Widget HTML #1

Cerpen Tentang Disiplin Waktu: Pulang Terlambat

Seberapa pentingnya waktu bagi Sobat Guru Penyemangat sekalian?

Tentunya begitu krusial, ya. Saban detik yang berlalu kadang terasa begitu cepat, sedangkan apa-apa yang kita lakukan sering kali masih segini-segini saja.

Maka dari itulah, Allah bahkan bersumpah dalam Surah Al-Ashr dengan mengatakan “Demi Masa”, “Sesungguhnya manusia itu benar-benar berada dalam kerugian.”

Kerugian yang dimaksud tiada lain ialah rugi akan waktu. Dan kenyataannya, waktu yang terbuang takbisa diulang maupun diganti kembali.

Tinggalah cuma? Penyesalan.

Dalam kesempatan kali ini Gurupenyemangat.com ingin menyajikan cerpen yang berkisah tentang disiplin waktu.

Cerpen singkat tentang disiplin waktu ini mengajak kita untuk menghargai pentingnya waktu terutama untuk melakukan hal yang bermanfaat.

Oke, langsung disimak saja ya:

Cerpen: Pulang Terlambat

Oleh Fahmi Nurdian Syah

Cerpen Tentang Disiplin Waktu Singkat
Cerpen Tentang Disiplin Waktu Singkat. Gambar oleh khamkhor dari Pixabay

Dari arah timur telah tampak sinar sang Surya yang cerah. Aku telah bersiap-siap untuk berangkat ke kampus.

Aku pergi ke kampus dengan mengendarai motor pribadi. Dan Aku tidak pernah menyangka jika hari ini merupakan hari yang tak akan mudah terlupakan sepanjang hidupku.

Perkenalkan namaku Tina. Seorang mahasiswa kimia semester 4 di salah satu kampus yang ada di kota Semarang.

Hari ini jadwal kuliahku hanya sampai siang, karena cuma terdapat dua mata kuliah saja. Akan tetapi Aku tidak langsung pulang karena sudah janjian sama temanku untuk mengerjakan tugas kelompok.

Bergegaslah Aku, Putri dan Yeni berjalan dari gedung Fakultas MIPA lantai 3 menuju ke gedung Perpustakaan, letak gedung perpustakaan memang tidak jauh dari Fakultas MIPA, hanya terpisahkan oleh lorong yang dikelilingi oleh taman.

Jadi, kita harus berjalan melewati lorong tersebut agar sampai ke gedung perpustakaan ini.

Sepanjang jalan, kita melihat sekeliling taman yang begitu indah sembari curcol santai untuk menentukan di lantai berapa yang cocok untuk mengerjakan tugas kelompok ini.

Setelah mengobrol yang penuh dengan pertimbangan akhirnya kita memutuskan mengerjakan tugasnya di lantai paling bawah. 

Mulailah kita bertiga menatap layar laptop dengan serius, benar saja yang diucapkan oleh Putri saat menentukan tempat mengerjakannya.

Suasana di gedung perpustakaan masih cukup ramai dengan para mahasiswa yang lalu lalang.

Setelah aku bilang bahwa tugas sudah selesai, Putri dan Yeni mengajak untuk pulang, namun aku menolaknya dan mempersilahkan mereka jika mau pulang duluan, karena aku belum sholat ashar, khawatir gak keburu jika di rumah.

Boleh Baca: Cerpen Tentang Pentingnya Menghargai Orang Lain

Putri dan Yeni pun mulai berjalan menjauh dariku. Kini, aku duduk sendiri, merasakan keadaan yang mulai gelap dan suasana kampus yang mulai hening lantaran para mahasiswa yang sudah pada pulang. 

Di sekeliling kampusku terdapat lahan sawah yang luas, dan lumayan jauh dari jalan raya, kadang walau hari masih terlihat terang, suara jangkrik pun sudah tak asing jika mulai menggema di segala penjuru.

Ketika itu, Aku tidak langsung bergegas untuk sholat, Aku malah masih menatap laptop dan melanjutkan nonton film yang belum selesai aku tonton semalam.

"Eh jam berapa?" Sadarku melihat jam yang ada di laptop.

"Hah? udah jam 17.15 aja, bentar lagi mau maghrib ini" ucapku dalam sendiri

Dengan segera aku menutup laptop dan memasukkannya ke dalam tas. Aku melangkahkan kaki menuju Musholla untuk sholat Ashar.

Suara langkah kakiku terdengar begitu jelas, jadi bisa dibayangkan betapa heningnya keadaan saat itu.

Aku mengambil air wudhu dan bergegas sholat. Setelah selesai sholat, aku berjalan keluar dan melihat langit sudah mulai gelap. Berganti dengan lampu-lampu yang menyala. Keadaan sudah begitu sepi hanya tinggal beberapa orang saja. 

Aku pun berjalan menuju parkiran kampus untuk mengambil motor. Seperti biasanya, aku selalu mengendarai motor dengan kecepatan yang bisa dibilang pelan, untuk menuju rumah aku harus melewati jalanan yang begitu lumayan sepi.

Di sekeliling jalan hanya terdapat sawah yang luas dan penerangan di situ tidak cukup mewadahi.

Dari belakang terdengar suara motor, aku melihat dari kaca spion seperti dua laki-laki yang sedang berboncengan. Aku merasa aman lantaran ada yang menemaniku lewat jalan yang sepi ini. Namun dugaanku salah.

Boleh Baca: Cerpen Tentang Pentingnya Menanamkan Perilaku Disiplin Sejak Dini

Brakkk....

Motor itu menyenggol motorku dengan sengaja dan aku pun terjatuh. Mereka dengan wajah tertutup bukannya menolongku malah menodongkan benda tajam tepat di hadapanku.

Aku merasa ketakutan. Mereka menarik tasku dengan paksa yang di dalamnya terdapat laptop. Kemudian mereka kabur begitu saja.

Aku tak tahu nasib buruk apa yang menimpaku hari ini. Dengan rasa sakit pada tubuhku, aku tetap memaksakan untuk mengendarai supaya cepat sampai rumah.

Di sepanjang perjalanan menuju rumah air mataku tak dapat terbendung.

~ Selesai ~

Nah, demikianlah tadi seuntai cerita pendek yang bisa Guru Penyemangat sajikan.

Sepetik pesan moral dari cerita pendek di atas adalah jika sudah waktunya pulang dan tidak ada kegiatan lagi maka segeralah untuk pulang, jangan menunda-nunda karena kita tidak pernah tahu hal buruk apa yang bisa menimpa kita ketika berada di luar.

Salam.

Guru Penyemangat
Guru Penyemangat Guru Profesional, Guru Penggerak, Blogger, Public Speaker, Motivator & Juragan Emas.

Posting Komentar untuk "Cerpen Tentang Disiplin Waktu: Pulang Terlambat"