Widget HTML #1

Kumpulan Puisi Bulan September Menyentuh Hati, Ketika Ceria dan Rindu Duduk Bersama di Masa Tunggu

Puisi Bulan September Menyentuh Hati, Ketika Ceria dan Rindu Duduk Bersama di Masa Tunggu
Puisi Bulan September Menyentuh Hati, Ketika Ceria dan Rindu Duduk Bersama di Masa Tunggu. Dok. Gurupenyemangat.com

September telah tiba!

Tiada terasa, ya. Waktu begitu cepat berlalu, padahal semalam baru saja kita melihat purnama Agustus, tapi sekarang rindu itu terlalu dalam hingga melempariku ke bulan September.

Apakah bulan ini akan penuh dengan hujan?

Ya. Mungkin saja. Bait-bait hujan saban bulannya akan terus memantik rindu. Basah kuyup menyigi sepi dan berteriak kepada orang-orang bahwa kau tetap saja masih sendiri. Eh

Maklum, ya. Namanya juga awal bulan. September tahun ini mungkin akan penuh dengan diksi-diksi menyentuh hati.

Mungkin tentang seberapa banyak pengorbananmu, seberapa gigih perjuanganmu, serta seberapa kuat kau menahan rindu untuk bertemu denganku. Eh, memangnya kita pernah kenal?

Okelah. Tenang, ya. Mari kita move on dari masa lalu dengan membaca bait-bait diksi bulan September ala Gurupenyemangat.com.

Bait-bait puisi berikut berkisah tentang bulan September yang menyentuh hati bersamaan dengan ceria dan rindu yang duduk bersama di masa tunggu.

Langsung disimak saja, ya:

Puisi Tentang Bulan September Menyentuh Hati

Guru Penyemangat yakin bahwa September ini akan menghadirkan banyak kisah. Ada kisah yang kau bawa dari masa lalu, ada pula benih-benih rindu yang sekarang mulai berbuah.

Ya. Apa pun itu, jika kau sedang merindu, jangan sia-siakan ya.

Puisi: Hujan di Bulan September

Puisi Hujan di Bulan September
Puisi Hujan di Bulan September. Dok. Gurupenyemangat.com

Gerimis
Masih gerimis
Padahal Agustus sudah berlalu
Tapi entah mengapa langit masih murung

Apa mungkin mereka menyindirku?

Segenap awan enggan menyingkir dari hadapan
Seakan-akan mereka begitu rela
Melihat aku kebasahan
Oleh rintik-rintik hujan di bulan September

Aku masih baik-baik saja
Walau sedang sendiri
Berteman dengan sepi
Bersahabat dengan rintik-rintik sendu
Mereka sudah cukup menenangkanku

Tunggulah!

Akan ada kabar baik
Aku percaya cerah akan segera tiba
Hujan di bulan September akan segera berakhir
Selamanya aku tetap tidak akan membenci hujan
Karena tanpanya hatiku jadi begitu gersang
Sebagaimana kisah kita
Saat kau meninggalkanku tanpa pamit
Dulu

Karya: Ozy V. Alandika

Baca Juga: Puisi Tentang Hujan dan Gelapnya Kehidupan

Puisi: September Kelabu

Mataku perih
Semua tatapanku antara hitam dan putih
Hati ini jadi pedih
Terus terluka bahkan tertindih

Kulihat kisah kita di awal September laksana buih
Bersama rindu yang perlahan mulai berbenih
Tapi entah mengapa kau pamit tanpa belas kasih
Menganggap aku bukanlah seorang kekasih

Ternyata September ini kelabu
Aku terpaksa bersandar di pinggir pintu
Masih di sini bermain debu
Sembari menatap wajahmu yang semakin abu-abu

Aku tidak rela kisah ini berjalan tiga puluh hari penuh
Sungguh September yang kelabu
Lelah menantimu lebih dari sewindu
Hati ini terenyuh

Karya: Ozy V. Alandika

Boleh Baca: 50 Kata-kata Bijak Mutiara Bulan September Penuh Semangat dan Menyentuh Hati

Puisi: September Ceria

Puisi September Ceria
Puisi September Ceria. Dok. Gurupenyemangat.com

September yang ceria
Burung-burung menari dengan berbagai rupa
Hujan segera berpamitan untuk menjemput senja
Mengabarkan kepada alam bahwa sekarang saatnya untuk berbahagia

September yang memesona
Kulihat senyummu tulus nan ceria
Aku pula sama keadaannya
Awal bulan adalah kesempatanku menggapai cita

Entah nanti tiga puluh atau bertambah satu hari
Banyaknya angka di kalender enggan untuk kupeduli
Ada saatnya hujan akan datang setajam mawar berduri
Sungguh cantik namun menyimpan secarik elegi

Aku ingin September tetap ceria
Bersama sendiri atau berdamping dalam kita
Berkeluh kesah di hari ini sungguh tiada guna
Hanya menambah beban kesal di akhir masa

Ceriamu adalah ceriaku juga
Duduklah denganku untuk memupuk rasa
Kita masih punya impian dan cita-cita
September akan jadi awal untuk berupaya

Karya: Ozy V. Alandika

Boleh Baca: Puisi Renungan - Sebuah Perjuangan Menuju Bahagia

Puisi: Pamit

Kemarin aku sudah berjuang
Bangun lebih awal
Menatap wajah
Memaksa diri untuk selalu tersenyum

Pada pagi yang cerah itu
Aku berdiri di depan bayang-bayang masa lalu
Terik matahari memisahkan kisah dulu
Karena aku ingin untuk lebih dekat denganmu
Bukan hanya sepanjang hari tapi sepanjang waktu

Waktu itu kau tersenyum
Membalas kisahku dengan sapa

Senyummu mungkin merona
Aku merasakannya dari jauh
Aku merasa kau semakit dekat
Seakan-akan sedang mengetuk pintu yang kuncinya aku sendiri pun tidak tahu

Tapi itu dulu

Hari ini kau laksana niskala
Kompas yang tak tahu entah ke mana arah

Aku menanti di selatan
Tapi kau mengaku tersesat di barat daya
Tanpa kabar; sungguh sebenarnya aku yang sedang tersesat

Hari ini aku akan berhenti berjuang
Pamit kepada bayang-bayang semu untuk memulai kisah yang baru

Kau benar
Kisah yang baru ialah tanpamu
Aku pamit
Terima kasih untuk senyum waktu itu

Karya: Ozy V. Alandika

Puisi: September Merindu

Ada apa dengan hati ini
Rasanya sungguh sesak
Padahal aku sudah sarapan
Makan bubur seraya melihat embun pagi

Ternyata September sudah tiba
Membawa segudang tanya dan sapa
Kabarku hari ini masih baik-baik saja
Masih tetap menabung rindu sebagaimana semestinya

Jika kau bertanya apa kabar hati
Mungkin edaran darah di dalamnya sedang menari bahagia
Sudah semenjak fajar tadi
Dan akan terus bertahan hingga purnama

Begitulah kisah September merindu
Aku di sini masih menantimu
Menanti kabar baik untuk kedatanganu
Seberapa tulus atau ingkar kau waktu itu

Sesaat lagi kita benar-benar akan tahu
Aku masih sanggup untuk merindu
Walau berdampingan dengan bayang-bayang sendu

Rasa ini bukanlah rasa temaram yang dulu
Aku yakin lebih sempurna
Karena ada doa tulus yang terucap dari kalbu
Untuk kesehatanmu

Karya: Ozy V. Alandika

Boleh Baca: Puisi Tentang Pemuda, Cinta, dan Rindu

Puisi: Senja di Bulan September

Puisi Senja di Bulan September
Puisi Senja di Bulan September. Dok. Gurupenyemangat.com

Belum ada terlalu banyak hujan di sini. Kau pasti sadar akan hal itu. Aku tidak butuh payung walau hati ini sudah tersiram rindu.

Angin September telah berhembus memberikan kesejukan. Mengetuk pintu hati yang mulai berkarat.

Terlalu banyak debu usang yang singgah!

Berpeluh aku membersihkan segerombol duka. Menyigi kesepian. Memperbaiki kursi hati agar tidak lagi duduk bersama kesepian.

Awal September yang beruntung. Aku baru saja melihat senja. Sudut yang sempurna. Cahaya itu lebih megah dari biasanya.

Waktu itu aku terlalu kaku. Sebait caturwulan terakhir terlalu sibuk mengejarmu. Memberi perhatian. Memaksamu tersenyum. Padahal itu hanya rasa yang bertepuk sebelah tangan.

Senja di bulan September ini sungguh indah. Tampaknya aku sudah terlalu lama tak membuka jendela. Malah mengubur duka yang menumpuk di kamar tanpa sempat mengeluarkannya.

Sungguh senja yang menyejukkan. Entah mengapa aku lebih bahagia melihat kalong-kalong yang terbang untuk berpamitan pulang ke sarang.

Aku sebenarnya ingin pulang menuju masa lalu.

Tapi untuk apa.

Kisah kita hanya tinggal cerita. Sedangkan sekarang senja sudah berdampingan dengan jingga. Sudah saatnya bagiku untuk jatuh cinta.

Karya: Ozy V. Alandika

Boleh Baca: Puisi untuk Senja dan Rasa Lelah Penjaga Kalbu

*

Okelah, demikian saja sajian Guru Penyemangat tentang kumpulan puisi September menyentuh hati. Mudah-mudahan di bulan ini dirimu tetap dan senantiasa ceria, ya.

Salam.

Guru Penyemangat
Guru Penyemangat Guru Profesional, Guru Penggerak, Blogger, Public Speaker, Motivator & Juragan Emas.

2 komentar untuk "Kumpulan Puisi Bulan September Menyentuh Hati, Ketika Ceria dan Rindu Duduk Bersama di Masa Tunggu"

Comment Author Avatar
aduh kok September Kelabu relate banget sama perasaan skrg
Comment Author Avatar
Wah, pertanda harus cpt2 move on gan. Hhehe

Berkomentarlah sesuai dengan postingan artikel. Mohon maaf, link aktif di kolom komentar tidak akan disetujui.

Diperbolehkan mengutip tulisan di blog Guru Penyemangat tidak lebih dari 30% dari keseluruhan isi (1) artikel dengan syarat menyertakan sumber. Mari bersama-sama kita belajar menghargai karya orang lain :-)