Widget HTML #1

Cerpen Tentang Kebohongan di Pesawat

Cerpen Tentang Kebohongan
Ilustrasi Pesawat. Gambar oleh Gerhard G. dari Pixabay

Hai, Sobat Guru Penyemangat. Pernahkah kalian dihadapkan dengan keadaan untuk terpaksa berbuat kebohongan demi kebaikan?

Iya sih. Kebohongan walau sekecil apa pun tetaplah kebohongan, dan dusta itu tidak bisa dicampur-adukkan dengan kebaikan.

Hanya saja, ada situasi di mana kebohongan itu menjadi jalan untuk menyelamatkan orang lain atau demi manfaat kebaikan yang lebih besar.

Sebagai contoh? Misalnya terpaksa berbohong demi menjelaskan kepada orang yang belum mengerti namun keras kepala.

Nah, kisah cerpen tentang kebohongan salah satunya bisa kita petik hikmah dari cerpen dengan judul “Berbohong di Pesawat”.

Silakan disimak ya:

Cerpen: Berbohong di Pesawat

Oleh Fahmi Nurdian Syah

Tepat pada pukul setengah delapan pagi, seorang laki-laki muda yang berpakaian rapi telah berada di bandara, dia adalah Alton.

Hari ini Alton akan pergi dari Medan menuju ke Jakarta. Sebelum masuk pesawat, Alton melakukan pengecekan tiket pesawat dan juga data diri. Lalu setelah itu ia menuju ke gerbang keberangkatan.

Sampailah waktu keberangkatan tiba, semua penumpang dipanggil untuk naik ke pesawat. Alton seketika mencari tempat duduk yang telah tertera di tiket.

Namun ada sesuatu yang membuat pesawat yang ditumpangi oleh Alton dari Medan menuju ke Jakarta tertunda take off.

Bukan karena ada sesuatu yang miss pada pesawat dan juga bukan karena cuaca yang tiba-tiba buruk, akan tetapi karena ada seseorang yang bikin suasana di pesawat menjadi gaduh. 

Dia adalah Dean, seorang pria yang baru pertama kali naik pesawat. Dean dengan tiket ekonominya sangat ngotot ingin duduk di kelas bisnis. 

"Maaf, Pak, ini kursi saya," ucap Briley yang sempat terkejut ketika melihat keberadaan lelaki itu di tempat duduknya.

"Anda siapa?" tanya Dean seperti tak bersalah.

"Saya adalah penumpang yang duduk di kursi ini, Pak," jawab Briley.

"Penumpang kata kau? Aku juga penumpang, kita sama-sama bayar mengapa kau mengusirku? cari tempat duduk yang masih kosong sana!" tutur Dean yang mulai nampak meninggikan suaranya.

Melihat Dean yang sudah mulai emosi, Briley tak mau ambil ribut. Ia bergegas melangkahkan kakinya pergi meninggalkan Dean yang belum sadar akan kesalahannya.

Tak lama kemudian, Briley kembali datang mendekati Dean, namun kali ini ia tak sendiri. Briley datang bersama seorang pramugari yang cantik.

"Maaf Pak Dean, dari tiket Bapak seharusnya Bapak duduk di kursi belakang," ucap pramugari itu.

"Siapa lagi Anda?" tanya Dean.

"Saya pramugari, Pak."

"Pramugari itu apa?" tanya Dean yang tak tahu pramugari.

"Pramugari adalah seorang yang bertugas untuk melayani penumpang," jawab wanita itu.

"Oh, hanya seorang pelayan rupanya kau? kupikir siapa tadi. Udahlah urusi saja pekerjaan kau sana! Gak perlu ngatur-ngatur saya, pokoknya saya tetap mau duduk di sini," geram Dean yang keras kepala.

Boleh Baca. Cerpen Tentang Pentingnya Menghargai Orang Lain

Pramugari itu habis akal tak tahu harus berbuat apa dengan sifat keras kepala pada Dean dan pandangannya menatap ke Briley yang nampak kebingungan lantaran kursinya yang diambil alih.

Lantas mereka berdua pun pergi meninggalkan Dean. Tak lama kemudian datanglah pilot menghampiri Dean.

"Maaf Pak, semestinya bapak duduk di belakang," ucap pilot itu.

"Siapa pula anda?" 

"Saya pilot pak."

"Apa itu pilot?" tanya Dean kembali yang asing dengan kata pilot.

"Pilot itu yang mengemudikan pesawat ini," jawab lelaki itu.

"Yang tadi pelayan, sekarang sopir? Saya pikir Anda siapa pakai topi segala, ternyata cuma seorang sopir. Pokoknya saya tetap duduk disini, pergilah sana kemudikan pesawat ini sekarang!" ucap Dean yang mulai kesal kembali.

Alton yang melihat keributan ini yang tak kunjung selesai bergegas berdiri dari tempat duduknya dan berjalan menghampiri pilot tersebut.

Alton bertanya tentang masalah apa yang sedang terjadi kepada pilot, setelah diberi tahu Alton menganggukkan kepalanya kemudian ia meminta waktu lima menit kepada pilot untuk dapat berbincang dengan Dean.

Kemudian Alton duduk di sebelah Dean dan berbincanglah mereka. Tak sampai lima menit, tiba-tiba Dean bangkit dari tempat duduknya dan berjalan menuju ke belakang sembari ngomel-ngomel tidak jelas.

Melihat Dean yang kini sudah pindah duduk di belakang, pilot pun merasa takjub. Ia penasaran apa yang dibicarakan oleh Alton sehingga Dean mau berpindah tempat duduknya ke belakang.

"Apa yang sebenarnya Bapak bicarakan sehingga Dean mau pindah tempat duduk?" tanya pilot itu.

"Aku bertanya kepadanya, Bapak mau ke mana, dia jawab ke Jakarta. Lalu aku bilang jika hendak pergi ke Jakarta Bapak harus duduk di belakang karena jika duduknya di depan turunnya di Samosir," jawab Alton sembari menahan tawa.

Mendengar jawaban Alton, pilot pun seakan mendapatkan sebuah hiburan. Kini Briley pun sudah dapat duduk di tempat sesuai tiketnya dan tak lama kemudian pesawat pun take off.

~ Selesai~

Nah, demikianlah tadi sajian Guru Penyemangat mengenai cerpen bertema kebohongan. Semoga bisa menjadi pelajaran bagi kita semua, ya.

Salam.

Guru Penyemangat
Guru Penyemangat Guru Profesional, Guru Penggerak, Blogger, Public Speaker, Motivator & Juragan Emas.

Posting Komentar untuk "Cerpen Tentang Kebohongan di Pesawat"