun nikmat yang Allah berikan.

Sebagaimana yang tertuang dalam Al-Quran Surah Ibrahim ayat 7, bila kita bersyukur, maka Allah akan tambahkan nikmat untuk kita.

2. Berempati

Seseorang tergiur untuk hidup mewah dan hidup boros bisa jadi disebabkan oleh kesibukannya dalam melihat dirinya sendiri.

Terang saja, kalau kita melihat diri sendiri, sering kali terasa bahwa penampilan di badan ini banyaklah kurangnya daripada lebihnya. Inilah alamat bahaya, bahwa akan timbul rasa tak pernah cukup.

Maka dari itu, penting bagi kita untuk meningkatkan empati. Empati ialah merasakan apa yang dirasakan orang lain.

Dengan berempati, kita akan lebih tertata untuk hidup sederhana karena di luar sana masih banyak saudara-saudara kita yang hidup berkekurangan.

3. Berkumpul dengan Orang-orang Sederhana

Cara membiasakan pola hidup sederhana yang berikutnya ialah berteman dan berkumpul dengan orang-orang yang sederhana.

Ya, sebaiknya Sobat Guru Penyemangat jangan berteman dengan orang-orang yang kaya saja. Kita boleh pilih-pilih teman, tapi jangan mengkategorikan teman berdasarkan kaya atau miskinnya.

Kita boleh berteman kepada siapa saja, termasuk orang-orang sederhana. Dengan begitu, kita bisa belajar hidup sederhana, hidup hemat, dan bahkan lebih tergugah untuk berbagi kebaikan.

4. Mengutamakan Kebutuhan dan Menekan Keinginan

Karena hidup sederhana itu berada di antara hidup berlebihan dan kikir, maka hal terpenting yang perlu kita cermati ialah kebutuhan.

Agar terbiasa hidup sederhana, maka kita perlu mengelola keinginan dan mendahulukan kebutuhan. Berpikirlah dua kali untuk melakukan atau membeli sesuatu.

Bukan berarti kita tidak boleh membeli yang kita inginkan, tapi, telaah pula kebermanfaatannya, dan tanyakan kepada diri; apakah kita butuh dengan barang tersebut, atau malah tidak?

Boleh Baca: Antara Kebutuhan dan Keinginan, Ibarat Mengelola Rasa Cinta dan Benci

5. Mulai Sejak Dini

Hidup sederhana itu tidak bisa dilakukan hanya sekali saja. Yang namanya perilaku itu bermula dari kebiasaan, dan kebiasaan adalah perbuatan yang dilakukan berulang-ulang.

Supaya terbiasa hidup sederhana, kita sebaiknya mulai mengajarkan perilaku hemat dan tidak boros kepada anak-anak sejak usia dini, supaya ketika dewasa nanti mereka akan terbiasa.

***

Nah, demikianlah tadi segenap sajian Guru Penyemangat tentang alasan mengapa pola hidup sederhana sulit dijumpai lengkap dengan cara membiasakan hidup sederhana.

Semoga bermanfaat ya
Salam.

Guru Penyemangat
Guru Penyemangat Guru Profesional, Guru Penggerak, Blogger, Public Speaker, Motivator & Juragan Emas.

Posting Komentar untuk "Ini 5 Alasan Mengapa Pola Hidup Sederhana Saat Ini Sulit untuk Kita Jumpai"