Widget HTML #1

Kisah Alumni PAI Berbagi Kiat Karier Cemerlang Dunia-Akhirat di Tengah Pandemi

cerita-alumni-pai-berbagi-kiat-karier-cemerlang-dunia-akhirat-di-tengah-pandemi-ozyalandika-baik-itu-sederhana
Tangkapan Layar Zoom Cloud Meeting Temu Alumni PAI. Dok gurupenyemangat.com

Imbas hadirnya pandemi di Bumi Pertiwi, pola hidup banyak orang mulai berubah. Pandemi begitu gencar mengusik berbagai sektor dan sudut ketentraman negeri. Mulai dari sektor pendidikan, kesehatan, pariwisata, ekonomi, pemerintahan, hingga stabilitas dunia kerja.

Sudah cukup banyak kasus covid-19 yang tercatat oleh Gugus Tugas Penanganan Pandemi, dan saat ini angka-angka masih terus bertambah.

Kita sejatinya cukup sedih atas hal ini, apalagi ketika kita melihat teman-teman dan keluarga harus kehilangan pekerjaan.

Hanya saja, sebagai manusia, kita wajib untuk berubah, kita perlu menyesuaikan diri dengan pandemi dari berbagai sisi. Baik itu secara duniawi, maupun kepentingan akhirat.

Dan Alhamdulillah, malam tadi, tepatnya pada hari Senin (12/10/2020) saya sempat mengadakan pertemuan virtual dengan sebagian teman-teman alumni STAIN Curup (sekarang IAIN Curup) angkatan 2012-2014 melalui aplikasi Zoom Cloud Meeting.

Pertemuan ini sebenarnya diadakan secara dadakan, tapi beruntungnya tidak mengurangi niat utama, yaitu silaturahmi antar-sesama alumni.

Ada tiga poin penting yang sempat kami bahas pada pertemuan malam tadi. Saya uraikan di sini saja, ya:

Pertama, Tantangan dan Kiat Para Alumni dalam Menghadapi Dunia Kerja di Era Pandemi

cerita-alumni-pai-berbagi-kiat-karier-cemerlang-dunia-akhirat-di-tengah-pandemi-ozyalandika-baik-itu-sederhana
Tangkapan Layar Zoom Cloud Meeting Temu Alumni PAI. Dok. ozyalandika.com

Telah  kita bicarakan sebelumnya bahwa kehadiran pandemi seakan menggerus sektor dunia kerja dengan berbagai profesi di dalamnya. Ini tantangan yang cukup sulit sebenarnya, karena selain harus gesit beradaptasi, seorang hamba perlu lebih cerdas dalam melihat peluang.

Salah satu alumni PAI, Ustadz Sopian menerangkan bahwa, eksistensi alumni di dunia kerja bergantung pada bagaimana masing-masing diri mampu “menjual diri” agar laku di pasaran kerja. Bahasa Rejangnya adalah “Personal Branding”. Hohoho

“Menjual diri” yang dimaksud di sini adalah bagaimana seorang alumni mampu menampilkan hard-skills maupun soft-skills mereka di dunia kerja di era pandemi. Bukannya pamer atau sombong, ya!

Personal Branding sejatinya lebih mengarah pada mengenalkan kompetensi diri kepada dunia kerja.

Tidak jauh berbeda, Bu Sapta yang saat ini sedang bergelut di bidang bisnis perumahan juga menerangkan bahwa eksistensi alumni di era pandemi sangat bergantung dengan bagaimana diri ini mampu membawa diri.

Alhasil, maju-mundur atau cepat-lambatnya adaptasi seorang alumni di dunia kerja sangat bergantung dengan bagaimana cara mereka membawa diri. Sederhananya, kalau seseorang terus mengeluh dan ber-negatif thinking, bagaimana mereka mau maju dan melawan arus!

Maka dari itulah, dari tuangan sederhana ini, dua hal yang bisa kita ambil untuk membasmi tantangan dunia kerja di era pandemi adalah sikap “menjual diri” dan “membawa diri”.

Kedua, Kiat agar Karier Cemerlang Berimbang Dunia-Akhirat

cerita-alumni-pai-berbagi-kiat-karier-cemerlang-dunia-akhirat-di-tengah-pandemi-ozyalandika-baik-itu-sederhana
Tangkapan Layar Zoom Cloud Meeting Temu Alumni PAI. Dok. ozyalandika.com

Sejatinya subtopik lengkap dari pembahasan ini ialah “Kiat agar Karier Cemerlang Dunia-Akhirat Seimbang dengan Proses Menjemput Pendamping Hidup”. 

Namun, karena waktu pertemuan virtual cukup terbatas dan sedikit mengalami degradasi sinyal, akhirnya kami hanya fokus kepada karier.

Berkisah tentang karier cemerlang, agaknya masing-masing diri punya tafsiran yang berbeda terhadap “kecemerlangan” yang dimaksud.

Di luar sana, bisa jadi ada yang menganggap bahwa karier cemerlang itu terlihat dari status pekerjaan, jabatan, kepemilikan kendaraan, rumah, hingga banyaknya uang di bank. Tapi, rasanya anggapan ini sangat sempit kali, ya?

Terang saja, belum tentu mereka yang kariernya cemerlang dari sisi materi akan bahagia. Apalagi kalau karier dunianya tak berimbang dengan akhirat, bisa jadi hati ini tak akan mendapat banyak ketenangan.

Maka dari itulah, Bu Sri Hartati sempat mengemukakan bahwa karier cemerlang pada dasarnya adalah, kita bekerja karena Allah, tumpuannya dari Allah, dan muaranya juga hanya kepada Allah. Dengan cara ini, seorang hamba akan lebih mudah meraih kebahagiaan dunia-akhirat.

Syahdan, Pak Purnomo Antonio yang saat ini sibuk menjadi pengacara juga menambahkan tentang apa hal yang seharusnya menjadi prioritas seorang hamba dalam menggapai karier cemerlang.

Prioritas karier cemerlang dunia-akhirat akan sangat bergantung dengan bagaimana seseorang menerapkan hukum-hukum Allah. Sederhananya, bagaimana kita mau bicara masalah pekerjaan ketika hukum-hukum Allah kita langgar.

Dari sini, dapat kita petik garis simpul bahwasannya orientasi karier cemerlang dunia-akhirat adalah ibadah. Sandaran pekerjaan juga didasarkan hanya kepada Allah. Dengan begitu, semoga tiap-tiap hamba dimudahkan untuk meraih kebahagiaan jasmani dan rohani dunia-akhirat.

Ketiga, Rencana Kegiatan Alumni PAI Periode 2020-2021

cerita-alumni-pai-berbagi-kiat-karier-cemerlang-dunia-akhirat-di-tengah-pandemi-ozyalandika-baik-itu-sederhana
Tangkapan Layar Zoom Cloud Meeting Temu Alumni PAI. Dok. ozyalandika.com

Pada poin terakhir pertemuan via virtual ini, kami juga sempat membahas tentang rencana kegiatan para alumni periode 2020-2021. Ya, meskipun sudah lama berstatus alumni, setidaknya output alias tamatan dari sebuah kampus perlu tetap peduli dengan eksistensi program studinya.

Kalau kembali menilik ke dua-tiga tahun ke belakang, alumni PAI biasanya mengadakan kegiatan bakti sosial berupa pertemuan alumni yang kemudian ditutup dengan kunjungan ke panti asuhan. Tapi, untuk kedepannya, barangkali porsi kegiatan akan lebih banyak.

Pak Nur rani mengungkapkan bahwa dalam setiap tahun setidaknya kampus menelurkan 500 orang pengangguran. Alhasil, keluaran sarjana harus jeli melihat peluang kerja. Jangan malah mengandalkan satu titik pekerjaan saja.

Nada yang seirama juga diungkapkan oleh Pak Suprapto. Beliau menambahkan bahwa seorang pendidik perlu lebih kreatif dan membangkitkan jiwa enterpreneurship. Dengan cara ini, otomatis lapangan pekerjaan akan tercipta.

Selain itu, Bu Aryatti juga menambahkan gagasan yang perlu dipertimbangkan dalam rencana kegiatan.

Menurut beliau, dalam menghadapi dunia kerja seorang pendidik perlu terus mengembangkan ilmu kependidikannya secara kreatif sembari beradptasi di era pandemi. Semisal, bisa adakan bimbel, baik offline maupun online, bisnis, jualan, hingga peluang lainnya.

Jadi, hal yang mungkin terbayang oleh alumni untuk pelaksanaan rencana kegiatan adalah sejenis pelatihan/workshop yang berfokus pada materi kewirausahaan.

Namun, lagi-lagi kita harus berpikir dua kali karena hadirnya pandemi. Bu Dosen Insi Islamadeti menyarankan agar perencanaan kegiatan dimatangkan lagi via virtual, seperti inspirasi berupa berbagi pengalaman dan perjuangan di tengah adaptasi pandemi.

Dengan begini, rasanya dalam waktu dekat akan ada pertemuan lebih lanjut bagi para alumni untuk membahas rencana kerja. Tidak hanya fokus dengan urusan dunia saja, melainkan juga urusan akhirat. Semoga para alumni PAI selalu kompak.

Salam. Terima kasih terucap kepada segenap alumni yang telah hadir.
Ditulis oleh Alumni PAI Angkatan 2012: Ozy V. Alandika.

Guru Penyemangat
Guru Penyemangat Guru Profesional, Guru Penggerak, Blogger, Public Speaker, Motivator & Juragan Emas.

Posting Komentar untuk "Kisah Alumni PAI Berbagi Kiat Karier Cemerlang Dunia-Akhirat di Tengah Pandemi"