Profil Bunda Anjar, Pebisnis Sukses Tanaman Hias Adenium (Kamboja Jepang)
Pebisnis Sukses Tanaman Hias Adenium. Dok. Lazada |
Semakin ke sini produk tanaman hias rasanya semakin digemari. Bukan tanpa alasan, banyak orang-orang mulai suntuk dengan situasi pekarangan rumah yang hanya ramai dengan dinding semata.
Di samping itu pula, tanah hari ini harganya sudah selangit sehingga banyak dari kita yang mulai menata pekarangan rumah agar lebih indah sekaligus jadi peluang bisnis.
Yup, tanaman hias sudah menjadi salah satu produk bisnis yang menjanjikan sekaligus menghasilkan.
Pada tahun 2020 kemarin saja tanaman sekelas janda bolong saja harganya melambung hingga 100 juta. Kan ngeri!
O ya, adapun tanaman hias yang juga tak kalah menarik, cantik, dan menghasilkan ialah Adenium atau yang kita kenal juga dengan Kamboja Jepang.
Salah satu pebisnis bunga sukses yaitu Bunda Anjar. Bukan hanya Adenium, berbagai tanaman hias yang ia budidaya juga jadi langganan para artis.
Penasaran dengan profilnya?
Lebih Dekat dengan Bunda Anjar, Pebisnis Sukses Tanaman Hias Adenium
Lebih Dekat dengan Bunda Anjar, Pebisnis Sukses Tanaman Hias Adenium. Dok. Instagram @delfawood |
Meskipun baru memulai bisnis sejak tahun 2016, sejatinya Bunda Anjar sudah menyukai tanaman hias sejak SMA hingga kuliah.
Lucunya, dirinya bahkan sampai diejek oleh teman-teman karena dikira oleh mereka bahwa hobi tanaman hias itu adalah hobinya orang tua.
Tapi, ya, di masa ia masih SMA tanaman hias masih murah-murah dan Bunda Anjar tidak segan meminta bibitnya saat berkunjung ke rumah teman.
"Tanaman itu masih murah dan aku kayak masih suka minta gitu lho sama kayak misalnya aku lagi di rumah temenku, mamanya tuh punya tanaman, aku minta. Dan aku diledekin sama temenku, nenek-nenek. Kalau misalnya aku ngemal, ngafe, atau ke mana pun, yang aku lihat tanamannya," cerita Anjar seperti yang Guru Penyemangat kutip dari HaiBunda.
Setelah menikah pada tahun 2016, Bunda Anjar merasa tak berdaya karena tidak punya penghasilan. Dulu ia adalah wanita karier, tapi sekarang kegiatannya terbatas karena harus mengurusi rumah tangga.
Dari sinilah kemudian bisnis tanaman hias itu dimulai.
Anjar akhirnya kembali memulai hobi merawat tanaman hias dan membeli sedikit demi sedikit dari sisa uang belanja yang ia sisihkan setiap hari.
"Jadi, weekend itu aku selalu beli tanaman, aku rawat, aku pecah. Sampai akhirnya tanaman aku sudah pada segar-segar. Akhirnya, aku posting-posting di Instagram tanpa maksud jualan juga," ucap beliau
Adapun modal yang dikeluarkan Bunda Anjar hanya ratusan ribu saja. Tapi dengan keuletan, keseriusan, serta komitmen mengembangkan bisnis tanaman hias, akhirnya usaha beliau semakin berkembang dan sukses.
Lihat saja sekarang, per tanggal 24 September 2021, follower Instagram yang dikelola Bunda Anjar yaitu @delfawood saat ini sudah menyentuh angka 72,8 ribu dan akan terus bertambah.
Memang, ya, media sosial menjadi ladang bisnis yang memiliki prospek cerah asalkan kita memiliki komitmen dan keseriusan.
Plantshop Delfawood yang beralamatkan di Jl. Ampera Poncol, Babakan, Kec. Setu, Kota Tangerang Selatan, Banten ini bahkan menjadi toko tanaman hias langganan para artis.
Beberapa artis mengunjungi langsung kebun milik Anjar, seperti Chelsea Islan, Nadine Chandra Winata, Cathy Sharon, Meira Anastasia (istri Ernest Prakasa), para pejabat, dan masih banyak lagi.
Atas kisah tersebut, satu hal yang perlu kita sadari bahwa sebenarnya hobi yang kita tekuni dan kita seriusi bisa menjadi penghasilan yang menjanjikan.
Tips Budidaya Tanaman Hias ala Bunda Anjar
Tips Budidaya Tanaman Hias ala Bunda Anjar. Dok. Instagram @Delfawood |
Apakah dirimu juga sudah mulai tertarik dengan bisnis tanaman hias seperti Adenium alias Kamboja Jepang atau berbagai jenis bunga lainnya?
Sebelum memilih untuk terjun ke dunia berkebun tanaman hias, setidaknya kita perlu menyimak saran dari pebisnis sukses Bunda Anjar.
Pertama, kita jangan ikut-ikutan karena tanaman membutuhkan komitmen yang tinggi dan serius dalam perawatan.
Yup, agak berbeda kiranya antara tanaman hias dengan kita jual benda mati yang hanya ditaruh saja.
Pada dasarnya tanaman itu kan saat belum laku terjual itu kan harus menyiasati biar cepat rimbun, berbunga dan tetap cantik.
Dengan demikian, kalau teman-teman yang baru memulai, stop ikut-ikutan dan mulai bisnis dari hati.
Jangan pernah memacu diri dari kemarin, yang sudah menjual tanaman sekarang sudah banyak, semakin murah juga banyak dan tetap pelayan, kualitasnya otentik dari owner itu penting, stop plagiat cara berjualan.
Selanjutnya, Bunda Anjar pula menerangkan bahwa orang yang menekuni hobi tanaman hias, harus rela meluangkan waktunya untuk mengurus tanaman tersebut.
Seorang pebisnis yang memutuskan untuk memulai budidaya tanaman hias harus menyediakan waktu untuk perawatan seperti menyiram dan merotasi tanaman hias.
Jangan lupa dengan ketersediaan tempat. Penting untuk memerhatikan ada ruang kosong atau tidak. Sederhananya, bagaimana tanaman bisa terawat jika space-nya sempit.
Terakhir, Bunda Anjar pula menyarankan bagi para pebisnis tanaman hias pemula untuk jangan membeli tanaman yang sedang hits dan mahal.
Terangnya, tanaman yang mahal biasanya membutuhkan perawatan yang susah.
"Dan yang tidak boleh dilakukan adalah kalian jangan pernah berpikir tanaman robek, rusak, kena hama itu adalah tanaman yang jelek, tapi itulah proses dalam merawat tanaman. Kalau misalnya tanaman bagus-bagus aja berati itu bukan produk alam, tapi produk pabrik. Jadi tetap semangat bagi yang baru memulai, selamat berkebun," tutup Bunda Anjar sebagaimana yang Guru Penyemangat kutip dari Detik.
**
Nah, setelah menyimak kisah dan profil pebisnis sukses tanaman hias di atas, bukanlah selalu ada ruang dan peluang bagi kita yang ingin menekuni hobi?
Tidak hanya tanaman hias Adenium. Bahkan Anggrek pun bisa kita urus dan bernilai mahal bila mau ditekuni dengan serius.
So, keep spirit, guys!
Posting Komentar untuk "Profil Bunda Anjar, Pebisnis Sukses Tanaman Hias Adenium (Kamboja Jepang)"
Posting Komentar
Berkomentarlah sesuai dengan postingan artikel. Mohon maaf, link aktif di kolom komentar tidak akan disetujui.
Diperbolehkan mengutip tulisan di blog Guru Penyemangat tidak lebih dari 30% dari keseluruhan isi (1) artikel dengan syarat menyertakan sumber. Mari bersama-sama kita belajar menghargai karya orang lain :-)