Widget HTML #1

Cerpen Tentang Bersyukur: Untuk Apa Diri Ini Dilahirkan?

Cerpen Tentang Bersyukur
Cerpen Tentang Bersyukur. Dok. Gurupenyemangat.com

Hai, Sobat Guru Penyemangat, sudahkah kita bersyukur hari ini?

Kenyataannya bersyukur itu tidak semudah “katanya”, ya, karena sering kali kita mendapat ujian, cobaan, musibah, kegagalan, hingga ekspektasi yang menyebrang jauh dari realita.

Tapi…

Hidup memang begitu. Sungguh, Allah lebih tahu dan telah menyiapkan rencana yang terbaik untuk kita selaku hamba.

Nah, pada postingan kali ini Gurupenyemangat.com baru saja mendapat kiriman cerpen tentang syukur.

Cerpen tentang bersyukur berikut berjudul “Untuk Apa Diri Ini Dilahirkan”, yang mengandung banyak pesan moral menyentuh hati.

Mari disimak ya:

Cerpen: Untuk Apa Diri Ini Dilahirkan?

Oleh Anita Putri Kirana

Mungkin, aku adalah salah satu dari sekian banyaknya anak yang bernasib kurang beruntung. 

Aku dilahirkan dengan memiliki sebuah kelainan. Salah satu kakiku tidak berkembang dengan normal.

Aku tidak tahu nama kelainan yang kuderita ini, karena perempuan yang melahirkanku tak pernah membawaku untuk periksa ke dokter.

Sejak lahir, aku tak pernah merasakan bagaimana kasih sayang seorang ibu. Aku hanya merasakan sedikit rasa kasih sayang dari ayah, karena ayahku bekerja merantau ke pulau seberang sehingga ia jarang sekali untuk pulang.

Setiap kali ayah pulang, aku selalu dibelikan baju baru yang bagus, berbeda dengan ibu yang tak pernah memberiku baju baru.

Aku sangat merindukanmu ayah.

Aku hanya berharap pada perempuan yang mengandungku selama 9 bulan itu. Sosok perempuan yang aku panggil ibu sangat benci terhadap kehadiranku.

Ia seperti tak terima dan malu memiliki anak cacat sepertiku. Siapa juga yang mau dilahirkan dengan keadaan cacat? Itulah pertanyaan yang selalu ada di dalam lubuk hatiku. 

Ibu tak pernah memedulikanku. Ibu, bisakah kamu berbaik hati sedikit saja? Aku butuh kasih sayangmu, bukan kebencianmu, air mataku habis sehingga ingin menangis pun aku tak bisa. 'Tuhan, Apakah adil hidup ini untukku?

Boleh Baca: Cerpen Tentang Perbedaan Perlakuan Ibu kepada Anaknya

Aku mempunyai seorang adik laki-laki, ia bernama Fauzan. Aku melihat ketidak adilan sikap ibu terhadapku dan adikku. Ibu sangat menyayangi Fauzan tapi berbanding terbalik denganku.

Kenapa ibu bersikap seperti ini? Bukankah kita sama-sama anak yang dilahirkan dari rahim yang sama?

Aku kadang merasa iri terhadap adikku. Ia bisa pergi ke sekolah kemudian bermain bersama teman-temannya. Sedangkan aku untuk keluar rumah saja tidak diperbolehkan oleh ibuku.

"Ibu, Olin juga ingin sekolah seperti Fauzan," ucapku kepada Ibu.

"Nanti kamu sekolah ketika sudah berdarah ya," jawab ibu dengan manis.

Itulah jawaban ibu yang terus aku ingat. Setiap hariku lewati dengan harapan supaya cepat berdarah.

Hingga hari di mana aku pertama kali berdarah, aku merasa sangat bahagia. Tapi rasa bahagia itu hanya sekejap lantaran ibu masih tak mengizinkanku untuk sekolah.

Ucapan yang aku ingat hanyalah janji palsu yang begitu manis.

Pada suatu hari ibu sangat meluapkan emosinya kepadaku.

“Olin! Di mana kau, anak pembawa sial!” Teriak ibu.

Aku mengumpat di balik kolong tempat tidur.

Aku takut, Ibu terlihat mengerikan. Ia membawa sebilah bambu yang agak runcing di tangan kanannya.

“Tolong, jangan Bu,” bisikku.

Boleh Baca: Cerpen Tentang Kasih Sayang Ibu kepada Anaknya

Tiba-tiba tubuhku merasa sesak, aku sedikit terjepit. Punggungku seperti ditumbuk berulang kali. Yah, ibu telah melihat keberadaanku. Ia menarikku dengan penuh nafsu.

“Dasar kau! Pergi saja sana! Anak tak tahu diri," jerit ibu.

“a..a..ampun Bu...”

“Ibu? Jangan anggap aku ini ibumu!”

“Keluar sana kau!” Ibu menarik kakiku dengan kuat. Aku memberontak, kakiku terus melawannya hingga akhirnya.

“Bukk!!” sebilah bambu tersebut dilayangkan ke kakiku yang tidak tumbuh normal. Aku mulai sedikit kesakitan, tak sanggup lagi untuk menahan air mata. sambil sesekali kata “ibu” kuucapkan.

Memar di sekujur tubuhku kini bertambah banyak namun tak sedikit pun membuat ibu sadar akan kehadiranku di dunia ini. 

Saat memar itu belum benar-benar hilang, ayahku pulang ke rumah.

Ia yang melihat keadaanku kemudian bertanya kenapa tubuh ini penuh dengan luka. Dengan jujur aku pun bercerita tentang semua perlakuan ibu kepadaku.

Ayah yang mendengarnya seketika langsung mengubah raut wajahnya. Tampak luapan emosi tak terbendung pada dirinya.

Aku melihat dengan jelas, tepat di depanku ayah dan ibuku bertengkar sangat hebat. Hingga ayah pun tak lagi menerima keberadaan ibu di rumah.

Selesai.

Nah, demikianlah tadi sajian cerpen mengenai manusia yang tidak bersyukur atas nikmat dan titipan yang telah Allah berikan kepadanya.

Pesan moral dari cerita pendek di atas adalah; di saat orang yang susah untuk mempunyai anak, berharap sekali untuk memilik anak. Tetapi berbanding terbalik dengan orang yang sudah diberi karunia anak tapi disia-siakan.

Maka darinya bersyukurlah, karena tak semua orang bisa mempunyai anak.

Semoga bermanfaat.
Salam.

Guru Penyemangat
Guru Penyemangat Guru Profesional, Guru Penggerak, Blogger, Public Speaker, Motivator & Juragan Emas.

Posting Komentar untuk "Cerpen Tentang Bersyukur: Untuk Apa Diri Ini Dilahirkan?"