Contoh Pidato Tentang Pemilu 2024, Santun dan Jangan Mengolok-olok
Hai Sobat Guru Penyemangat, sudah siap untuk mencoblos paslon pilihanmu?
Tidak terasa sebentar lagi kita akan menghadiri pesta rakyat terbesar di negeri ini, yaitu Pemilu. Pada tanggal 14 Februari 2024 nanti kita akan memilih Presiden dan Wakil Presiden, Anggota DPR, DPD, DPRD Provinsi hingga DPRD Kabupaten/Kota.
Contoh Teks Pidato Tentang Pemilu 2024. GuruPenyemangat.com |
Saat ini, berbagai pernak-pernik kampanye sudah menghiasi jalanan, bahkan hingga gang-gang sempit. Di televisi pula sudah dilaksanakan debat Capres dan Wapres hingga 3 jilid.
Nah, pada postingan ini GuruPenyemangat.com akan menyajikan contoh teks pidato tentang pemilu 2024, berisi ajakan supaya tetap santun dan jangan saling olok.
Mari disimak ya:
Pidato Tentang Pemilu 2024, Mari Bersikap Santun, Jangan Kita Saling Olok
Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Salam Bahagia dan Semangat untuk kita Semua
Alhamdulillahirobbil’alamin. Assalatu wassalamu ‘ala asyrofil anbiya iwal mursalin wa ‘ala alihi wasohbihi ajma’in. Allahumma sholli ‘ala sayyidina Muhammad wa ala ali sayyidina Muhammad
Yang terhormat, Bapak/Ibu Kepala/Ketua...
Yang saya hormati, Bapak/Ibu Tamu undangan
Serta teman-teman yang berbahagia;
Pada kesempatan yang mulia ini, marilah bersama kita gaungkan rasa syukur kepada Allah SWT atas segala nikmat yang senantiasa tercurah, mulai dari nikmat kesehatan, kesempatan, hingga nikmat pertemuan yang sama-sama kita rasakan pada hari ini.
Sholawat berhias salam tiada lupa kita sampaikan kepada Nabi Muhammad SAW. Semoga dengan seringnya bershalawat kita akan mendapatkan pertolongan beliau di Hari Kiamat nanti. Aamiin Ya Robbal ‘alamin.
Hadirin yang berbahagia;
Tidak terasa kita sudah memasuki tahun 2024. Tahun baru, sekaligus tahun politik. Tinggal menyisakan beberapa hari kita akan melaksanakan, mengikuti, bahkan meramaikan pesta rakyat yang bertajuk PEMILU 2024.
Pemilu pada tahun ini akan diselenggarakan serentak pada tanggal 14 Februari 2024 di TPS masing-masing, baik di dalam negeri maupun luar negeri.
Pada tanggal tersebut, kita akan memilih Presiden dan Wakil Presiden, Anggota DPR, DPD, DPRD Provinsi hingga DPRD Kabupaten/Kota.
Hadirin yang berbahagia;
Sudah sejak lama ini kita terus menyimak pemberitaan di berbagai media tentang kampanye, pemberitaan tentang visi misi calon pemimpin, berikut dengan argumen-argumen pemenangan lainnya.
Tidak hanya di televisi, sekarang berbagai media sosial mulai memanas untuk meyakinkan netizen supaya memilih calon pemimpin yang mereka promosikan.
Sayangnya, cara promosi dan kampanye yang dilakukan tidaklah seluruhnya dilakukan dengan cara yang baik.
Ada pihak tertentu yang mendukung calon dukungannya, namun menghujat calon yang lain. Ada yang berbangga dengan data, pengabdian dan pengorbanan calon pilihannya, namun memanipulasi data, bahkan menyebar hoax tentang pemberitaan calon lainnya.
Sungguh miris kita melihatnya, sungguh bikin nyesek ketika kita membacanya. Padahal, di sisi positif, setiap calon pemimpin pasti memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Mereka hanya manusia biasa yang sedang memiliki visi dan misi untuk mewakili rakyat Indonesia dalam memajukan negeri ini.
Hadirin yang berbahagia;
Pemilu adalah pesta rakyat yang perlu kita sukseskan secara bersama-sama. Bukan hanya para pemimpin yang berusaha, bukan hanya aparat penegak hukum, dan bukan pula para pejabat. Pemilu akan sukses bila semua orang ikut turun tangan dan ambil bagian sebagai suksesor.
Seperti halnya pertandingan bola, menang-kalah itu biasa, bahkan jika seri nantinya juga ada pertandingan ulang. Selagi masing-masing suporter mendukung dengan cara yang baik dan bijak, selagi itu pula suasa pertandingan akan berjalan dengan lancar, aman, dan juga damai.
Seiring sejalan dengan pemilu, hal tersebut jugalah sama. Pemilu akan berjalan aman, damai, dan juga sukses jika masing-masing pendukung meredamkan emosinya, serta bersikap santun.
Santun dalam berbicara, santun dalam berkampanye, santun dalam mengkritik, serta santun dalam berperilaku. Tidak jauh beda, para pendukungan paslon lainnya pula demikian. Santun jangan dibalas caci makin. Santun dibalas santun pula, karena begitulah caranya kita supaya saling menghargai.
Hadirin yang berbahagia;
Santun dalam pemilu identik dengan sikap, namun saat ini hanya karena membaca, mendengar, dan berbicara sebagai dari kita bisa saling cekcok, emosi, bahkan berkelahi.
Semua itu diawali oleh perilaku saling ejek, saling olok, serta menyebarkan kata-kata yang kurang pantas untuk keluar dari mulut seorang manusia yang berakal.
Kita kadang sedih. Orangnya berpendidikan, bergelar sarjana, bahkan lebih. Namun kata-kata yang keluar dari mulutnya, dari cuitannya, dan dari postingannya malah merupakan kata-kata kotor dan tidak elok sama sekali.
Semestinya hal-hal tersebut bisa dihindari, tidak ditanggapi, serta tidak lagi diberi ruang bebas. Ini malah sebaliknya, kata-kata ejekan malah sering dibuat meme, ilustrasi tak beradab, hingga ungkapan lainnya yang sifatnya menghina.
Sungguh, hal tersebutlah yang merusak pesta rakyat yang sebentar lagi akan kita laksanakan. Tidak elok, sunggulah tidak bijaksana.
Maka darinya, yang menjadi harapan kita semua saat ini ialah pemilu damai, sukses, dan berjalan lancar sebagaimana yang kita harapkan bersama.
Kita boleh mendukung, tapi sewajarnya saja. Mengapa demikian? Karena pemimpin yang kita pilih bukanlah dewa, bukan pula malaikat yang bisa melakukan apa saja.
Sebaliknya, kita boleh mengkritik, boleh berkomentar, boleh memberi aspirasi, tapi, cukup sewajarnya saja. Mengapa begitu? Karena pemimpin hanyalah manusia biasa, sedangkan manusia adalah lumbungnya salah.
Hadirin yang berbahagia;
Pemilu 2024 sudah di depan mata. Mari kita tata hati, mari kita sikapi dengan kepala yang dingin, saling dukung, dan terus gemakan rasa saling pengertian. Pucuk harapan kita ialah sama, yaitu ingin negeri ini lebih maju.
Demikianlah pidato yang dapat saya sampaikan pada kesempatan ini. Mohon maaf atas segala khilaf dan salah. Saya akhiri;
Wassalamu’alaikum Warahmatullah Wabarakatuh
***
Lanjut Baca: Teks Pidato Tentang Kepemimpinan
Posting Komentar untuk "Contoh Pidato Tentang Pemilu 2024, Santun dan Jangan Mengolok-olok"
Posting Komentar
Berkomentarlah sesuai dengan postingan artikel. Mohon maaf, link aktif di kolom komentar tidak akan disetujui.
Diperbolehkan mengutip tulisan di blog Guru Penyemangat tidak lebih dari 30% dari keseluruhan isi (1) artikel dengan syarat menyertakan sumber. Mari bersama-sama kita belajar menghargai karya orang lain :-)