Widget HTML #1

Puisi Tentang Kita yang Ingin Memulai Kembali

Puisi Tentang Kita yang Ingin Memulai Kembali
Puisi Tentang Kita yang Ingin Memulai Kembali. Gambar oleh Melk Hagelslag dari Pixabay
#Puisi 1: Jika Kita

Jika kita tak pernah menyapa
Akankah kita bersama?

Jika kita ingin bersama
Akankah semesta mengizinkannya?

Jika kita tak pernah ada
Akankah kita bertemu di kehidupan selanjutnya?

Ini kisah tentang cinta merah muda yang menjadikannya bahagia. Adakalanya ia memelas untuk dibalas, atau selalu peduli walau tak berarti. Tuan yang satu ini berani untuk jatuh cinta sendiri. 

Sudah kuperingatkan, jangan bermain dengan perasaan.

Kau adalah hujan yang dinginnya tak tertahan. Dan aku adalah api yang ingin menghangatkan. Lalu, angin bertiup dan menjadikanku redup. 

Teruntuk hujan, bisakah kau mencintai api sewajarnya saja? 

Aku adalah asa yang tak pernah kau anggap ada. Seperti bulan sabit yang tersenyum di setiap cahayanya. Bulan sabit yang sendiri tak pernah merasa bahwa ia sepi. Kurasa, ia sedang memulihkan energi. 

Andai saja, semesta menjawab tanda tanya yang telah kunyatakan tadi. Tapi semuanya hanya andai. Nyatanya, khayalanku terlalu jauh.

Puisi Karya: Aulia AN (67)


#Puisi 2: Memulai Kembali

Kala itu, matahari berpamitan denganku. Perlahan, wajahnya mulai berganti dengan cahaya rembulan. Ia adalah cahaya di tengah bisingnya kota. Ia adalah pelita di malam sunyi. 

Yang diperlukan matahari dan rembulan hanyalah pulang, setelah pertualangan panjang. Tempat yang hangat untuk melepas penat. Tempat yang teduh untuk berteduh. 

Kau indah!
Namun, kau fana. Kau merayu namun tak berpengaruh.

Di situ ada ruang yang tak berpenghuni. Bisakah kau menempati?
Tetapi jangan datang lalu pergi.

Apakah kau seperti pelangi?
Atau seperti matahari?
Kuharap kau mampu menjadi diri sendiri. 

Pekikan hati membekas di setiap sisi ruang ini. Ia menjalar menjadi luka yang mungkin tak terobati. Perlahan kumulai menutup rapat hati agar tak disakiti untuk kedua kali.

Sekarang, yang kuperlukan hanyalah memulai kembali. Ditemani oleh rembulan dan matahari. Tak lupa kicauan burung di pagi hari, atau sambutan senja di ujung hari. 

Semua itu kulewati bersama ruang sendiri. Tanpa kau, yang mungkin tak akan pernah kembali.

Puisi Karya: Aulia AN (68)

Baca juga:

Guru Penyemangat
Guru Penyemangat Guru Profesional, Guru Penggerak, Blogger, Public Speaker, Motivator & Juragan Emas.

Posting Komentar untuk "Puisi Tentang Kita yang Ingin Memulai Kembali"