Widget HTML #1

Cerita Motivasi Hidup Sederhana yang Singkat: Bahagia dalam Cukup

Cerita Motivasi Hidup Sederhana yang Singkat
Cerita Motivasi Hidup Sederhana yang Singkat. Gambar oleh Haynie C. dari Pixabay

Hai, Sobat Guru Penyemangat, menurutmu apa yang dimaksud dengan perilaku hidup sederhana?

Sejatinya, hidup sederhana itu adalah hidup yang merasa cukup. Sederhana berada di tengah-tengah, tepat di antara boros dan kikir.

Hidup sederhana bukan berarti miskin, sehingga baik orang kaya maupun orang bisa bisa mengamalkan pola hidup sederhana.

Syahdan, seperti apa pola hidup sederhana itu?

Menurut Guru Penyemangat, pola hidup sederhana disesuaikan dengan kebutuhan kita masing-masing. Misalnya ketika kita jajan sate.

Satu porsi sate dirasa cukup untuk satu orang. Sedangkan tiga porsi sate dirasa terlalu boros bila dikonsumsi untuk diri sendiri.

Nah, pada kesempatan ini Guru Penyemangat bakal menghadirkan cerita motivasi tentang hidup sederhana.

Contoh cerita pendek motivasi hidup sederhana berikut ditulis singkat dan semoga dapat menginspirasi karena dekat dengan kehidupan sehari-hari.

Mari disimak ya:

Cerita Motivasi Hidup Sederhana: Bahagia dalam Cukup

“Ehem, esok sore di kota kita ada pameran pakaian, kan? Nah, saatnya borong baju lagi nih!”

Masih juga hari Rabu, tapi Rafli sudah sibuk memikirkan hari esok. Bukannya membahas kegiatan yang bermanfaat, ia malah sedang mencari solusi tentang bagaimana caranya menghabiskan uang.

Ya, Rafli memang pemuda yang kaya. Boleh dibilang, ia kaya sejak lahir karena berasal dari keluarga konglomerat. Mungkin, hartanya tidak akan habis hingga 7 turunan.

Rumahnya mewah. Bahkan, di umur yang belum genap 20 tahun Rafli sudah diizinkan mengendarai mobil mewah.

Saban hari ia habiskan untuk jalan-jalan, nongkrong bersama teman, nonton, hingga makan-makan sepuasnya.

Dalam satu minggu, Rafli dan teman-temannya bisa mengunjungi hingga 5 restoran mewah. Cara ia memesan makanan pun tak tanggung-tanggung.

Ia penuhi meja makan, dan sering kali meja tersebut masih penuh dengan makanan sisa karena Rafli dan teman-temannya tidak mampu lagi menghabiskan makanan.

“Ia nih, Bro. Nanti loe traktir kita ya…” jawab teman Rafli

“Aman, Bro. Kalian mau beli apa, besok tinggal ambil saja.”

*

Hari ini hari Kamis. Rafli sudah bersiap ingin pergi ke pameran pakaian yang ada di kota. Tak lupa, ia pun mengirim pesan kepada teman-temannya untuk berkumpul di taman.

Sesaat sebelum berangkat, Rafli pun mendapat panggilan telepon.

“Halo, Nak. Ini Papa. Papa mau beri tahu bahwa sekarang Papa lagi ada masalah di perusahaan. Saham kantor Papa anjlok, sedangkan sistem keuangan digital perusahaan sedang diretas oleh orang yang tak bertanggung jawab.”

“Lah, kok bisa begitu, Pa?”

Rafli pun kaget sekaget-kagetnya. Ia tak pernah bermimpi buruk dalam beberapa hari ini. Ia pun tak pernah terpikir bahwa akan ada tamu agung yang bernama kebangkrutan yang datang tiba-tiba.

“Iya, Nak. Entahlah. Mungkin ini adalah ujian bagi keluarga kita. Jadi, Papa minta tolong ya. Tolong Rafli jual terlebih dahulu mobil kesayangan Rafli. Nanti suatu saat Papa ganti.”

Wajah Rafli yang tadinya cerah, sekarang tiba-tiba berubah menjadi pucat. Dia merasa murung semurung-murungnya murung.

Tapi, mau bagaimana lagi. Cara inilah sebaik-baiknya solusi.

*

Sebulan telah berlalu sejak hari itu. Rafli yang awalnya ingin mentraktir teman-temannya berbelanja, kini mulai dijauhi oleh teman-temannya.

Terang saja, Rafli bukanlah orang yang kaya lagi. Mobil mewahnya sudah dijual, rumah mewah ikut terjual, dan sekarang Rafli hanya punya sepeda dan tinggal di rumah sederhana.

Sepeda Sederhana
Sepeda Sederhana. Gambar oleh Nguyên Trần dari Pixabay

Rafli pun mulai belajar menata hidupnya. Bersama papa, ia mulai termotivasi untuk menerapkan pola hidup sederhana.

Awalnya Rafli sangat tertekan. Ia sungguh tak terbiasa hidup dengan kondisi seadanya, yang ketika keluar rumah harus kepanasan atau kehujanan, yang ketika jajan harus secukupnya saja.

Boleh Baca: Cerpen Tentang Menabung untuk Menggapai Sepeda Impian

Tapi, lambat laun Rafli mulai menemukan lagi arti bahagia dalam hidup. Baginya, ternyata hidup sederhana itu sungguh indah.

Karena sering bepergian keluar rumah menggunakan sepeda, Rafli bertemu banyak orang dari beragam profesi.

Sekarang ia berteman dengan tukang sapu jalanan, kuli bangunan, penjual koran, hingga kurir nasi padang.

Memang benar bahwa semua teman Rafli sekarang bukanlah berasal dari profesi dengan gaji yang mentereng, tapi mereka mau menerima Rafli apa adanya dan senantiasa berbahagia.

Dari mereka, Rafli mendapat segunung motivsi dan belajar banyak hal. Ia mulai belajar berbagi dan sekarang sudah sangat mengerti bahwa sejatinya berbagi itu tak perlu menunggu kaya.

Boleh Baca: Cerita Pendek Tentang Ikhlas Singkat: Tetap Memberi di Waktu Lapang Maupun Sempit

Semakin bertambah hari, Rafli semakin memahami bahwa hidup sederhana itu sangat bermanfaat bagi dirinya dan juga bagi semua orang.

Ia menyadari bahwa hemat itu penting, tapi bukan berarti ia boleh menjadi sosok yang pelit nan kikir. Berbelanja boleh, tapi sebatas cukup saja dan jangan sampai berlebihan.

*

“Papa, apakah suatu saat kita bisa menjadi orang kaya seperti dulu lagi?” tanya Rafli

“Bisa, Nak. Bahkan sekarang pun Papa sudah merasa kaya karena kita bisa hidup bahagia dengan merasa cukup.”

Sekarang, Rafli sudah mengerti bahwasannya hidup itu bukanlah tentang kaya dan miskin saja. Sesungguhnya hidup ialah tentang bagaimana diri mampu merasa cukup dan bermanfaat bagi orang lain.

Kekayaan hanyalah titipan, jabatan juga merupakan titipan. Dan yang namanya titipan bisa Allah ambil kapan saja, tapi bisa pula ia dapatkan lagi dengan cara berikhtiar dan berdoa.

*Selesai*

Nah, demikianlah tadi sajian Guru Penyemangat tentang cerita motivasi hidup sederhana yang singkat dan menginspirasi.

Semoga bisa dipetik pesan moralnya dan bermanfaat ya.
Salam.

Guru Penyemangat
Guru Penyemangat Guru Profesional, Guru Penggerak, Blogger, Public Speaker, Motivator & Juragan Emas.

Posting Komentar untuk "Cerita Motivasi Hidup Sederhana yang Singkat: Bahagia dalam Cukup"