Widget HTML #1

Contoh Karangan Tentang Hari Ibu, Membahagiakan Mama Tidak Harus dengan Hadiah

Contoh Karangan Tentang Hari Ibu
Contoh Karangan Tentang Hari Ibu. Dok. Gurupenyemangat.com

Hai, Sobat Guru Penyemangat, sudahkah kita membahagiakan Ibu di hari yang bahagia ini?

Semoga sudah dan senantiasa berusaha untuk menyenangkan Mama, ya. Soalnya itulah salah satu kewajiban terbesar kita sebagai seorang anak.

Bahkan, banyak dalil yang menerangkan bahwa berbakti kepada kedua orang tua adalah jalan utama menuju ridho Allah dan surga.

Sedangkan sebaliknya, durhaka kepada Ibu termasuk kepada salah satu dosa besar. Hemm. Jangan sampai kita terjerumus ke dalamnya, ya.

Baiklah Sobatku, kali ini Gurupenyemangat.com bakal menyajikan contoh karangan dengan tema Hari Ibu.

Contoh karangan tentang Hari Ibu berikut ditulis singkat dan menerangkan pesan bahwa membahagiakan Mama tidak harus dengan hadiah.

Baiklah, langsung disimak saja ya:

Karangan Menyambut Hari Ibu Tahun 2021

Karangan Menyambut Hari Ibu
Karangan Menyambut Hari Ibu. Dok. Gurupenyemangat.com

Tanggal 22 Desember tahun 2021 baru saja tiba. Aku lihat di berbagai beranda media sosial dan story WhatsApp begitu ramai postingan bertema ibu.

Ada yang berkirim video ucapan Hari Ibu, ada yang memosting stiker dan kartu ucapan Hari Ibu, dan ada pula yang memamerkan foto sedang menyuapi sepotong kue kepada mamanya.

Sungguh mengharukan sekaligus menyenangkan saat kita melihat keceriaan di wajah Ibu dan anaknya.

Terang saja, pada era saat sekarang ini, kedekatan antara anak dan bundanya belum tentu bisa diwujudkan oleh seluruh keluarga baik itu di Indonesia maupun di seluruh dunia.

Benar sekali, semua gara-gara pandemi corona yang sempat menghantui dan merajalela di bumi ini.

Biarpun demikian, menyambut Hari Ibu sebagai salah satu peringatan Hari Besar Nasional menjadi tangan dan keseruan tersendiri bagiku maupun bagi kita sebagai seorang anak.

Bukannya ingin sibuk membuat kartu ucapan atau bersikeras menabung agar bisa membeli buket dan kue Hari Ibu, melainkan kita akan lebih sibuk menata hati dan kepekaan sosial untuk bisa lebih berbakti kepada Mama.

Sungguh tidaklah cukup bila kita membahagiakan Ibu hanya di Hari Ibu Nasional saja. Ketika 22 Desember sudah berlalu, masa iya perilaku taat kita kepada kedua orang tua juga berlalu dan selesai begitu saja?

Sungguh jahat bilanya seperti itu. Maka darinya banyak pihak menyuarakan sikap tidak setuju bila diadakan Hari Ibu, karena pada dasarnya kegiatan membahagiakan Bunda itu wajib dilakukan setiap hari.

Boleh Baca: Contoh Pidato Singkat Tentang Hari Ibu

Tanpa perlu menunggu datangnya hari Ibu, kita sebagai anak memang sudah diwajibkan untuk hormat, patuh, taat, serta berbakti kepada Ibu. Soalnya, ridho Allah bergantung kepada ridho kedua orang tua. Dengan demikian, jangan sampai kita menyakiti hati dan perasaan Bunda.

Menurutku, dalam menyambut Hari Ibu yang jatuh setiap tanggal 22 Desember, kita tidak perlu terlampau semringah, berfoya-foya, atau bahkan pamer keceriaan yang berlebihan.

Hari Ibu bisa kita jadikan momentum untuk menata kembali hati dan diri, yaitu tentang sejauh mana kita peduli dan berbakti kepada Ibu. Jangan-jangan kita masih sering berkata “Ah” dan membantah setiap nasihat dari Ibu.

Harapan kita semua, mudah-mudahan Hari Ibu bisa menjadi landasan pacu bagi tiap-tiap diri untuk lebih sayang dan cinta kepada Ibu. Manfaatkanlah waktu sempat dan waktu sempit untuk berbakti kepadanya.

Karangan Tentang Hari Ibu Singkat

Karangan Tentang Hari Ibu Singkat
Karangan Tentang Hari Ibu Singkat. Dok. Gurupenyemangat.com

Ketika Hari Ibu tiba, aku jadi teringat dengan perjuangan dan pengorbanan Ibuku. Memang benar bahwa peringatan Hari Ibu hanya dirayakan pada tanggal 22 Desember di setiap tahunnya, tapi bila kita cermati lebih detail kenyataannya Ibu berjuang dan berkorban setiap hari.

Sesaat ketika berangkat sekolah, beberapa kali aku bertemu dengan tukang sapu jalan yang juga seorang Ibu. Karena jalanan pukul 06.15 WIB sudah bersih, aku meyakini bahwa tukang sapu tersebut sudah stand by dan bekerja seusai Subuh.

Demi siapa? Demi siapa lagi kalau bukan demi anaknya, demi masa depan buah hati yang paling ia sayang di dunia ini.

Sedangkan beberapa dari kita di sini, pukul 06.00 WIB saja masih ada yang belum bangun. Itu pun kadang bangunnya dipaksa oleh Mama, dan sambil merajuk dan bentak-bentak pula.

“Ah, nantilah, Ma, aku masih ngantuk!” dan segenap omelan lainnya.

Boleh Baca: Contoh Susunan Acara dan Teks MC Kegiatan Hari Ibu

Seketika bangun, eh ternyata di meja makan sudah disiapkan sarapan. Entah itu nasi goreng dengan lauk telur mata sapi, roti beserta selai, atau ada pula segelas susu.

Terkadang, sebelum kita berangkat sekolah, Ibu sudah jauh-jauh waktu menyiapkan bekal untuk kita konsumsi pada jam istirahat.

Belum selesai sampai di sana, Ibunda tersayang tidak lupa memberikan kita uang jajan.

Bila kita renungkan kembali, rasanya diri ini kurang bersyukur atas kehadiran Ibu. Di luar sana, banyak sekali anak-anak seusia kita yang sudah sejak lama tidak memiliki Ibu.

Aku yakin mereka semua begitu mendambakan kasih sayang seorang Mama. Sesekali mereka barangkali iri dengan anak-anak lain yang dipeluk oleh Mama, diantar ke sekolah oleh Mama, atau diajak jalan-jalan kepada Mama.

Dengan demikian, secarik hal sederhana yang bisa aku sampaikan pada momentum Hari Ibu kali ini ialah tentang pentingnya seorang anak untuk bersyukur.

Cara bersyukur itu banyak. Beberapa dari kita ada yang rela menyempatkan diri menulis puisi untuk Ibu, membelikan buket, kue, hingga segenap kado istimewa lainnya.

Sebenarnya semua itu sah-sah saja. Tapi yang menjadi masalah ialah ketika seorang anak hanya menjalin kedekatan lebih kepada Ibunya hanya di Hari Ibu 22 Desember saja.

Itu jahat sekali. Masa dengan malaikat pelindung sendiri sayangnya hanya setahun sekali. Rasa-rasanya kita sebagai anak sangat sedikit bersyukur.

Maka dari itulah, cara bersyukur kepada Allah atas kehadiran Ibu sebaiknya kita tempuh dengan terus berjuang meninggikan kebaktian dan ketaatan kepada Mama.

Mari kita bahagiakan Ibu di masa-masa tuanya, sebelum semuanya terlambat dan kita akan menyesal pada akhirnya.

***

Nah, demikianlah tadi segenap sajian Guru Penyemangat mengenai karangan tentang Hari Ibu yang singkat beserta segenap harapan dan pesan-pesan untuk seorang anak.

Mudah-mudahan bermanfaat, ya.

Salam.

Guru Penyemangat
Guru Penyemangat Guru Profesional, Guru Penggerak, Blogger, Public Speaker, Motivator & Juragan Emas.

Posting Komentar untuk "Contoh Karangan Tentang Hari Ibu, Membahagiakan Mama Tidak Harus dengan Hadiah"