Widget HTML #1

Puisi Tentang Kota di Tengah Nyanyian Malam dan Doa

Kota selalu menyajikan kisah yang beranekaragam makna, terlebih lagi ketika malam telah tiba. Nyanyian sepi, lantunan rindu, serta irama doa saban waktu bermelodi indah di tengah sepinya jalan raya.

Kemilau lampu kendaraan terkadang menyejukkan, tapi sejatinya di sanalah bukti bahwa hidup ini tiada pernah habisnya. Suatu ketika, diri bakal kembali kepada Sang Pencipta.

Berikut gurupenyemangat.com hadirkan beberapa utas puisi tentang kota kepada dia yang muda, kepada dia yang berjuang di tengah nyanyian malam dan doa.

Puisi Tentang Kota di Tengah Nyanyian Malam dan Doa
Ilustrasi kota di tengah nyanyian malam dan doa. Gambar oleh Pexels dari Pixabay

#Puisi 1: Sebuah Kota dan Sang Pencipta

Ada sesuatu di kota kecil itu. Setiap harinya selalu ada kisah yang bertemu. Dua orang yang rela beradu, hanya untuk hal yang tidak perlu. Ternyata dalam diamnya, pohon itu menjadi saksi bisu.

Di sisi yang satu, kulihat petani itu bergelut dengan sang mentari yang seakan tak pernah lari dari tempat ia berdiri. 

Berkeringat peluh, tanpa harus malu.

Lalu, di sisi yang berlawanan. Kulihat ia asyik menunggangi kuda besi demi sesuap nasi. Ada lagi yang hanya diam menunggu datangnya harap.

Tapi, di akhir hari ia terus meminta untuk dikasihani. 

Di kota itu. Manusia pergi, lalu mencari, dan lantas ia pergi. Seakan hidup ini hanya untuk berleha-leha dengan dunia yang tak ada habisnya.

Di tengah sibuknya kota, kalimat yang indah itu menyeru. Memanggil setiap jiwa yang berpeluh untuk sejenak berhenti memikirkan tentang waktu yang hanya berlalu, berlalu, dan terus berlalu.

Mengingatkan kita untuk tetap ingat pada Dia. Sang Pencipta, Yang Maha Segalanya.

Puisi Karya: Aulia AN (64)


#Puisi 2: Malam dan Ceritanya

Wanita itu duduk di pojok ruangan. Ditemani dengan secarik kertas, pena dan sebuah lilin kecil. 

Diceritakannya sebuah kisah klasik perihal kehidupan.
Dituliskannya setiap bait kata yang terlintas.
Diungkapkan hanya kepada secarik kertas.
Dibiarkannya yang tak terucapkan untuk terus dipendam.

Lantunan doa telah tersampaikan. Hingga lelah ia merawat perasaan.

Dentingan jam terus menggema. Meramaikan keheningan untuk tetap terjaga. Untungnya lilin itu tak kunjung padam. Mengucap terima kasih untuk mereka yang menemani. 

Dari luar jendela, ia lihat cahaya rembulan itu enggan pergi. Seakan mengawasi mereka yang tengah sendiri. 

Malam ini, ia belajar untuk menghargai diri sendiri. Perasaan yang selama ini selalu dibohongi. Tanpa tahu apakah ia sedang tersakiti.

Kuberbincang dengannya, banyak cerita yang telah dan belum sempat ku sampaikan semuanya. Pada akhirnya, setiap kisah akan mencari bahagia.

Tapi sebelum bahagia, badai itu selalu menerpa dan menerpa tanpa kenal lelah. Dan kita, hanya perlu melewatinya dengan berusaha.

Puisi Karya: Aulia AN (65)


#Puisi 3: Nyanyian Doa

Mendengar berita itu, dunia seakan pergi. Matahari pun enggan menyinari. Dan awan hitam menghampiri.

Kacau,
Hancur,dan
Sedih.

Ia tak tahu apa yang sebenarnya terjadi. Berjalan tanpa kaki. Bicara tanpa kata. Air mata tak lagi bertahta.

Duka dengan lara.
Asa berujung hampa. 

Sekarang, anak malang itu tinggal sendiri dan berharap yang pergi akan kembali.

Sebenarnya, yang ia takutkan tak semengerikan yang dibayangkan. Kutahu kau tak nyaman. Tapi tak harus berlama-lamaan.

Kau masih muda!

Ukirlah ia, hingga jadi suatu yang bermakna. Tak apa, kau tak perlu lagi bersandiwara.

Berjuanglah!

Yang kau perlukan hanya doa, dan ikhlas tentunya. Karena ianya adalah senjata bagi mereka yang benar-benar percaya.

Kau lihat mereka yang di sana?

Mereka telah terbiasa untuk menatap langit apa adanya. Awan itu, tak selamanya kelabu. Ia akan membiru, lalu akhirnya warna-warni itu melukis diri. Kita sebut ia pelangi. 

Namun sayangnya, ia datang lalu pergi. Tak seperti doa, ia menghiasi angkasa. Menetap di sana selamanya.

Puisi Karya: Aulia AN (66)

Baca juga:

Guru Penyemangat
Guru Penyemangat Guru Profesional, Guru Penggerak, Blogger, Public Speaker, Motivator & Juragan Emas.

Posting Komentar untuk "Puisi Tentang Kota di Tengah Nyanyian Malam dan Doa"