Widget HTML #1

Fabel: Nona Kelinci yang Senang Berbagi

Fabel: Nona Kelinci yang Senang Berbagi
Fabel: Nona Kelinci yang Senang Berbagi. Dok. kibrispdr.org

Hai, Sobat Guru Penyemangat, seberapa sering kamu berbagi terhadap sesama?

Berbagi itu indah. Tidak bisa dimungkiri, dan tidak ada pula dalil yang bisa membantahnya.

Entah itu berbagi secara terang-terangan atau diam-diam, semua tetap diperbolehkan. Yang penting, niatnya disandarkan semata untuk mengharap ridha Allah.

Nah, berikut Gurupenyemangat.com bakal menghadirkan fabel tentang si Nona Kelinci yang senang berbagi beserta pesan moral yang bisa dipetik.

Mari disimak ya:

Fabel: Nona Kelinci

Oleh Fahmi Nurdian Syah

Pada suatu hari hiduplah seorang Nona kelinci yang cantik, ia memiliki lentik matanya yang indah dan kulit yang putih. 

“Baju mana ya yang cocok untuk dipakai pergi ke pesta? Gaun warna pink? Ah gak terlalu feminim. Apa rok dengan kemeja putih? itu terlalu formal. Terus yang mana, ya?" ucap Nona kelinci yang kebingungan.

"Ah gak ada yang cocok, aku mau beli baju baru saja, Mama!" Nona kelinci berteriak memanggil mamanya. 

Namun tidak ada sautan dari Mamanya. Ia pun pergi ke dapur, lalu ke taman belakang, dan ruang tamu. Tetapi Nona kelinci tak melihat keberadaan Mamanya.

Nona kelinci tak menyerah, ia tetap mencari, hingga ia bertemu dengan Bibi Bebek, pembantu yang ada di rumah Nona.

"Hai Bibi, apa kamu tahu Mama di mana?" tanya Nona kelinci.

"Tadi Mama Nona pergi keluar, Bibi tak tahu perginya ke mana. Ia hanya bilang akan pulang di sore hari," jawab Bibi.

Wajah Nona kelinci pun nampak kesal, dia melangkahkan kakinya ke kamar. Keadaan kamar Nona begitu berantakan dengan tumpukan baju yang tergeletak di kasur membentuk seperti sebuah bukit.

Melihat keadaan kamarnya yang berantakan, Nona bukannya merapikan baju-baju tersebut, ia malah bermain dengan bonekanya yang besar.

Boleh Baca: Fabel Beruang Hitam dan Beruang Putih

Nona kelinci memiliki lima lemari baju yang berukuran besar berjejer di kamarnya. Gaun, rok, kemeja yang ia miliki tak terhitung jumlahnya.

Bibi sampai merasa keteteran merapikan baju si Nona. Tetapi masih saja Nona berkeinginan membeli baju yang baru.

Baju lamanya yang tak pernah ia pakai pun dibiarkan begitu saja di dalam lemari hingga berdebu. 

Sore hari pun telah tiba, Mama Nona akhrinya pulang ke rumah. Nona kelinci yang melihatnya, menyambutnya dengan suka riang. 

“Mama tadi pergi ke mana? kok gak bilang ke Nona?” tanya Nona yang penasaran. 

“Mama dari panti Asuhan. Mama menyumbangkan Sebagian dari bajumu ke sana," jawab Mama Nona. 

Mendengar jawaban Mama, alis Nona tertarik ke bawah dan mendekat, sorot matanya menatap tajam.  

“Apa? Mama menyumbangkan bajuku ke sana? Huaaa Mama jahat!” Air mata mengalir deras membasahi pipi Nona.

Ia tersedu-sedu tak rela akan baju-bajunya yang bagus yang kini telah disumbangkan Mamanya ke panti asuhan.

“Mama cuma menyumbangkan sebagian dari baju lamamu sayang. Baju yang sudah gak muat, dan agak berdebu Mama sumbangkan. Gaun-gaunmu yang bagus masih tersimpan di lemari," jelas Mama sembari menenangkan Nona kelinci. 

“Ta-pi tetap saja! Huaa Mama jahat,” ucap Nona yang tetap meratapi kesedihannya. 

Nona sangat kesal dan marah. Ia pun pergi ke kamarnya dengan keadaan yang masih menangis di kasurnya.

Tak lama kemudian suara tangis itu berhenti, ia tertidur. Di dalam tidurnya ia bermimpi. Ia melihat anak yatim piatu memakai baju yang telah lusuh dan tak layak pakai. Baju mereka tampak compang-camping.

Nona yang melihatnya muncul rasa tak tega. Ia pun berpikir, bahwa bajunya yang bagus dan masih terjahit rapi, tetapi ia tak pernah untuk merawatnya, selalu saja membiarkan bajunya hingga berdebu di lemari dan kemudian malah membeli baju yang baru.

“Nona bangun! ayo Makan malam dulu!” ucap Mama Nona yang menggoyangkan tubuhnya.

 Nona pun terbangun dari tidurnya dan duduk di sebelah Mamanya. 

“Ma, boleh gak jika Nona menyumbangkan Sebagian baju Nona lagi? Gaun-gaun Nona yang sudah lama juga boleh disumbangkan?” Nona bertanya dengan ragu. 

Mendengar pertanyaan Nona, sontak membuat Mama terkejut. Kemudian Mama menganggukkan kepalanya.

Boleh Baca: Si Gagak Hitam yang Baik Hati

“Tentu saja boleh sayang, Asalkan kamu memberikannya dengan hati yang ikhlas,” jawab Mama Nona. 

"Iya Ma, Nona ikhlas." Nona tersenyum dengan hati yang lega dan tenang. 

Keesokkan harinya, Nona kelinci dan mamanya pergi ke panti Asuhan untuk memberikan baju-bajunya.

Terlihat senyum bahagia anak-anak di sana. Dan juga dengan ucapan terima kasih membuat Nona kelinci semakin senang. 

"Duh, indahnya berbagi."

~Selesai~

Nah demikianlah tadi sajian fabel tentang Nona Kelinci yang akhirnya senang berbagi. Adapun pesan moral yang bisa kita petik ialah, belajarlah untuk peduli dengan orang lain serta meninggikan sikap empati.

Sejatinya, di tengah kebahagiaan dan keberkecukupan yang kita terima hari ini, ada pula orang lain yang sedang berjibaku hidup dalam kekurangan.

Salam.

Guru Penyemangat
Guru Penyemangat Guru Profesional, Guru Penggerak, Blogger, Public Speaker, Motivator & Juragan Emas.

Posting Komentar untuk "Fabel: Nona Kelinci yang Senang Berbagi"