Widget HTML #1

Pergi Cari Baru, Untuk Apa Mengejar Dia yang Tidak Mencintaimu!

Terkadang, cinta seringkali hadir secepat mata yang berkedip. Hanya melihat sekilas si dia yang jernih, rupawan, putih, bersinar, serta memesona, eh, langsung naksir. Entah apa yang merasuki, rasanya begitu indah dan terus membahana.

Pergi Cari Baru, Untuk Apa Mengejar Dia yang Tidak Mencintaimu!
Untuk Apa Mengejar Orang yang Tak Mencintaimu. Gambar oleh Bananayota dari Pixabay 

Perlahan, tindakan pedekate dimulai. Usut punya usut, semua prinsip mau disamakan, gaya hidup mau dicocok-cocokkan, bahkan persoalan selera terus diakui supaya seirama.

Apakah ini pemaksaan rasa? Entahlah, bisa jadi sekadar modus karena ingin segera meraih mentari.

Matahari yang Cerah Tak Seindah Kelihatannya

Biarpun bersinar, berkilau dan mencerahkan mentari kadang tak seindah kelihatannya. Toh, kita belum pernah mendekat secara utuh melewati angkasa, atau datang bersama-sama dengan bintang untuk singgah ke rumahnya.

Kadang, yang cantik maupun tampan menurut selera ternyata sudah ada yang punya.

Meski sesekali tidak ditampakkan secara gamblang, namun ada dari mereka yang pandai menyampul perasaan hingga menjilidnya menjadi jomblo.

Mirisnya, kode-kode unik terus berlanjut dan seakan membutakan mata hati untuk terus mencintai. Itu anggapannya adalah cinta yang suci.

Tidak ada orang lain lagi yang lebih baik darinya. Pengorbanan materi maupun waktu? Hmm. Tak masalah!

Lama-kelamaan, mulai ketahuan bahwa kode-kode unik yang diberikan memang sudah jadi kebiasaan dan motto hidupnya. Sedihnya, kita kadang tidak sadar itu. Orang lain yang malah keduluan sadar, karena berkedip mata tadi.

Dan nyatanya, belum tentu orang lain ingin segera memberitahukan kepada kita. Mereka takut kita kecewa dan menganggap hal yang demikian merusak kesenangan kita. Atau, memang mereka yang tidak peduli?

Untuk Apa Mengejar Dia yang Tidak Mencintaimu!


Untuk persoalan ini, harusnya kita cepat peka. Cepat pergi, putuskan harapan, dan segera cari yang baru. Untuk apa mengejar orang yang tak mencintaimu.

Kelihatannya memang berat, karena pikiran yang ada di awang-awang pasti tentang “tidak ada orang lain sebagus dia”, “mencari sosok seperti dia sangat susah hari ini”.

Kita mesti bergegas buang pikiran-pikiran lemah seperti itu, karena hal itu akan membelenggu kesenangan kita. Ketergantungan akhirnya, lemah akhirnya, sensitif akhirnya, hingga mulai menutup diri dari orang lain.

Sembari mencari, memang semestinya kita perlu berjuang untuk terus memperbaiki diri. Perlahan demi perlahan kita membiasakan perilaku yang baik. Hari ke hari harus ada yang berubah. Minimal, perbuatan buruk kita berkurang dari hari kemarin. 

Mencari terlalu serius kadang malah tidak dapat, dan ketika tidak dicari malah datang sendiri. Kebanyakan kisah-kisah orangtua kita seperti itu.

Entah dalihnya adalah perjodohan, tetiba saja bertemu, atau sekadar “tidak ada pilihan lain”, tetap saja hubungan mereka awet.

Ending-nya, jangan balut cinta dan perasaan dengan nafsu serta sekadar sekali lihat. Cantik tak dibawa mati, karena beberapa tahun kemudian cantik itu hanya jadi pajangan foto. 

Begitu pula dengan kegantengan dan mapan.

Iman, taqwa, dan akhlaklah yang mestinya jadi prioritas. Biasanya ketiga hal ini selalu sejalan satu sama lain.

Orang yang berakhlak pasti takut dengan Allah, dan sudah barang tentu ia beriman. Jika sosok seperti ini yang kita dapatkan? Bahagialah kita.


Salam.

Baca juga:

Guru Penyemangat
Guru Penyemangat Guru Profesional, Guru Penggerak, Blogger, Public Speaker, Motivator & Juragan Emas.

2 komentar untuk "Pergi Cari Baru, Untuk Apa Mengejar Dia yang Tidak Mencintaimu!"

Comment Author Avatar
Ya, selalu ada pilihan dalam hidup utk hal apapun.

-Yana-
Comment Author Avatar
Artinya diri ini punya hak tuk memilih kan Bu. Asik2.
Makasih ya Bu

Berkomentarlah sesuai dengan postingan artikel. Mohon maaf, link aktif di kolom komentar tidak akan disetujui.

Diperbolehkan mengutip tulisan di blog Guru Penyemangat tidak lebih dari 30% dari keseluruhan isi (1) artikel dengan syarat menyertakan sumber. Mari bersama-sama kita belajar menghargai karya orang lain :-)