Widget HTML #1

Strategi Pembelajaran Inkuiri (SPI): Pengertian, Langkah-langkah, dan Contoh Penerapannya

Anda adalah Guru tapi bingung memilih strategi pembelajaran yang menarik dan efektif? Barangkali SPI bakal menjadi salah satu solusi sekaligus rekomendasi.

Perlu diketahui, Strategi Pembelajaran Inkuiri adalah ilmu dan seni kegiatan pembelajaran yang menekankan pada proses berpikir kritis dan analitis demi mencari dan menemukan jawaban dari sebuah masalah.

Strategi Pembelajaran Inkuiri (SPI) Pengertian, Langkah-langkah, dan Contoh Penerapannya
Strategi Pembelajaran Inkuiri (SPI). Dok. Gurupenyemangat.com

Strategi ini terkadang disebut juga dengan istilah Yunani; “heuristik” yang artinya “saya menemukan”.

O ya, diterangkan oleh Amien dan Roestiyah, sejatinya inkuiri merupakan suatu perluasan proses discovery yang digunakan dengan cara yang lebih dewasa.

Pada prosesnya, inkuiri melibatkan proses mental tingkat tinggi mulai dari merumuskan masalah, merancang eksperimen, melakukan eksperimen, mengumpulkan dan menganalisis data, menarik kesimpulan, menumbuhkan sikap objektif, jujur, hasrat ingin tahu, hingga terbuka.

Langkah-Langkah Penerapan Strategi Pembelajaran Inkuiri

Langkah-Langkah Penerapan Strategi Pembelajaran Inkuiri
Langkah-Langkah Penerapan Strategi Pembelajaran Inkuiri. Dok. Gurupenyemangat.com

Baiklah. Begini langkah-langkah penerapan SPI di kelas baik untuk sistem pembelajaran daring maupun luring di dalam kelas:

1. Orientasi

Pada tahap awal, guru mulai menjelaskan topik, tujuan, hasil belajar, gambaran kegiatan SPI, motivasi, dan apersepsi.

2. Merumuskan Masalah

Guru mengajak siswa untuk merumuskan masalah yang bakal dipecahkan melalui Strategi Pembelajaran Inkuiri. Masalah yang dimaksud perlu mengandung teka-teki untuk kemudian dikritisi dan dianalisis.

3. Merumuskan Hipotesis

Ketika masalah sudah direngkuh, maka guru mengajak siswa untuk menebar praduga alias mengajukan seperangkat pertanyaan untuk meraih hipotesis.

4. Mengumpulkan Data

Sekarang saatnya pengumpulan data. Guru mengajak siswa mencari berbagai informasi yang dibutuhkan, bisa dengan cara mengajukan pertanyaan, bisa juga dengan diskusi aktif.

5. Menguji Hipotesis

Ketika data sudah didapat, maka sekaranglah saatnya siswa mengembangkan kemampuan rasional untuk membuktikan hipotesis. Hal ini didasarkan atas argumentasi, data, serta informasi yang tadi sudah dikumpulkan.

6. Merumuskan Kesimpulan

Jika uji hipotesis sudah selesai, guru bisa mengajak siswa untuk merumuskan kesimpulan.

Pengertian sudah, langkah-langkah pun selesai. Penasaran dengan contoh penerapan SPI? 

Oke. Berikut Gurupenyemangat.com menyajikan contoh penerapan Strategi Inkuiri dengan berbagai pendekatan untuk pelajar tingkat SMP. Silakan disimak:

Contoh Penerapan Strategi Pembelajaran Inkuiri (SPI) di Kelas

Contoh Penerapan Strategi Pembelajaran Inkuiri (SPI) di Kelas
Contoh Penerapan Strategi Pembelajaran Inkuiri (SPI) di Kelas. Dok. Gurupenyemangat.com

Ibu Nesha tiba-tiba sudah ada di hadapan siswa kelas 7 SMP yang sedang bermain kejar-kejaran di depan kelas. Mereka terkaget-kaget dan segera bergegas untuk kembali ke kelas. 

Ibu Nesha yang dibilang imut oleh siswa-siswanya ini seraya tersenyum melihat ulah anak asuhnya. Sesampainya di kelas, terlihat beberapa siswa masih “Ngos-ngossan” nafasnya. 

“Capek, Nak?”

“Enggak kok Bu. . .  hehe” Desah nafas mereka masih terdengar cepat.

“Okelah kalo begono, kita perenggangan dulu. . .  ayo   . ayo semuanya berdiri”

“Yaa Bu ...”  Semua siswa berdiri.

“Okeh, lanjut!! Mari kita bershalawat sejenak”

Ibu Nesha bersama siswa sejenak bershalawat sebelum memulai pelajaran. Anak-anak tampaknya sangat menikmatinya

“Alhamdulillah selesai. Ayo sekarang silahkan duduk kembali . . . .”

Siswa pun segera duduk. Alhasil, keadaan kelas sunyi sejenak.

“Lha, kok Ibu Nesha diam saja ya?”

Siswa lain pun mengingatkan, “Ya Allah, masa lupa. .  kan kita belum beri salam!” 

“Astagfirullahal’adzin. .  sorry ambo lupa kawan...”

Suasana kelas mulai  gaduh, sedangkan Ibu Nesha tersenyum melihat perbuatan mereka

“Semua berdiri,  beri salam kepada Ibu Guru . . . . Assalamualaikum Wr. Wb”

“Walaikumussalam Wr. Wb. . . mmmmm. Ada apa dengan Ketua Kelas?  Apa belum makan, atau masih lapar?”

“Nggak Bu Ambo Lupa Bu...” Jawab Ketua Kelas sembari tersenyum.

“Baiklah, Nak, hari ini kita akan belajar tentang suara... Nah, coba ketua kelas bilang oooooooo...”

“OOOoo”

“Nah, dari mana suara OOOo tadi berasal?”

“Mulut Bu...”

“Masa, sih?”

“Dari Pita suara Bu...”

“Jadi, suara asalnya dari mana?”

“Dari pita suara Bu...”

“Pita suara itu apa?”

“Alat yang menghasilkan suara Bu...”

“Nah, jadi dari mana suara itu berasal?”

“Dari sumber suara Bu...”  

“Ok, itu yang Ibu mau . .  Bu Nesha pun segera berdiri.

“Ayo anak-anak kita belajar di luar kelas saja...”

“Ya Bu. . .  Asikkk, Enak donk belajar di luar kita...”

Ibu Nesha dan semua siswa pun berkumpul di taman luar kelas.

“Eh nak, Adi tolong kamu pergi ke Laboratorium IPA, pinjamkan alat peraga suara yang pake benang. . . bilang saja Ibu Nesha yang meminta. Ok”   

“Ahsiyyap, Baik Bu, segera laksanakan.”

“Loh, Adi kemana Bu?” Celetuk siswa lain.

“Haha, mau tahu aja kalian ini.. Oh iya, siapa yang mau tolong ibu ambilkan air kira-kira setengah ember saja...”

“Saya Bu.” Alan segera unjuk tangan.

“Baiklah kalo begitu. Embernya sudah ada di dekat  kran air. Jangan lama ya!”

“Ok Bu, Insya Allah”

Alan pun segera bergegas mengambil air di dekat lapangan upacara yang tidak jauh dari kelasnya. Selang beberapa waktu, datanglah Adi dengan membawa kaleng bekas yang sudah dirakit dengan benang.

Nah, sekarang, ayo duduk sebentar, dan membentuk lingkaran.”

“Ini Bu alat peraganya...” Adi langsung memberikan alat peraga kepada Bu Nesha.

“Terimakasih ya.”

“Bagaimana cara menggunakannya Bu?”

“Nanti Ibu jelaskan, kita tunggu Dani sebentar ya...”

Sembari Ibu Nesha memeriksa alat peraga, Dani pun datang dengan membawa ember dan ternyata berisi air penuh.

“Nah, Dani sudah datang. Wah, hebat, Ibu tadi mintanya hanya setengah ember loh!  Tapi ternyata diisi sebanyak 1 drum. Eh, 1 ember. Enggak apa-apa. Terimakasih ya Dani...”

“Sama-sama Bu.”

“Oke fine, sekarang Ibu minta dua orang masing-masing cewek dan cowok ke sini!”

Fitri dan Yanto segera mendekati Ibu Nesha.

“Yanto, kamu pegang kaleng ini dan terus bawa sampai masuk kelas, nanti pintu kelas coba ditutup saja yaaa. Dan jika sudah di kelas, dengarkan apa ada suara dari kaleng tadi.”

‘Ok Bu.”  

Yanto segera berjalan menuju kelas. Benang di kaleng ini agak panjang, kira-kira sekitar 6 meteran.

“Nah, Fitri berdiri di sini saja.”

Berselang satu menit, tampaknya pintu kelas sudah tertutup dan Yanto sudah siap. Hatta, percobaan pun dimulai.

“Coba Fitri dekatkan mulutnya ke dalam kaleng dan berkata ‘Suara kambing  dan kucing’!”

“Suara kambing dan kucing”

Setelah beberapa saat, Ibu Nesha meminta salah seorang siswa untuk memanggil Yanto agar kembali ke tempat siswa berkumpul. Sesaat kemudian, Yanto pun datang.

“Nah, Yanto, apa yang kamu dengar di dalam kaleng tadi?”

“m m m m ,,.. ‘Suara kambing dan kucing’ Bu. . Kayaknya cewek yang bilang.

“Hahh, kok kedengeran sih. .  padahal kan  jauh?” Celetuk siswa sebelah.

“Nah, sekarang Ibu tanya, kenapa suara bisa terdengar sampai ke sana?”

“Walah,  Oh ya. Ubi yang tidak berbatang namanya Ubi apa?”

“Ubi jalar Bu . . .  Ubi rambat Bu?”

“Kira-kira dari benda (kaleng) ini, suara bisa berjalan lewat apa?”

“Mungkin lewat benang Bu.”

“Ya. nah benang ini termasuk benda apa?”

“Benda Padat Bu.”

“Jadi suara bisa sampai ke dalam kelas, kenapa?”

“Karena berjalan, eh, merambat melalui benda padat Bu.”

“Yess. Bagus-Bagus. . . Nah, sekarang, mari kita duduk melingkar lagi.  Sekarang kita main air.  Hmm. Siapa yang lapar tadi, ketua kelas ya?”

“Saya, Bu.” Ketua kelas segera mendekati Bu Nesha.

“Ke sini, dekat Ibu. Coba kamu masukkan kepalamu ke dalam ember, lalu berteriak sekeras mungkin yaaa!”

“Waduh,, basah rambut ambo nih.. Ok Bu.”

Ketua kelas pun memasukkan kepalanya kedalam ember lalu berteriak. Namun siswa tidak mendengarkan sedikit pun suara. Tak lama kemudian, Ketua kelas mengeluarkan kepalanya dari ember.

“Kok, tidak ada suaranya, kamu berteriak kan tadi?”

“Iya Bu. . .  tidak dengar ya?”

“Nah, kenapa kok suara di dalam air tidak dapat terdengar?”

“Karena tidak ada benda padat Bu?”

“Coba amati baik-baik, mengapa manusia tidak bisa tahan lama di dalam air?”

“Ohh, karena tidak ada udara Bu.”

“Jadi, mengapa suara tidak terdengar dari dalam air. . ?”

“Karena tidak terdapat adanya udara, sehingga suara tidak bisa merambat.”

“Bagus.. . .  Sip. Beres. .  Sekarang, ayo kita ke kantin.”

Kring-kring-kring. Lonceng Istrihat pun berbunyi, dan pelajaran dengan Ibu Nesha selesai. . . 

***SEKIAN***

Dari cerita di atas, dapat dicermati bahwa strategi yang digunakan guru adalah STRATEGI PEMBELAJARAN INKUIRI (SPI).

Sejak awal kisah, siswa secara tidak langsung dituntut untuk menemukan ciri-ciri suara dari berbagai praktikum/simulasi. 

Dalam strategi ini, tentunya guru akan berperan sebagai fasilitator dengan mengkondisikan simulasi dan pertanyaan terkait dengan materi pembelajaran.

Syahdan, pendekatan yang digunakan adalah Pendekatan Pembiasaan, Pendekatan Individual, dan Pendekatan Pengalaman. 

Pada Pendekatan Pembiasaan, guru membiasakan siswa untuk bershalawat.

Pada Pendekatan Individual, guru meminta siswa secara individu untuk membantu menyediakan alat/sarana pembelajaran.

Dan pada pendekatan pengalaman, siswa mempraktikkan sendiri media pembelajaran yang telah disiapkan sebelumnya. 

Dari sini, kita bisa menangkap gagasan bahwa keutuhan simulasi dan partisipasi aktif siswa untuk ingin tahu akan berpengaruh penting terhadap tercapainya tujuan pembelajaran, yaitu penguasaan secara utuh terhadap materi pembelajaran yang telah disampaikan.

Sudahkah Anda mencoba Strategi Pembelajaran Inkuiri (SPI) ini? Jika sudah, mantap. Jika belum, bolehlah kita coba sebagai salah satu model sekaligus metode mengajar, terlebih lagi di era PJJ.

Semoga bermanfaat.

Baca juga:

Guru Penyemangat
Guru Penyemangat Guru Profesional, Guru Penggerak, Blogger, Public Speaker, Motivator & Juragan Emas.

Posting Komentar untuk "Strategi Pembelajaran Inkuiri (SPI): Pengertian, Langkah-langkah, dan Contoh Penerapannya"