Fabel: Si Lebah yang Tinggi Hati
Fabel Si Lebah yang Tinggi Hati. Dok. Gurupenyemangat.com |
Hai, Sobat Guru Penyemangat, tahukah dikau bahwa perilaku tinggi hati itu begitu merugikan bagi diri sendiri?
Berkisah tentang hidup, apa pun perilaku kejelekan pasti akan ada balasannya, kan. Mungkin tidak hari ini, tapi bagaimana dengan esok hari?
Adalah sebuah kerugian besar bila kita memiliki akhlak dan adab yang buruk, termasuklah penyakit hati seperti tinggi hati.
Nah, pada kesempatan ini Gurupenyemangat.com bakal menghadirkan sebuah fabel dengan tema tinggi hati.
Fabel berikut berkisah tentang bagaimana si lebah yang tinggi hati mengalami penderitaan dan kerugian di kemudian hari.
Mari disimak yuk:
Fabel: Si Lebah yang Tinggi Hati
Oleh Fahmi Nurdian Syah
Pada suatu hari, seekor Lebah sedang melakukan perjalanan jauh. Ia akan pergi menuju ke rumah adiknya, Tawon.
Tawon merupakan saudara lebah yang tinggal jauh terpisah darinya. Lebah sudah tak tahan lagi menahan rasa rindu lantaran jarang sekali ada kesempatan untuk bertemu.
Lebah memainkan sayapnya mengitari hutan yang sangat luas. Ia sangat menikmati teriknya sinar matahari yang tinggi. Sampai tak terasa Lebah telah kehabisan tenaga.
Untuk mendapatkan tenaga baru ia harus mengkonsumsi nektar. Makanan nektar hanya dimiliki oleh Bunga.
Lebah itupun melanjutkan perjalanan mencari keberadaan bunga. Tak lama kemudian, dari kejauhan Lebah tersebut melihat keberadaan Bunga.
Dengan hati yang sangat senang lebah itu mempercepat kepakan sayapnya. Saat jaraknya semakin dekat, tiba-tiba hidungnya mencium bau yang sangat menyengat.
Ia pun berhenti, seketika sadar bahwa bau itu berasal dari bunga yang ada di depannya.
"Hai bunga, namamu siapa? baru kali ini aku berjumpa dengan bunga yang sangat busuk sepertimu," ucap Lebah itu.
"Aku Bunga Bangkai, sudah tahu bauku busuk, terus untuk apa kau kemari?" tanya Bunga Bangkai.
Ilustrasi Lebah Ingin Meminum Nektar. Dok. Gurupenyemangat.com |
"Aku kemari hanya ingin meminta nektar untuk mengisi tenagaku yang habis. Tetapi karena baumu busuk aku urungkan niatku itu," jawabnya.
"Aku tak ingin madu yang kuhasilkan nanti berbau busuk juga karena aku mengkonsumsi nektar darimu, lebih baik aku cari bunga yang lain saja," sambung Lebah itu.
Meskipun si Lebah telah merasakan tenaganya habis, tetapi dirinya merasa tak layak jika harus mendapatkan nektar dari Bunga Bangkai.
"Yaudah pergilah sana menjauh dariku," pungkas Bunga Bangkai mengusir keberadaan Lebah.
Lebah pun pergi menjauh meninggalkan Bunga Bangkai yang busuk itu. Tak lama kemudian, datanglah seekor Kupu-kupu yang sangat cantik.
Boleh Baca: Fabel Tentang Kerajaan Tikus dan Ular
Sama seperti lebah, Kupu-kupu itupun mencium bau yang sangat menyengat dari Bunga Bangkai. Lantaran Kupu-kupu butuh nektar, ia mencoba tetap tahan dengan bau busuk itu.
"Hai bunga, aku merasa sangat kelaparan. Bolehkah aku minta nektarmu sedikit saja?" ucap Kupu-kupu itu dengan penuh harapan.
"Sebelum kedatanganmu, tadi ada Lebah menemuiku dan tujuannya sama sepertimu–meminta nektar, tapi karena bauku yang busuk dia takut pada dirinya muncul bau busuk juga. Apakah kamu tidak berpikiran seperti itu wahai Kupu-kupu?" tanya Bunga Bangkai penasaran.
"Setiap dari kita sudah diberi kelebihan dan kelemahan, jadi aku tidak pernah berpikiran seperti itu. Aku juga tetap cantik walaupun dapat nektar darimu." jawab si Kupu-kupu
"Baiklah, Nektarku hanya ada segini, kau bawa saja semuanya," ucap Bunga Bangkai sembari memberikan nektar kepada Kupu-kupu.
Kupu-kupu pun dengan hati yang bahagia mengucapkan terimakasih kepada Bunga Bangkai lalu pergi terbang meninggalkannya.
Di lain sisi, Lebah telah terbang ke sana-kemari dan dia belum melihat keberadaan bunga satu pun selain Bunga Bangkai tadi.
Ia pun menyerah karena sudah tidak ada tenaga lagi untuk bisa melanjutkan perjalanan menuju ke rumah adiknya. Si Lebah kembali pergi menemui Bunga Bangkai.
"Hai Bunga Bangkai, maafkan sikapku tadi yang telah mengejekmu. Aku pergi terbang ke sana-kemari dan tidak menemukan bunga selain kamu. Jadi aku kembali ke sini untuk meminta nektarmu." ucap si Lebah.
"Terima kasih telah kembali ke sini. Maaf aku tidak bisa memberikannya karena Nektarku sudah habis kuberikan kepada Kupu-kupu tadi." jawab Bunga Bangkai.
Si Lebah pun dengan perasaan kecewa harus terpaksa mengurungkan niatnya untuk pergi ke rumah adiknya.
Lantaran ia kehabisan tenaga di tengah jalan dan karena kesombongannya ia malah tak mampu mendapatkan nektar dari bunga.
Ia pun menyesal dengan sikapnya tersebut dan berjanji pada diri sendiri untuk tidak mengulanginya kembali di kemudian hari.
Boleh Baca: Fabel Tentang Lalat yang Iri Hati
~Selesai ~
Nah, demikianlah tadi fabel tentang Si Lebah yang Tinggi Hati karya Agan Fahmi.
Adapun moral dari cerita dongeng tentang Si Lebah yang tinggi hati ini ialah mengajarkan kepada kita untuk tidak bersikap tinggi hati.
Sebab, sifat tersebut hanya akan merugikan diri sendiri di kemudian hari.
Salam.
Posting Komentar untuk "Fabel: Si Lebah yang Tinggi Hati"
Posting Komentar
Berkomentarlah sesuai dengan postingan artikel. Mohon maaf, link aktif di kolom komentar tidak akan disetujui.
Diperbolehkan mengutip tulisan di blog Guru Penyemangat tidak lebih dari 30% dari keseluruhan isi (1) artikel dengan syarat menyertakan sumber. Mari bersama-sama kita belajar menghargai karya orang lain :-)