Widget HTML #1

Isi Pidato Mendikbud untuk Hari Guru Nasional Tahun 2021, Begini 3 Pesan Penting Mas Nadiem

Mas Mendikbud Nadiem Anwar Makarim
Mas Mendikbud Nadiem Anwar Makarim. Dok. Kemendikbudristek

Selamat 76 Tahun Hari Guru Nasional!

Tiada terasa, ya. Waktu begitu cepat berlalu dan saat ini beberapa dari kita mungkin baru saja selesai melaksanakan upacara peringatan Hari Guru Nasional ke-76 yang jatuh pada tanggal 25 November Tahun 2021.

Berkisah tentang Hari Guru, tidak lengkap rasanya jika kita tidak mengulik dan memetik makna dari pidatonya Mas Mendikbudristek Nadiem Anwar Makarim.

Bukan apa-apa, beliau adalah "Bos" pendidikan yang mewakili unek-unek guru Se-Nusantara terutama di tengah pandemi yang masih menggerogoti eksistensi wajah pendidikan Bumi Pertiwi.

Maka darinya, di sini Gurupenyemangat.com telah menyiapkan teks pidato HGN yang disampaikan Mas Nadiem.

Isi teks pidato Mendikbud untuk Hari Guru Nasional Tahun 2021 ini bakal kita kupas sekaligus memetik pesan penting yang ingin disampaikan Mas Nadiem.

Nah, langsung disimak saja ya:

Teks Pidato Mendikbud Nadiem Makarim Pada Peringatan Hari Guru Nasional Tahun 2021

Teks Pidato Mendikbud Nadiem Makarim Pada Peringatan Hari Guru Nasional Tahun 2021
Teks Pidato Mendikbud Nadiem Makarim Pada Peringatan Hari Guru Nasional Tahun 2021. Dok. Kemendikbudristek

Naskah pidato alias sambutan Mas Mendikbudristek Nadiem Anwar Makarim untuk peringatan HGN tahun ini tidaklah panjang, malahan cukup ringkas karena tidak sampai 500 kata dari untaian salam pembuka maupun penutup.

Mas Mendikbud secara terang menyampaikan keluh kesah, duka, serta sukacita perjuangan para guru dan tenaga pendidikan di masa pandemi.

Berikut isi teks pidato lengkap Hari Guru Nasional 2021 yang Gurupenyemangat.com kutip langsung dari laman resmi Kemendikbud.

Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh,
Salam sejahtera bagi kita semua,
Om Swastyastu,
Namo Buddhaya,
Salam Kebajikan
Rahayu. 

Ibu dan Bapak guru yang saya hormati dan banggakan, Tahun lalu adalah tahun yang penuh ujian. Kita semua tersandung dengan adanya pandemi. Guru dari Sabang sampai Merauke terpukul secara ekonomi, terpukul secara kesehatan, dan terpukul secara batin.

Guru mau tidak mau mendatangi rumah-rumah pelajar untuk memastikan mereka tidak ketinggalan pelajaran. Guru mau tidak mau mempelajari teknologi yang belum pernah mereka kenal. Guru mau tidak mau menyederhanakan kurikulum untuk memastikan murid mereka tidak belajar di bawah tekanan. Guru di seluruh Indonesia menangis melihat murid mereka semakin hari semakin bosan, kesepian, dan kehilangan disiplin. Tidak hanya tekanan psikologis karena Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ), banyak guru mengalami tekanan ekonomi untuk memperjuangkan keluarga mereka agar bisa “makan”.

Sangat wajar jika dalam situasi ini banyak guru yang terdemotivasi. Tapi ternyata ada fenomena yang tidak terkira. Saat saya menginap di rumah guru honorer di Lombok Tengah, saat saya menginap di rumah Guru Penggerak di Yogyakarta, saat saya menginap bersama santri di pesantren di Jawa Timur, saya sama sekali tidak mendengar kata “putus asa”.

Boleh Baca: Isi Pidato Mas Nadiem untuk HGN 2020

Saat sarapan dengan mereka, saya mendengarkan terobosan-terobosan yang mereka inginkan di sekolah mereka. Wajah mereka terlihat semangat membahas platform teknologi yang cocok dan tidak cocok untuk mereka. Dengan penuh percaya diri, mereka memuji dan mengkritik kebijakan dengan hati nurani mereka.

Di situlah saya baru menyadari bahwa pandemi ini tidak memadamkan semangat para guru, tapi justru menyalakan obor perubahan. Guru-guru se-Indonesia menginginkan perubahan, dan kami mendengar.

Guru se-Indonesia menginginkan kesempatan yang adil untuk mencapai kesejahteraan yang manusiawi. Guru se-Indonesia menginginkan akses terhadap teknologi dan pelatihan yang relevan dan praktis. Guru se-Indonesia menginginkan kurikulum yang sederhana dan bisa mengakomodasi kemampuan dan bakat setiap murid yang berbeda-beda. Guru se-Indonesia menginginkan pemimpin-pemimpin sekolah mereka untuk berpihak kepada murid, bukan pada birokrasi. Guru se-Indonesia ingin kemerdekaan untuk berinovasi tanpa dijajah oleh keseragaman.

Sejak pertama kali kami cetuskan, sekarang Merdeka Belajar sudah berubah dari sebuah kebijakan menjadi suatu gerakan. Contohnya, penyederhanaan kurikulum sebagai salah satu kebijakan Merdeka Belajar berhasil melahirkan ribuan inovasi pembelajaran. Gerakan ini makin kuat karena ujian yang kita hadapi bersama. Gerakan ini tidak bisa dibendung atau diputarbalikkan, karena gerakan ini hidup dalam setiap insan guru yang punya keberanian untuk melangkah ke depan menuju satu tujuan utama, yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa.

Karena itulah, saya tidak akan menyerah untuk memperjuangkan Merdeka Belajar, demi kehidupan dan masa depan guru se-Indonesia yang lebih baik.

Terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua guru se-Nusantara atas pengorbanan dan ketangguhannya. Merdeka Belajar ini sekarang milik Anda.

Salam Merdeka Belajar. 

Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh,
Om shanti, shanti, shanti om,
Namo buddhaya. 

Jakarta, 25 November 2021 


Nadiem Anwar Makarim

Boleh Baca: Isi Pidato Mas Nadiem untuk Hardiknas Tahun 2021

Pesan Penting Mas Mendikbud Nadiem Makarim dalam Pidato Hari Guru Nasional Tahun 2021

Merdeka Belajar di Tengah Pandemi
Merdeka Belajar di Tengah Pandemi. Dok. Gurupenyemangat.com

Setelah membaca maupun mendengar bait demi bait pidato HGN yang disampaikan Mas Nadiem di atas, kiranya kita bisa memetik beberapa makna sekaligus pesan penting.

Berikut Gurupenyemangat.com rangkum 5 pesan dan makna penting yang sebenarnya ingin disampaikan Mas Nadiem kepada guru dan seluruh pelaku pendidikan di Indonesia khususnya pada tahun 2021 di tengah pandemi:

1. Guru Dituntut untuk Beradaptasi Agar Tetap Bisa Memberikan Layanan Pendidikan Terbaik untuk Siswa

Pada paragraf awal, berkali-kali Mas Nadiem berucap “guru mau tidak mau harus…” yang merupakan kalimat penekanan sekaligus tuntutan yang dibebankan untuk guru.

Tuntutan ini datang bukan dari pemerintah, bukan dari guru sendiri, bukan dari siswa, dan bukan pula dari wali murid melainkan dari situasi, kondisi, dan keadaan wajah pendidikan di tengah pandemi.

Demi bisa memberikan layanan pendidikan dan pengajaran, guru mesti menyesuaikan diri dengan ketersediaan teknologi, kebutuhan siswa secara personal, keadaan lingkungan, kesehatan, hingga faktor biaya.

Mengapa guru yang dituntut? Karena merekalah yang paling tahu dengan kondisi siswa dan sekolah. Termasuklah dengan penggunaan kurikulum darurat. Guru punya hak kemerdekaan untuk meracik kurikulum “ala saya”.

2. Guru di Masa Pandemi Tetap Semangat Berjuang dan Pantang Berpatah Arang

Bila kita sering mendengar berita di televisi maupun membaca di situs berita, barangkali beberapa kali akan ditemukan kegiatan Mas Nadiem yang menginap dan “blusukan” dari rumah ke rumah guru yang tersebar di berbagai penjuru bumi Indonesia.

Beliau bahkan menginap di rumah guru honorer yang sederhana tanpa memedulikan jabatannya sebagai menteri.

Secara teori, “siksaan” pandemi adalah sangat wajar bila kemudian mengakibatkan guru kehilangan motivasi, tapi faktanya di lapangan; menurut kisah Mas Nadiem, ternyata para pendidik dan pengajar di muka bumi ini tetap semangat mengajar.

Hal tersebut terbukti dengan adanya segunung terobosan yang dilakukan oleh banyak guru dalam menyukseskan pembelajaran di masa pandemi. Sebut saja seperti memilih platform terbaik, meracik kurikulum sendiri, mendesain pembelajaran berdasarkan kebutuhan siswa, dan masih banyak lagi.

Boleh Baca: Tips Agar Guru Selalu Semangat Mengajar di Sekolah

3. Beri Guru Kemerdekaan untuk Berinovasi

Ada Merdeka Belajar, ada pula Merdeka Mengajar. Sudah saatnya guru juga diberikan keleluasaan untuk berinovasi.

Untuk menggapai kemerdekaan ini, tentu saja diperlukan pemimpin yang memiliki jiwa inovator dan ingin agar “penduduk” di sekolahnya mengembangkan diri.

Pada intinya, diperlukan sikap optimis dan kerja sama antara sesama guru dan kepala sekolah.

Harapannya, tidak ada lagi guru yang didiskriminasi karena statusnya yang belum PNS, apalagi gara-gara perbedaan suku, ras, agama, dan budaya.

Siapa pun gurunya, maka mereka berhak diberikan ruang untuk meninggikan abdi tulusnya.

***

Begitulah 3 pesan dan bisa Guru Penyemangat maknai dari untaian pidato Mas Nadiem Makarim.

Dari ketiga pesan di atas, Gurupenyemangat.com secara pribadi sangat menyayangkan tentang tidak adanya kalimat “mengupayakan kesejahteraan guru” atau “meningkatkan kesejahteraan guru”.

Pada penutup pidatonya, Mas Mendikbud hanya menekankan akan memperjuangkan program andalannya yaitu “Merdeka Belajar”.

Bukan apa-apa;

Selain mengapresiasi guru, sudah menjadi tanggung jawab pemerintah terutama Kemendikbud bersama Mas Nadiem untuk ikut memperjuangkan kesejahteraan para guru di Indonesia tanpa harus memandang status mereka, apakah guru PNS, guru PPPK, guru honorer, maupun guru swasta.

Biarpun demikian kisahnya, harapan Guru Penyemangat dan kita semua tetaplah sama, yaitu guru sebagai pahlawan tanpa tanda jasa bisa semakin dihargai perjuangannya terutama oleh pemerintah.

Caranya tiada lain ialah dengan mengapresiasi mereka, memberikan hak-hak dan perlindungan yang sudah sepantasnya guru terima, serta senantiasa memperjuangkan kesejahteraan guru Se-Indonesia.

Agar apa? Agar semakin berkurang guru-guru yang menggadaikan sawahnya, menggadaikan tanahnya, menggadaikan SK-nya demi bisa berteduh di rumah sederhana.

Salam.
Selamat Hari Guru Nasional Tahun 2021

Guru Penyemangat
Guru Penyemangat Guru Profesional, Guru Penggerak, Blogger, Public Speaker, Motivator & Juragan Emas.

Posting Komentar untuk "Isi Pidato Mendikbud untuk Hari Guru Nasional Tahun 2021, Begini 3 Pesan Penting Mas Nadiem"