Widget HTML #1

Teks Khutbah Idul Adha 1444 H Singkat, Padat dan Mengharukan Tentang Fadilah Haji dan Qurban

Sobat Guru Penyemangat. Selamat Menyambut Hari Raya Idul Adha 1444 Hijriah ya!

Alhamdulillah, bersyukur kita kepada Allah atas segala nikmat yang didapat, terutama nikmat iman, nikmat Islam, nikmat kesehatan dan nikmat kesempatan umur sehingga bisa bertemu dengan Hari Raya Idul Qurban.

Pada Hari Raya Idul Adha, umat Islam di seluruh dunia kembali berkumpul, mendatangi lapangan hingga memenuhinya untuk menunaikan Sholat Id.

Belum sampai di sana, selama tiga hari setelahnya, 11, 12, 13 Dzulhijjah, jalan-jalan, lapangan, dan masjid akan terus diramaikan oleh umat muslim yang menunaikan ibadah Qurban.

Sedangkan keluarga, sanak, serta saudara kita umat muslim di seluruh dunia saat ini juga sedang berkumpul di Tanah Suci dalam rangka menunaikan rukun Islam yang kelima.

Teks Khutbah Idul Adha Singkat Padat dan Mengharukan
Teks Khutbah Idul Adha Singkat Padat dan Mengharukan. Dok. GuruPenyemangat.com

Nah, berikut ada contoh teks khutbah Idul Adha yang singkat, padat, dan mengharukan tentang fadilah ibadah haji dan qurban untuk umat.

Mari disimak ya:

Contoh Teks Khutbah Idul Adha 1444 Hijriah Singkat dan Menyentuh Hati

Judul: Fadilah Haji dan Qurban Dalam Membina Aqidah, Akhlak dan Soliditas Sosial

Khutbah Pertama:

اللهُ اَكْبَرْ(x9)

اللهُ اَكْبَرْ كبيرا وَاْلحَمْدُ للهِ كَثِيْرًا وَسُبْحَانَ الله بُكْرَةً وَ أَصْيْلاً لاَ اِلَهَ اِلاَّ اللهُ وَاللهُ وَ اللهُ اَكْبَرْ اللهُ اَكْبَرْ وَللهِ اْلحَمْدُ

الحَمْدُللهِ حَمْدًا كَثِيرًا كَمَا أَمَرَ نَحْمَدُهُ سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى عَلىَ الَّذِى جَعَلَ مُحَمَّدً اِمَامًا لَّنَا وَلِسَائِرِ البَشَر. أَشْهَدُ أَنْ لاَ اِلهَ اِلاَّ الله وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ المَبْعُوْثُ لِلنَّاسِ لِيَنْفِذَهُمْ مِنْ كَيْدِ الشَّيْطَانِ وَيُنَجِّيهِمْ مِنْ عَذَابِ النَّارِ. اللّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلىَ آلِهِ وَأَصْحَابِهِ الأَخْيَارِ وَمَنْ تَبِعَهُ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ القِيَامَة.

أَمَّا بَعْدُ: أُوْصِيْكُمْ بِتَقْوَى اللهِ فَقَدْ فَازَ المُتَّقُوْنَ. قَالَ اللهُ تَعَالَى فِى القُرْآنِ الكَرِيْم أَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ. بِسْمِ الله الرَّحْمنِ الرَّحِيْم:

يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ ٱتَّقُواْ ٱللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِۦ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنتُم مُّسۡلِمُونَ.

فَقَدْ قَالَ اللهُ تَعَالَى فِيْ كِتَابِهِ الْكَرِيْمِ : 

وَلِكُلِّ أُمَّةٖ جَعَلۡنَا مَنسَكٗا لِّيَذۡكُرُواْ ٱسۡمَ ٱللَّهِ عَلَىٰ مَا رَزَقَهُم مِّنۢ بَهِيمَةِ ٱلۡأَنۡعَٰمِۗ فَإِلَٰهُكُمۡ إِلَٰهٞ وَٰحِدٞ فَلَهُۥٓ أَسۡلِمُواْۗ وَبَشِّرِ ٱلۡمُخۡبِتِينَ.

Alhamdullillah, Puja dan Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah Swt yang telah memberikan karunia luar biasa.

Kita dipersatukan melalui Idul Adha, Hari Raya Kurban, kenikmatan yang kita dapatkan sangat banyak sehingga kita sendiri tidak akan mampu menghitung nikmat-nikmat itu. Karena itu, Allah SWT tidak memerintahkan kita untuk menghitung tapi mensyukurinya.

Shalawat dan salam semoga selalu tercurah kepada bagi Nabi kita Muhammad Saw, beserta keluarga, sahabat, para tabi’in-tabi’in dan para pengikut setia serta para penerus dakwahnya hingga hari kiamat nanti.

Kemudian, tidak bosan-bosannya khotib mengajak diri khotib sendiri dan kepada jama’ah sekalian untuk sama-sama meningkatkan kualitas iman dan takwa kepada Allah SWT.

Semakin berganti bulan, semoga iman dan takwa kita semakin meningkat, sehingga Semakin  bahagia dunia dan akhirat. Amin ya robbal alamin. 

Hadirin Jama’ah Idul Adha  Rahimakumullah,

Pada hari yang mulia ini, 10 Dzulhijah 1444 Hijriah seluruh umat Islam di seluruh  dunia memperingati hari raya Idul Adha atau hari raya Qurban.

Sehari sebelumnya, 9 Dzulhijah 1444 Hijriah, jutaan umat Islam yang menunaikan ibadah haji wukuf di Arafah, berkumpul di Arafah dengan memakai ihram putih sebagai lambang kesetaraan derajat manusia di sisi Allah, tidak ada keistimewaan  antar satu bangsa dengan bangsa yang lainnya kecuali takwa kepada Allah.

Alhamdulillah wa syukurillah ‘ala nikmatillah. Bahagia rasanya kita karena bisa melihat keluarga, sanak saudara, kerabat, hingga teman sesama muslim yang bisa menunaikan rukun Islam yang kelima, setelah sebelumnya terhalang oleh pandemi corona.

Kalimat takbir Allahuakbar, membebaskan kita dari jiwa-jiwa yang kerdil. Kemudian kita mengucapkan kalimat tahmid walillahilhamd, hanya kepunyaan Alllah segala pujian-pujian itu.

Kalau hari ini, jamaah masih gila terhadap pujian, gila akan hormat, gila jabatan. Hal itu tidak pantas, karena segala pujian itu hanya kepunyaan Alllah.

Hadirin Jama’ah Idul Adha yang Dimuliakan oleh Allah SWT,

Ibadah haji dan Qurban tidak bisa dilepaskan dari sejarah kehidupan Nabi Ibrahim as, karenanya sebagai teladan para Nabi, termasuk Nabi Muhammad saw.

Ketika kita mengenang kembali manhaj Nabiyullah Ibrahim AS, setidaknya ada tiga hal yang dapat kita ambil hikmahnya dari peristiwa haji dan Qurban dalam merekonstruksi kehidupan kita.

Pertama, memelihara kekuatan aqidah, iman kepada Allah swt.

Nabi Ibrahim as telah mencontohkan kepada kita bagaimana aqidah begitu melekat pada jiwanya sehingga ia berlepas diri dari siapa pun dari kemusyrikan, termasuk orang tuanya yang tidak mau bertauhid kepada Allah swt sebagaimana disebutkan dalam firman Allah dalam QS Al-Mumtahanah ayat 4, yang artinya:

“Sesungguhnya Telah ada suri teladan yang baik bagimu pada Ibrahim dan orang-orang yang bersama dengan Dia; ketika mereka Berkata kepada kaum mereka: “Sesungguhnya kami berlepas diri daripada kamu dari daripada apa yang kamu sembah selain Allah, kami ingkari (kekafiran)mu dan Telah nyata antara kami dan kamu permusuhan dan kebencian buat selama-lamanya sampai kamu beriman kepada Allah saja.” (QS Al Mumtahanah [60]:4).

Ibadah qurban mengajarkan ketulusan dan kepatuhan kepada Allah dalam segala amal dan perbuatan. Seberat apapun perintah Allah akan dikerjakan dengan patuh dan taat, tidak ada tawar-menawar, apalagi menolaknya.

Nabi Ibrahim, Nabi Ismail, serta Hajar, telah membuktikannya. Keyakinan yang mendalam bahwa keputusan Allah adalah yang terbaik bagi hamba-Nya, dan harapan yang kuat bahwa janji Allah pasti akan ditepati, bahwa Allah tidak akan pernah menelantarkan hamba-Nya telah menguatkan hati mereka untuk melakukan pengorbanan yang sangat mahal.

Hadirin Jama’ah Idul Adha  Rahimakumullah,

Yang Kedua, Ketika kita mengenang kembali manhaj Nabiyullah Ibrahim AS, hikmah yang bisa kita ambil adalah Akhlaqul Karimah.

Kondisi akhlak masyarakat kita sekarang kita akui masih amat memprihatinkan Apalagi ditambah dengan semakin majunya era teknologi dan media sosial. Lihat saja di negara kita ini. Maksiat semakin merajalela, perampokan, pembunuhan, korupsi hingga saling umpat tidak ada habis-habisnya.

Begitu pula di televisi, para DPR, wakil rakyat masih saja memperebutkan jabatan. Ribut sini ribut sana. Fitnah sini fitnah sana. Semuanya dipenuhi interupsi, caci maki, hujatan. Apakah itu layak dilihat masyarakatnya?

Bila ini terus berlangsung, cepat atau lambat yang lemah dan hancur bukan hanya diri dan keluarga, tapi juga umat dan bangsa. 

Karena itu melanjutkan misi Nabi Muhammad saw memperbaiki akhlaq menjadi sesuatu yang amat penting.

Profil Nabi Ibrahim dan keluarganya serta dari ibadah haji yang harus ditunaikan oleh kaum muslimin sekali seumur hidupnya adalah menjauhi segala bentuk keburukan dan melakukan segala bentuk kebaikan.

Akhlaq mulia tercermin dari jawaban Ismail as yang meskipun begitu siap untuk melaksanakan perintah Allah swt berupa penyembelihan dirinya, namun ia tidak mengklaim dirinya sebagai orang yang paling baik atau paling sabar, tapi ia merasa hanyalah bagian dari orang-orang yang sabar karena generasi terdahulu juga sudah banyak yang sabar, Allah swt menceritakan masalah ini dalam firman-Nya:

فَلَمَّا بَلَغَ مَعَهُ ٱلسَّعۡيَ قَالَ يَٰبُنَيَّ إِنِّيٓ أَرَىٰ فِي ٱلۡمَنَامِ أَنِّيٓ أَذۡبَحُكَ فَٱنظُرۡ مَاذَا تَرَىٰۚ قَالَ يَٰٓأَبَتِ ٱفۡعَلۡ مَا تُؤۡمَرُۖ سَتَجِدُنِيٓ إِن شَآءَ ٱللَّهُ مِنَ ٱلصَّٰبِرِينَ.

Artinya:

Maka tatkala anak itu sampai (pada umur sanggup) berusaha bersama-sama Ibrahim, Ibrahim berkata: "Hai anakku Sesungguhnya aku melihat dalam mimpi bahwa aku menyembelihmu. Maka fikirkanlah apa pendapatmu!" ia menjawab: "Hai bapakku, kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu; insya Allah kamu akan mendapatiku Termasuk orang-orang yang sabar".(QS Ash Shaffat [37]:102).

Karena buah dari kesabarannya yang dilandasi akhlaq mulia, Allah SWT, mengganti Ismail AS dengan seekor kambing, sehingga umat Islam disyariatkan untuk melakukan ibadah qurban, yakni memotong binatang ternak, baik kambing, sapi, atau unta, untuk dibagikan kepada sesama, sebagai ketegasan sikap, bahwa kesempurnaan keIslaman kita, tidak hanya terletak pada kualitas ketulusan penghambaan kepada Allah, tetapi juga kerelaan berbagi kapada sesama.

Pelaksanaan perintah berqurban, mengajarkan kita untuk tidak menjadikan kecintaan kita kepada hal-hal yang  bersifat duniawi, baik itu berupa keluarga, harta benda, bahkan jiwa, adalah segala-galanya, dan menjadikannya sebagai alasan pembenar untuk berbuat dzalim dan aniaya kepada sesama.

Risalah qurban adalah penegasan bahwa mengorbankan orang lain untuk dan atas nama apapun, tidak dapat dibenarkan, dan tidak boleh terjadi.

Risalah qurban adalah perintah untuk memangkas sifat-sifat kebinatangan pada diri manusia. Semoga Allah SWT membukakan hati kita, hati saudara kita, hati para pemimpin kita, untuk meresapi makna perjuangan dan pengorbanan untuk menciptakan kesejahteraan bagi sesama, sehingga cita-cita untuk mewujudkan negeri yang adil dalam kemakmuran, dan makmur dalam keadilan dapat tercapai.

اللهُ اَكْبَرْ (×3)لاَ اِلَهَ اِلاَّ اللهُ وَاللهُ اَكْبَرْ اللهُ اَكْبَرْ وَ للهِ اْلحَمْدُ

Hadirin Jama’ah Idul Adha  Rahimakumullah,

Yang Ketiga, Ketika kita mengenang kembali manhaj Nabiyullah Ibrahim AS, hikmah yang bisa kita ambil adalah persaudaraan sosial dan persaudaraan Islam

Dalam ibadah haji, kaum muslimin dari seluruh dunia dengan berbagai latar belakang yang berbeda bisa bertemu, berkumpul dan beribadah di tempat yang sama, bahkan dengan pakaian yang sama.

Ini semua seharusnya sudah cukup untuk memberi pelajaran betapa persaudaraan antar sesama kaum muslimin memang harus kita bangun. 

Dalam konteks kehidupan kita sekarang, mungkin saja kita berbeda-beda suku dan bangsa, organisasi sosial dan politik, dalam kelompok-kelompok aliran atau pemahaman keagamaan, bahkan berbeda dalam penetapan Hari Raya Idul Adha, tapi semua itu seharusnya tidak membuat kita menjadi begitu fanatik lalu merasa benar sendiri dan menganggap kelompok lain sebagai kelompok yang salah.

Harus kita ingat bahwa ukhuwah merupakan bukti keimanan dan bila ini belum kita wujudkan pertanda lemahnya keimanan yang kita miliki, Allah swt berfirman:

إِنَّمَا ٱلۡمُؤۡمِنُونَ إِخۡوَةٞ فَأَصۡلِحُواْ بَيۡنَ أَخَوَيۡكُمۡۚ وَٱتَّقُواْ ٱللَّهَ لَعَلَّكُمۡ تُرۡحَمُونَ.

Artinya:

Orang-orang beriman itu Sesungguhnya bersaudara. sebab itu damaikanlah (perbaikilah hubungan) antara kedua saudaramu itu dan takutlah terhadap Allah, supaya kamu mendapat rahmat. (Al-Hujurat ayat 10).

Kita amat menyayangkan bila banyak orang mau jadi pejabat tapi tidak mampu mempertanggungjawabkannya, jangankan di hadapan Allah swt, di hadapan masyarakat saja sudah tidak mampu, inilah pemimpin yang amat menyesali jabatan kepemimpinannya, Rasulullah saw bersabda:

عَنْ أَبِى ذَرٍّ رَضِىَ اللهُ عَنْهُ قَالَ: قُلْتُ يَارَسُوْلَ اللهِ أَلاَ تَسْتَعْمِلْنِى؟ قَالَ: فَضَرَبَ بِيَدِهِ عَلَى مَنْكِبِى ثُمَّ قَالَ: يَا أَبَا ذَرٍّ: إِنَّكَ ضَعِيْفٌ وَإِنَّهَا أَمَانَةٌ وَإِنَّهَا يَوْمَ الْقِيَامَةِ خِزْيٌ وَنَدَامَةٌ إِلاَّ مَنْ أَخَذَهَا بِحَقِّهَا وَأَدَّى الَّذِى عَلَيْهِ فِيْهَا

Artinya:

Abu Dzar RA berkata: Saya bertanya, Ya Rasulullah mengapa engkau tidak memberiku jabatan? Maka Rasulullah menepukkan tangannya pada pundakku, lalu beliau bersabda: Hai Abu Dzar, sungguh kamu ini lemah, sedangkan jabatan adalah amanah, dan jabatan itu akan menjadi kehinaan serta penyesalan pada hari kiamat, kecuali bagi orang yang memperolehnya dengan benar dan melaksanakan kewajibannya dalam jabatannya. (HR. Muslim)

اللهُ اَكْبَرْ (×3)لاَ اِلَهَ اِلاَّ اللهُ وَاللهُ اَكْبَرْ اللهُ اَكْبَرْ وَ للهِ اْلحَمْدُ

Hadirin Jama’ah Idul Adha  Rahimakumullah,

Ibadah haji dan kurban yang disyariatkan bagi umat ini, diantara pesan tekstual yang Allah sampaikan adalah agar mampu memberikan manfaat bagi sesama manusia.

  • Ketika menjadi anak ia pandai membahagiakan orang tua, tidak membuatnya susah dan menderita, menjadi kebanggaan dan pelita hati mereka.
  • Ketika menjadi suami, pandai membahagiakan istri dan anak-anaknya, tidak melakukan Perbuatan yang mengganggu perasaan dan eksistensinya, demikian juga ketika menjadi istri, ia pandai membahagiakan suami, dan anak-anaknya, menyayangi dengan penuh cinta.
  • Ketika menjadi tetangga, ia adalah tetanga yang baik yang tidak menjadi ancaman bagi tetangga lainnya, mampu menghadirkan rasa aman dan kehormatan bagi tetangga di sekitarnya. Menjauhi segala tindakan dan perbuatan yang mengganggu apalagi melukainya.
  • Ketika menjadi pejabat ia berguna bagi rakyatnya, tidak melakukan perbuatan yang merugikan, memberatkan, apalagi mendzaliminya. Dan lain sebagainya.

Akhirnya, Marilah kita jadikan Hikmah Haji dan Qurban ini sebagai pencerahan dalam memperkuat akidah, akhlaq, solidaritas dan soliditas keummatan, kebangsaan dan kemanusiaan kita.

Hubungan yang dibangun di atas landasan iman dan taqwa, dihiasi dengan akhlak mulia yang tertuang dalam pola saling menghargai dan  menghormati, memahami perbedaan sebagai sebuah kenyataan, tidak untuk dibenturkan tetapi keniscayaan yang harus diterima dan dikelola dengan sebaik-baiknya. 

Demikian khutbah idul adha kali ini, semoga Allah SWT melunakkan hati kita untuk menerima hidayah dan syariahnya, melunakkan hati kita untuk lebih peduli kepada sesama. Amin ya Rabbal Aalamiin.

بَارَكَ اللهُ لِي وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ. وَنَفَعَنِي وَاِيِّاكُمْ بما فيه مِنَ الآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ. وَتَقَبَّلْ مِنِّيْ وَمِنْكُمْ تِلاوَتَهُ اِنّهُ هُوَاْلغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ

Khutbah Kedua:

اللهُ اَكْبَرx7

اَلْحَمْدُ للهِ عَلىَ اِحْسَانِهِ وَالشُّكْرُ لَهُ عَلىَ تَوْفِيْقِهِ وَاِمْتِنَانِهِ. وَاَشْهَدُ اَنْ لاَ اِلَهَ اِلاَّ اللهُ وَاللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَاَشْهَدُ اَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الدَّاعِى اِلىَ رِضْوَانِهِ. اللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وِعَلَى اَلِهِ وَاَصْحَابِهِ وَسَلِّمْ تَسْلِيْمًا كِثيْرًا.

اَمَّا بَعْدُ. فَياَ اَيُّهَا النَّاسُ اِتَّقُوااللهَ فِيْمَا اَمَرَ وَانْتَهُوْا عَمَّا نَهَى

وَاعْلَمُوْا اَنَّ اللهّ اَمَرَكُمْ بِاَمْرٍ بَدَأَ فِيْهِ بِنَفْسِهِ وَثَـنَى بِمَلآ ئِكَتِهِ بِقُدْسِهِ 

وَقَالَ تَعاَلَى :اِنَّ اللهَ وَمَلآ ئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلىَ النَّبِى يآ اَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا. اللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلِّمْ وَعَلَى آلِ سَيِّدِناَ مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَنْبِيآئِكَ وَرُسُلِكَ وَمَلآئِكَةِ اْلمُقَرَّبِيْنَ وَارْضَ اللّهُمَّ عَنِ اْلخُلَفَاءِ الرَّاشِدِيْنَ اَبِى بَكْرٍوَعُمَروَعُثْمَان وَعَلِى وَعَنْ بَقِيَّةِ الصَّحَابَةِ وَالتَّابِعِيْنَ وَتَابِعِي التَّابِعِيْنَ لَهُمْ بِاِحْسَانٍ اِلَىيَوْمِ الدِّيْنِ وَارْضَ عَنَّا مَعَهُمْ بِرَحْمَتِكَ يَا اَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ.

اَللهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَاْلمُؤْمِنَاتِ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَاْلمُسْلِمَاتِ اَلاَحْيآءُ مِنْهُمْ وَاْلاَمْوَاتِ اللهُمَّ اَعِزَّ اْلاِسْلاَمَ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَأَذِلَّ الشِّرْكَ وَاْلمُشْرِكِيْنَ وَانْصُرْ عِبَادَكَ اْلمُوَحِّدِيَّةَ وَانْصُرْ مَنْ نَصَرَ الدِّيْنَ وَاخْذُلْ مَنْ خَذَلَ اْلمُسْلِمِيْنَ وَ دَمِّرْ اَعْدَاءَالدِّيْنِ وَاعْلِ كَلِمَاتِكَ اِلَى يَوْمَ الدِّيْنِ. اللهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا اْلبَلاَءَ وَاْلوَبَاءَ وَالزَّلاَزِلَ وَاْلمِحَنَ وَسُوْءَ اْلفِتْنَةِ وَاْلمِحَنَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ عَنْ بَلَدِنَا اِنْدُونِيْسِيَّا خآصَّةً وَسَائِرِ اْلبُلْدَانِ اْلمُسْلِمِيْنَ عآمَّةً يَا رَبَّ اْلعَالَمِيْنَ.

Ya Allah, kami sadar sungguh begitu banyak nikmat dan karuniamu  yang tidak pernah putus kpd kami, namun baru sedikit yang kami ikhlaskan, yang kami persembahkan, dan kami korbankan untuk semata-mata mengabdi dijalanmu.

Ya Allah yang maha pengasih lagi maha penyayang, kami sering lupa, tidak menghargai petunjukmu, kami buta, kami bisu, kami sombong di hadapanmu.

Kami masih merasa paling pintar, paling kuat, egois, padahal kami paling bodoh, kami paling lemah dihadapanmu.

Kami merasa paling terhormat, paling berkuasa, paling mulia, padahal kami paling rendah dan hina dihadapanmu Ya Allah, Ya Rahman, Ya Rahim.

Maafkan dan ampuni kami Ya Allah. Jangan jadikan semua itu halangan kami untuk melewati jembatan shiratal mustaqim mM Ya Allah.

Ya Allah, mantapkanlah hati kami, naungkanlah kami dengan cahayamu Ya Allah, agar kami bisa membawa diri sebagai khalifahmu di muka bumi ini..

رَبَّنَا ظَلَمْنَا اَنْفُسَنَاوَاِنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُوْنَنَّ مِنَ اْلخَاسِرِيْنَ. رَبَّنَا آتِناَ فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى اْلآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّار 

عِبَادَاللهِ ! اِنَّ اللهَ يَأْمُرُنَا بِاْلعَدْلِ وَاْلاِحْسَانِ وَإِيْتآءِ ذِى اْلقُرْبىَ وَيَنْهَى عَنِ اْلفَحْشآءِ وَاْلمُنْكَرِ وَاْلبَغْي يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ وَاذْكُرُوااللهَ اْلعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوْهُ عَلىَ نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ اَكْبَرْ. 

Ditulis oleh Ozy V. Alandika

***

Boleh Baca: Contoh Teks Pidato Idul Adha yang Singkat

Download Teks Khutbah Idul Adha Singkat dan Menyentuh Hati PDF

Untuk memudahkan tugas para khotib, berikut Guru Penyemangat siapkan link unduhan berupa dokumen PDF naskah khutbah Idul Adha tentang fadilah haji dan kurban yang singkat, padat, serta mengharukan.

Sobat bisa terlebih dahulu membaca, menelaah, serta bisa juga menjadikan teks khutbah Idul Adha di atas untuk disampaikan seusai sholat Id.

Silakan klik tombol download lalu tunggu beberapa detik untuk mendapatkan file PDF-nya:

Khutbah Idul Adha 604kb

***

Boleh Baca: Tata Cara Menyembelih Hewan Kurban, Lengkap dengan Doanya

Demikianlah segenap sajian GuruPenyemangat.com tentang contoh naskah Khutbah Idul Adha yang singkat, padat, dan mengharukan.

Semoga bermanfaat
Salam.

Guru Penyemangat
Guru Penyemangat Guru Profesional, Guru Penggerak, Blogger, Public Speaker, Motivator & Juragan Emas.

Posting Komentar untuk "Teks Khutbah Idul Adha 1444 H Singkat, Padat dan Mengharukan Tentang Fadilah Haji dan Qurban"