Widget HTML #1

Cerpen Anak Sekolahan Singkat Tentang Persahabatan dan Kasih Sayang

Kisah anak sekolahan memang banyak mendulang rindu. Yang paling terang dari semua itu adalah kisah cinta, perhatian, dan persahabatan.

Mengapa begitu?

Alasannya sederhana, yaitu mereka yang masih remaja sedang butuh perhatian baik dari teman, sahabat, hingga keluarga.

Jika tidak mendapat banyak perhatian, anak sekolah kadang kebablasan dalam kegalauan. Ya, bukan hal yang mudah untuk berjuang secara mandiri di tengah kesendirian.

Ehem. Maka dari itulah, di sini

Gurupenyemangat.com bakal menghadirkan cerpen anak sekolahan singkat tentang persahabatan dan pentingnya kasih sayang.

Silakan disimak saja, ya:

kisah-di-tengah-malam
Tengah Malam. Foto: Diolah dari Pixabay

Cerpen 1: Kisah di Tengah Malam

Alaya Diandra Faregazh, itu namaku. Duduk di bangku 11 SMA dan menjadi siswi populer adalah kehebatanku. Haha, aku suka hal ini. Namun, menjadi anggota OSIS sekaligus ketua club musik adalah kedua hal yang sedikit melelahkan.

Contohnya malam ini, sudah larut begini masih saja aku harus mengurus tumpukan-tumpukan formulir. Hufthh, tapi balik lagi ke titik awal, aku gadis yang suka kepopuleran.

Tapi lagi, aku merasa ada hal beda hari ini. Sebelum pergi sekolah, aku mendapatkan gulungan kertas di nafasku. Isinya "Lakukan dengan baik atau kau akan mati," Aku hanya tertawa membacanya, lelucon yang bagus.

Saat aku pergi ke sekolah, semua baik-baik saja. Hanya perasaanku saja yang sedikit tidak meyakinkan. Kusingkirkan perasaan itu, kuabaikan. Sungguh bodoh orang yang menerorku, aku tak takut. Malah aku yang ditakuti, haha.

Sekolahku hanya sampai jam 2, namun karena hal itu aku harus bekerja hingga malam seperti ini. Wajar! Karena aku seorang sekretaris umum OSIS di sekolah. Sungguh dari awal aku membenci pekerjaan ini.

Ah, aku lelah sekali, malam sudah sangat larut. Terlihat di jam tangan, sudah menunjukkan pukul sebelas malam. Ah aku lelah, aku akan pulang. Ini bisa kulanjutkan esok hari.

Kau harus tahu, aku sendirian di sini, tidak ada yang menemani. Haha, nasib jomlo ya gini. Malam-malam aku sendirii ~ Tanpa cintamu lagiii ~ Haha kenapa malah nyanyi, ya.

Aku beranjak dari ruang OSIS, tak ada rasa takut, bukan? Biasanya memang seperti ini, sudah tak ada lagi rasa takut, haha. Sampai di depan rumah, ada tempelan di pintu rumah.

“Lihat di kolong kasur, celah lemari, celah-celah kosong, tapi jangan lihat ke atas, hihi. Ingat jangan lihat ke atas, jika kamu bawel nanti kamu akan menyesal!”

Orang iseng! Apa-apaan mengirim seperti ini. Ternyata sudah jam 12 tepat, sekarang aku sudah di tangga menuju pintu kamarku. Lelah sekali rasanya, mana tinggal sendiri di sini.

Ya, karena, mau gimana, keluargaku semuanya ada di Bandung. Aku di jogja singgah untuk belajar. Kulayangkan tanganku, membuka pintu kamar.

Hadeh, lelah juga. Tidak mandi tidak apa. Tujuanku hanya kasur sekarang. Hadeh, melelahkan! Tapi, saat melangkah ke kamar kuteringat notes di pintu depan tadi.

Awalnya tidak ingin mengecek, namun tiba-tiba rasa penasaran muncul. Kulakukan semua perintah dari notes kecuali larangan akhir.

Kuambil musicbox, dan terputar lagi downpour. Ah, lagu yang menenangkan. Kulihat ke langit langit kamar, tidak ada apa-apa. Entahlah, aku penasaran makanya lihat ke atas.

Saat kubaringkan tubuh di kasur dan memejamkan mata, lagu musicbox-ku terganti menjadi lagu... Ah, aku benci lagu ini. Hide and Seek. Kubuka mata, dan terlihat seorang wanita menari dengan cantik. Ah aku mulai takut.

Saat menoleh, ada wajah yang sangat menyeramkan. Entahlah, aku takut! Aku teriak , dan tidak ada lagi yang bisa kukatakan. Semua menjadi gelap, tubuhku lemas tak berdaya.

"Selamat tinggal, Ayah, Ibu. Maafkan Alaya yang menjadi anak bodoh dan sangat buruk hanya untuk sebuah kepopuleran!"

Karya: Khairia Nurlita


Cerpen 2: Seruni Emas

Seorang pemuda kecil sedang berkutat bersama kertas dan pena di tengah taman indah. Dengan nyaman duduk berselanjar , menatap matahari indah yang sedikit tertutup pohon apel merah. Tak ditemani siapa-siapa. Sendirian, Hmm, iya, hanya sendirian. Lama di sana.

Sedang ada seirang wanita cantik dengan gaun emas berpita merah dengan anggunnya melangkah menghampiri. Murah senyum, dan lembut berbicara. Pribadi yang baik, sungguh!

"Hai Tuan, boleh aku duduk di sini? Ah, jika tidak tak apa." Senyuman manis dan hangat dari perempuan itu. Pria yang duduk di sana menoleh hingga akhirnya menatap pemandangan di depan kembali.

"Tentu, Nona, silakan. Ini tempat umum, tak ada yang bisa melarangmu." Lelaki itu menjawab masih dengan mata menatap indahnya matahari.

"Ah, B-Bukan begitu. Saya hanya tidak ingin anda risih, Tuan," sungguh tidak enak perasaan gadis jelita itu sekarang.

"Ganan ,  saya ganan," Wanita itu terkejut saat pria itu mengenalkan diri.

"Saya Alva, Tuan" Wanita itu langsung menduduki diri di sebelah Ganan.

"Hm, apa saya boleh bertanya, Tuan?" Ganan melirik sekilas.

"Tentu, Nona, silakan." Senyum sumrigah wanita itu.

"Apa Tuan suka taman juga?" Ganan terkekeh.

"Tidak, saya tidak terlalu menyukainya, Saya hanya sedang mencari ketenangan dan ide untuk karya karya saya," Jawaban ganan membuat Alva tercengang.

"Wah, Anda hebat, haha," Wanita berpita emas itu membulatkan matanya yang bersinar.

"Tidak nona saya tidak hebat, Saya hanya suka," Alva hanya mengangguk mengerti.

"Bagaimana dengan Anda?" Tanya Ganan, sembari mendapat respon ceria dari Alva.

"Ah , saya, Tuan? Saya suka bunga-bunga di sana. Apalagi bunga peony dan seruni sangat indah," Dengan semangat Alva menunjuk bunga-bunga di hadapan mereka.

Ganan terkekeh mendengarnya. Menurut Alva, senyumannya sangat manis, haha, membuat orang orang pangling jika melihatnya.

"Hmm, Tuan, bagaimana dengan Anda? Apa juga menyukai bunga?" Pertanyaan dari Alva bersamaan dengan Ganan yang menghela nafas.

"Ah, sepertinya saya banyak bertanya. Maafkan saya, Tuan. Maafkan daya jika anda risih dengan tingkah saya. Jika begitu saya bisa beranjak dari sini," Ganan menoleh dan tersenyum

"Tidak apa, Nona, saya tidak risih. menetaplah di sini, saya sungguh tak apa. saya suka."

"Suka? Suka Bunganya? Wah bunga apa yang tuan sukai? Mawar? Tulip? Matahari? Anggrek atau yang lainnya?" Tanya Alva riang dan antusias. Hemm, sungguh menggemaskan.

"Awalnya saya kurang suka bunga" Alva mengernyit kebingungan. Ganan langsung melanjutkan kalimatnya.

"Namun sekarang saya menyukai bunga seruni emas," Alva tambah bingung dibuatnya.

" Tuan Ganan,  tidak ada bunga seruni emas, haha , ada-ada saja Tuan ini" Alva tertawa lepas.

"Ada dan saya menyukainya saat mekar seperti sekarang."

Ah, peka lah wahai manusia, haha. Astaga, Apa Alva peka dan mencoba seolah-olah tidak peka? Atau memang dia tak mengerti maksud Ganan? Entahlah, hanya dia dan hatinya yang tahu.

"Gurauan Tuan sungguh-sungguh, haha" Ganan tetap terkekeh.

"Mari saya beritahu, Nona," Alva melihat ke arahnya.

"Apa, Tuan?" Tanya Alva.

"Seruni emas bertangkai merah. Dengan anggun menyapa singa di rumput hijau. Dengan senyuman mekar menyenggol kalbu. 

Membawa naluri membuka kitab hati, surat menyayangimu sepenuh hati, ayat menjadikanmu satu satunya di hati," Haha, Alva blushing dibuat Ganan. Dasar Ganan.


Karya: Khairia Nurlita

Bagaimana, bukankah persahabatan bagi anak sekolahan itu penting?

Paling tidak, seorang remaja bakal merengkuh betapa sejuknya rasa memiliki. Pun begitu dengan dukungan emosional.

Begitulah. Kadang berjuang sendirian itu menyusahkan, bahkan sangat melelahkan. Hahaha

Demikianlah cerpen anak sekolahan singkat tentang persahabatan yang bisa Guru Penyemangat sajikan. Semoga dirimu tetap berdamai dengan rasa kasih sayang.

Guru Penyemangat
Guru Penyemangat Guru Profesional, Guru Penggerak, Blogger, Public Speaker, Motivator & Juragan Emas.

Posting Komentar untuk "Cerpen Anak Sekolahan Singkat Tentang Persahabatan dan Kasih Sayang"