Widget HTML #1

5 Contoh Puisi Tentang Hari Santri Nasional, Pendek dan Menginspirasi

Contoh Puisi Tentang Hari Santri Nasional Tahun 2021
Contoh Puisi Tentang Hari Santri Nasional Tahun 2022. Dok. Kemenag

Selamat Hari Santri Nasional!

Alhamdulillah, ya, 22 Oktober akan segera menyapa sekaligus mengabarkan kepada kita bahwa sekaranglah saatnya peringatan Hari Santri Nasional yang kelima kalinya.

Dulu, belum ada yang namanya Hari Santri. Padahal sudah sejak lama mereka berkontribusi untuk agama serta pembangunan umat dan negara. Sudah sejak sebelum kemerdekaan Indonesia tiba.

Tapi memasuki tahun 2015, akhirnya turunlah KEPPRES No. 22 Tahun 2015 tentang Hari Santri. Sedangkan peringatan pertama kali digelar pada 22 Oktober 2016.

Alhamdulillah, Barakallah. Indonesia sudah mengakui santri sebagai salah satu pelopor kemajuan negara.

Lebih daripada itu, peran santri dan pondok pesantren pula diharapkan dalam berkontribusi maksimal serta mewujudkan Indonesia Emas Tahun 2045.

Sedangkan di tahun ini? Sayangnya kita masih berkutat dengan pandemi. Meski begitu, tema peringatan Hari Santri Nasional kali ini sangat menarik, yaitu: "Santri Siaga Jiwa dan Raga".

Lebih menariknya lagi, logo Hari Santri Nasional kemarin juga punya kesan inspiratif nan filosofis.

Filosofi Logo Hari Santri Tahun 2021
Filosofi Logo Hari Santri Tahun 2021. Dok. Kemenag

Pemerintah melalui Kementerian Agama mengungkapkan bahwa, berbagai ukiran logo HSN tahun 2021 melambangkan Ibadah Sholat, Sujud, Kebersamaan, Semangat, dan Berbagi.

Adapun warna-warni dalam logo HSN menegaskan luapan semangat dan kolaborasi santri untuk mengabdi kepada negeri dan Ilahi Robbi.

Nah, pada kesempatan kali ini, Gurupenyemangat.com ingin menghadirkan beberapa bait puisi tentang Hari Santri Nasional.

Contoh puisi Hari Santri Nasional 22 Oktober Tahun 2022 ini ditulis dengan padat, pendek, serta menginspirasi santri untuk siaga jiwa dan raga.

Jadi, langsung disimak saja ya:

Contoh Puisi Hari Santri

Contoh Puisi Hari Santri
Contoh Puisi Hari Santri. Dok. Kemenag

Puisi 1: Pamitku untuk Menuntut Ilmu

Fajar belum lama menyapa, tapi ternyata koperku sudah penuh. Sejumput pakaian kubawa pergi. Sedangkan ransel ini penuh dengan catatan kosong tanpa isi.

Akan kujadikan buku catatan ilmu saat di pesantren nanti. Al-Quran, hadis, kitab kuning, Ihya Ulumuddin, Bahasa Arab. Lalu…apa lagi.

Aku sudah siap meninggalkan ramainya ruang keluarga.

Ayah dan Bunda sudah menyiapkan sekarpet telur dan berkardus-kardus mi. Aku sudah siap untuk pergi.

Berpisah sementara untuk mengetuk pintu Ilahi. Mengenakan sarung, tampil dengan rapi. Bukan tentang tampan dan cantik, tapi kerendahan hati.

Ayah dan Bunda;

Pamitku hari ini adalah untuk menuntut ilmu. Sapu tangan sudah kepalang basah tetapi aku tidak sedih.

Aku yakin akan bahagia belajar Nahwu Shorof. Ayah dan Bunda pasti bangga ketika aku mampu membaca huruf gundul.

Pamitku hari ini untuk menuntut ilmu. Di tempat yang sederhana. Penuh berkah. Penuh ilmu. Juga tuntutan adab seraya berakhlak mulia.

Ayah dan Bunda;

Aku memohon doa dan ridho Allah dari kedua tengadah tangan kalian. Bukan sekadar ilmu kaya badan, tapi juga ilmu kaya hati.

Tiada lain ialah sebagai bekal supaya kita bisa bersama-sama di surga. Nanti.

Karya: Ozy V. Alandika

Puisi 2: Santi Siaga Jiwa Raga

Jadilah santri yang siaga
Yaitu mereka yang siap berjihad di jalan-Nya
Santri yang peduli dengan keluarga
Santri yang mau membela negara

Jadilah santri yang siaga
Yang berjuangnya tidak setengah raya
Yang upayanya murni setulus jiwa
Enggan mengeluh, apalagi murung dalam duka

Santri siaga jiwa dan raga
Kuat dalam Islam, iman dan akhlak mulia
Berjuang bersama menuju takwa
Peduli akhirat namun tidak melupakan dunia

Jadilah santri siaga jiwa raga
Doakan yang terbaik sepenuh hati setulus jiwa
Bukan hanya untuk diri, keluarga dan agama
Tapi juga untuk Indonesia maju menuju jaya

Karya: Ozy V. Alandika

Puisi Hari Santri 22 Oktober, Pendek dan Menginspirasi

Puisi Santri 22 Oktober, Pendek dan Menginspirasi
Puisi Santri 22 Oktober, Pendek dan Menginspirasi. Dok. Kemenag

Puisi 3: Anak Pesantren Berkarya

Jangan kau kira anak pesantren tak punya karya
Sungguh mereka benar-benar dalam berupaya
Tidak hanya mengaji, beribadah, dan berdoa
Tapi juga berusaha menggapai cita-cita negara

Dua puluh dua Oktober pengakuan itu tiba
Karena santri akan berperan mewujudkan Indonesia emas
Jauh dari orang tua dan keluarga tidak sedikit pun mendatangkan iba
Karena kisah duka Bumi Pertiwi akan membuat kita lemas

Anak pesantren punya banyak karya
Tidak hanya nasional tapi juga mendunia
Menegakkan resolusi jihad adalah yang utama
Juga tak pernah lelah berkontribusi untuk negara

Anak pesantren punya karya
Jangan kau pandang mereka sebelah mata
Anak pesantren punya karya
Apresiasilah mereka selagi kau bisa

Karya: Ozy V. Alandika

Puisi 4: Sarung Menuju Surga

Sarung itu tampak kusam. Sungguh sudah sangat lama dipakai. Sudah berkali-kali dicuci. Senantiasa menemani santri yang terlelap hingga bangun pagi.

Saat tahajud, dia ada. Saat membaca Al-Quran, dia tersedia. Saat aku jauh dari orang tua, dia mendampingi. Dan saat aku bermain, dia terjemur rapi seraya melambai kepada matahari.

Mungkin saat itu dia menyapa kepada sang surya agar cahayanya semakin terik. Sarung ingin dirinya segera mengering. Dia ingin kembali ke pangkuan santri.

Sarung belum menemaninya belajar Bahasa Arab. Kitab fikih belum dia dekati. Belum pula dengan shalawat Nabi.

Sarung seterusnya ingin dekat dengan santri. Menemani dalam fastabiqul khoirot. Menggaungkan amar ma’ruf nahi mungkar.

Karena dia ingin menjadi saksi. Sarung yang akan ikut mengaku bahwa santrinya layak menuju surga-Mu.

Karya: Ozy V. Alandika

Puisi 5: Aku Bangga Menjadi Santri

Aku bangga menjadi santri
Jauh dari keluarga tak menjadikanku sepi
Aku bahagia belajar dan mengaji
Aku ceria bershalawat kepada Nabi

Aku bangga menjadi santri
Menuntut ilmu menggapai ridho Ilahi
Keterbatasan bukan alasanku untuk bermurung diri
Karena ada harapan kedua orang tua yang tertancap di sanubari

Aku bangga menjadi santri
karena santri juga harapan negeri
Tidak sekadar jihad tidak juga resolusi
Tapi bersatu wujudkan impian Bumi Pertiwi

Santri berusaha setiap hari
Mencuci baju, setrika, bahkan masak sendiri
Mereka sejak kecil diajar mandiri
Untuk bekal berdakwah dan bersafari

Doakanlah yang terbaik untuk santri
Karena mereka adalah harapan Nusantra
Jadikan sabar dan sholat sebagai bekal diri
Lalu siapkan tenaga untuk mengabdi kepada negara

Karya: Ozy V. Alandika

**

Hamdulillah! Demikianlah tadi sajian Guru Penyemangat tentang beberapa contoh puisi tentang Hari Santri Nasional 22 Oktober tahun 2022.

Pada momentum bahagianya para santri kali ini, mari kita apresiasi, dukung, dan doakan yang terbaik untuk para santri.

O ya, kumpulan puisi Hari Santri di atas boleh kalian bagikan ke media sosial seperti WhatsApp, Facebook, Instagram, hingga Twitter.

Selain itu, puisi Hari Santri yang menginspirasi juga cocok untuk dibacakan pada kegiatan peringatan HSN Tahun 2022.

Happy Santri Day 2022!

Guru Penyemangat
Guru Penyemangat Guru Profesional, Guru Penggerak, Blogger, Public Speaker, Motivator & Juragan Emas.

Posting Komentar untuk "5 Contoh Puisi Tentang Hari Santri Nasional, Pendek dan Menginspirasi"