Widget HTML #1

Cerpen: Liburan ke Yogyakarta

Hai Sobat Guru Penyemangat, apakah saat ini Sobat sedang ingin memasukkan kota Yogyakarta sebagai salah satu destinasi liburan?

Boleh-boleh saja, ya. Terlebih lagi saat ini pandemi sudah mulai menepi hingga kita mulai mendapat kemudahan untuk bepergian ke luar kota maupun ke luar provinsi.

Yogyakarta bukan hanya kota yang menjadi kediaman bagi Sultan Hamengkubuwono maupun Malioboro, melainkan juga pernah menjadi ibu kota RI pada tahun 1946. Artinya, kota yang juga dijuluki sebagai Kota Pelajar ini menyimpan banyak sejarah.

Tapi, apakah jalan-jalan ke Yogyakarta bakal menjadi salah satu sejarah yang ada di catatan kehidupan Sobat?

Nah berikut disajikan secarik cerpen seru nan santai yang berkisah tentang liburan ke Yogyakarta. Mari disimak ya:

Cerpen: Liburan ke Yogyakarta

Oleh Sri Rohmatiah Djalil

Cerpen: Liburan ke Yogyakarta
Cerpen: Liburan ke Yogyakarta. Dok. Brilio.net

“Liburan telah tiba, hore, hore.”  Ini lagu sering dinyanyikan si Cimut adik semata wayangku. 

Nama sebenarnya sih Cici, karena sejak kecil dia lucu dan imut, semua orang memanggilnya Cimut. Sedangkan aku cukup dipanggil abang. Mauku sih ada panjangnya, misalnya bangteng, abang ganteng atau bangcep, abang cakep. 

Jika selesai ujian sekolah Cimut sibuk browsing tempat wisata dan tempat menginap dan selalu ada perdebatan denganku.

Cimut lebih suka dengan hotel yang ada lift, kolam renang, sedangkan aku lebih suka homestay yang sejuk. Kalau ada sih rumah adat yang terbuat dari kayu seperti zaman dulu, rumah kuno gitu.

Wah kalau dengar rumah kuno, Cimut akan teriak. Akhirnya aku ngalah sebelum Ibu membunyikan peluit memisah keributan kami. Beginilah kalau jadi abang, harus selalu ngalah. 

Ayah bilang, kalau aku ingin bertualang alam bisa ngajak teman-teman pecinta alam. Ok baiklah, sebagai abang ganteng yang baik hati, aku pun mendengar nasihat Ayah. 

Keinginan Cimut terkabul, kami menginap di salah satu hotel di Jalan Malioboro. Dasar anak perempuan, dia senang sekali belanja. Sepanjang Jalan Maliaboro banyak oleh-oleh, cenderamata yang bisa dibawa pulang, tentunya bayar dulu sebelum meninggalkan lapak.

Diam-diam, aku negosiasi dengan Cimut untuk tempat wisata yang akan dikunjungi hari selanjutnya. Cimut yang baru naik kelas 11 bengong kayak kucing kesayangan kami kalau lagi dinasehati.

“Kalau kamu cuma masuk, keluar mall di Malioboro, percuma, gak seru. Kita bikin seru-seruan naik mobil jeep ke Gunung Merapi ya. Di sana kita akan melihat jejak sejarah bagaimana gunung Merapi erupsi beberapa tahun lalu. Kita juga akan hanyut dalam derita warga dengan melihat musium mini ‘Sisa Hartaku’. Dalam museum itu ada sisa-sisa barang milik warga yang sudah hangus, fosil hewan peliharaan dan masih banyak lagi. Pulangnya kita akan diajak main air di sungai dengan jip itu, pokoknya seru,” jelasku.

“Beneran, Bang, jaminannya apa kalau tidak seru?” tanya Cimut bikin aku kesal sebanarnya, pakai jaminan segala. Memangnya pinjaman ke bank.

“Jaminannya adalah kegantengan abang luntur jika liburan nanti tidak seru.”

“Alaaaah kegantengan Abang Ozy meragukan,” sanggah Cimut. 

“Ok, baiklah, Bang, aku setuju, kita bilang Ayah dan ibu ya,” ujar Cimut lagi.

Boleh Baca: Bakpia Mutiara Jogja, Buah Tangan Khas Yogyakarta yang Bakal Menggoyang Lidahmu

***

Orang tua kami setuju saja kita mau liburan ke mana, cuma Ayah sedikit ngomel tentang tempatnya yang jauh dari Malioboro.

“Kalau tahu kalian akan ke Gunung Merapi, kita cari penginapan di Sleman, bukan di tengah kota. Perjalanan ke Sleman cukup jauh,” tegas Ayah.

Ibu lah pembela kami.

“Kita bisa berangkat lebih pagi, sekalian check out dari hotel ini, kita langsung pulang saja lewat Klaten terus masuk tol Solo hingga keluar Surabaya,” bela ibu.

Ayah terdiam sesaat, tetapi yang protes Cimut, “Masa kita langsung pulang, Bu, kan liburanku masih lama.”

“Kamu liburan masih lama, ayahmu harus kerja,” timpal Ibu.

“Yaaah boring di rumah terus.”

“Tenang saja liburanmu tidak akan membosankan karena Ibu akan ajak kamu melakukan pekerjaan rumah, ngajari masak selama liburan,” seruku.

“Untuk apa, Bang melakukan semua itu?”

“Biar pintar saja, kan setelah lulus SMA kamu akan menikah dan melakukan semua itu,” jawabku geli.

Mendengar jawabanku, Cimut teriak sambil memukul badanku yang kokoh.

“Tidaaaak, aku belum mau nikah Ibu.”

Ibu tertawa melihat kami saling pukul. Kali ini Ibu lupa tidak membawa peluit untuk melerai kami, kartu merah, kuning pun sepertinya ketinggalan juga. Buktinya Ibu berlalu meninggalkan kamar hotel.

“Kalian siap-siap beresi koper, kita akan berangkat setelah breakfast, pukul 08.00, Cimut ayo susul Ibu ke kamar sebelah, cepat tidur!” perintah Ayah.

***

Boleh Baca: Cerita Pengalaman Pergi ke Tempat Wisata

Pukul 06.30 WIB, aku sudah rapi, menunggu Ibu, Ayah dan Cimut di resto untuk breakfast. Tidak beberapa lama kemudian, mereka datang dengan rapi juga. 

Cimut senyum-senyum, girang sekali wajahnya. Pakainnya seperti tidak hendak ke gunung atau sungai, tetapi ke pantai. Baju motif bunga komplit dengan jilbab dan topi lebar, juga tas kecil. Penampilan Ibu pun sama. 

Aku melirik celana dan sandal gunung yang kukenakan, kontras sekali dengan penampilan para ratu di hadapanku saat ini.

“Kalian mau ke pantai atau gunung sih?” tanyaku heran.

Ayah duduk di depanku sembari menjawab, “Kita akan ke Borobudur, kabar terupdate, Gunung Merapi meluncurkan lava pijar dan ditutup untuk wisatawan.”

Aku ketinggalan berita, padahal kata Ayah Merapi mengeluarkan lava sejak kemarin. Dengan lapang aku terima ajakan keluarga untuk ke Candi Borobudur. 

Menurut sejarah Candi Borobudur yang terletak di Desa Borobudur, Kecamatan Borobudur, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah dibangun pada abad ke-8 Masehi. Diresmikan tempat wisata sejak tahun 1980 yang kemudian sebagai Pusaka Budaya oleh UNESCO pada tahun 1991.

“Ide bagus juga liburan ke Candi Borobudur agar Cimut mengenal sejarah, jangan belanja melulu,” ujarku memecah suasana yang sepi sejenak.

“Lagi-lagi, lagi-lagi aku,” seru Cimut cemberut.

Kami tertawa melihat Cimut cemberut karena dia tambah imut.

***

Lanjut Baca: Cerpen Tentang Liburan ke Pantai Bersama Teman

Guru Penyemangat
Guru Penyemangat Guru Profesional, Guru Penggerak, Blogger, Public Speaker, Motivator & Juragan Emas.

Posting Komentar untuk "Cerpen: Liburan ke Yogyakarta"