Widget HTML #1

Contoh Cerita Pendek Tentang Adil Singkat Beserta Pembahasannya

Contoh Cerita Pendek Tentang Adil Singkat Beserta Pembahasannya
Contoh Cerita Pendek Tentang Adil Singkat Beserta Pembahasannya. Dok. Gurupenyemangat.com

Hai, Sahabat Guru Penyemangat, sudahkah dirimu bersikap adil hari ini?

No debat! Keadilan itu penting bagi diri sendiri, bagi orang lain, serta bagi kita semua. Lihat saja Pancasila sila ke-5 yang berbunyi "Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia".

Artinya, sikap adil seorang pemimpin sangat berpengaruh terhadap kedamaian, kehidupan sosial, serta berbagai aspek kehidupan.

Dan nyatanya, perilaku adil bukan hanya dibebankan oleh seorang pemimpin melainkan juga adil untuk diri sendiri.

Contohnya?

Mata gunanya untuk melihat hal yang baik-baik. Itu namanya adil kepada mata. Kaki digunakan untuk berjalan, berlari, dan melangkah ke tempat yang baik-baik.

Jika kaki digunakan untuk menendang dan menyakiti orang lain yang sejatinya tidak bersalah, itu berarti dirimu tidak adil terhadap kaki karena tidak menempatkan kaki sebagaimana tugas yang semestinya.

Nah, dalam kesempatan kali ini Gurupenyemangat.com akan menghadirkan contoh cerpen bertema keadilan yang bisa kita pelajari bersama.

Contoh cerpen alias cerita pendek tentang sikap adil ini disajikan secara singkat dan disertai dengan pembahasan yang mudah untuk dimengerti.

Penasaran? Oke, langsung disimak saja, ya:

Cerita Pendek: Sikap Adil Membawa Selamat

Cerita Pendek Sikap Adil Membawa Selamat

Cerita Pendek Sikap Adil Membawa Selamat. Dok. Gurupenyemangat.com

Hari itu hari Senin. Dari jauh, terlihat ada seorang anak SMP yang berangkat ke sekolah dengan mengendaai sepeda. Jarak dari rumahnya ke sekolah tidak jauh, kira-kira 400 meter.

Namanya Alan. Saat ini ia sedang duduk di kelas VIII B dan menjabat sebagai ketua kelas. 

Sebagai seorang pemimpin, Alan menakhodai 30 orang siswa dengan beragam suku, ras, budaya, dan agama. Walau begitu, dirinya mempunyai pendirian yang teguh dan berusaha untuk bersikap adil.

“Alan, kabarnya minggu depan kita mau mendekorasi kelas, ya? Kapan rapatnya?” tanya seorang siswa kepada ketua kelas

“Nanti sepulang sekolah kita rapat sebentar. Tidak lama, kok. Paling-paling 20 menit. Nanti kita bahas semua,” ucap Alan

Ketika bel pulang sekolah tiba, kelas VIII B langsung menggelar rapat untuk menentukan jumlah iuran dan dekorasi ruang.

Dua puluh menit waktu berlalu, akhirnya rapat usai. Hasil diskusi yaitu; tiap siswa mulai mengumpulkan iuran Rp15.000 yang diserahkan kepada bendahara kelas.

Semua siswa telah setuju dan diberikan waktu selama 5 hari untuk membayar iuran. Namun, menjelang pulang tiba-tiba bendahara dan wakil ketua kelas mendatangi Alan untuk bernegosiasi.

“Alan, tunggu sebentar. Kami mau bicara…” ucap bendahara kelas

“Lha, ada apa? Kan rapat sudah kelar?” jawab Alan

“Begini; kita kan punya jabatan di kelas VIII B. Bagaimana kalau pejabat inti seperti ketua kelas, wakil ketua kelas, sekretaris, dan bendahara tidak usah membayar iuran. Kita kan pasti jadi pihak yang sibuk nantinya?” usul wakil ketua kelas

“Tidak perlu, teman-teman. Itu namanya tidak adil. Kita tadi sudah rapat dan sudah ketuk palu lho. Jikalau begitu ceritanya, sama saja kalian ingin korupsi. Hal tersebut sungguh tidak baik bagi kelas kita, nanti kekompakan yang sudah lama kita bina menjadi berantakan.”

Bendahara dan wakil ketua kelas yang tadinya bermuka merona sekarang malah tampak pucat dengan kening mengernyit. Mereka tak puas dengan jawaban Alan, tapi merasa takut untuk menyanggahnya.

*

Lima hari berlalu sejak hari itu. Setelah memeriksa data iuran ke bendahara, tertanya semua siswa sudah membayarnya dengan lunas.

Sesuai rencana, dua hari kemudian kelas VIII B langsung mengadakan kegiatan dekorasi kelas selepas sekolah.

Kegiatannya dimulai dengan membersihkan dinding kelas, memajang gorden, memasang wall sticker, hingga membuat denah dan struktur organisasi kelas yang dilengkapi dengan foto.

Beruntungnya semua siswa di kelas aktif membantu dan bergotong-royong sehingga dalam tiga jam saja kegiatan menghias kelas sudah selesai.

“Lho, Alan tadi ke mana ya? Apa sudah pulang duluan?” tanya seorang siswa

“Nah, kurang tahu sih. Perasaanku tadi dia ke toilet. Itu tasnya saja masih ada kok,” jawab wakil ketua kelas

Semua siswa dibuat kebingungan dengan sikap Alan. Jikalau ke toilet, mengapa bisa lebih dari 5 menit. Karena sedang kelelahan, siswa kelas VIII B pun tetap menanti kedatangan Alan.

Sepuluh menit di masa tunggu, tiba-tiba Alan pun datang bersama bendahara kelas dengan membawa satu dus air mineral dan sebungkus besar gorengan.

“Teman-teman, sembari beristirahat mari kita makan gorengan. Kebetulan ada sedikit sisa dari uang iuran tadi,” ucap Alan

“Wah, seru nih. Siapa dulu ketua kelas kita…Alan!” teriak siswa kegirangan

Walaupun hanya sekadar santapan sederhana, namun semua siswa kelas VIII malah gembira dengan suasana tersebut.

Lelah yang tadinya sudah menumpuk, sekarang seakan sirna gara-gara sepotong gorengan dan segelas air mineral.

Rasanya semakin enak karena berpadu dengan kekompakan siswa seisi kelas. O ya, ditambah lagi dengan sikap adil sang ketua kelas.

Bayangkan bila kemarin Alan menyetujui usulan wakil ketua kelas untuk menguntungkan pihak-pihak tertentu agar tidak membayar iuran, bisa kacau balau keadaan kelas.

Sembari menikmati hidangan sederhana tersebut, Alan pun meminta bendahara untuk membacakan laporan keuangan yang berkaitan dengan iuran.

Bukan tanpa alasan, yang namanya kelompok itu butuh kejelasan. Apa lagi sesuatu hal yang berkaitan dengan uang.

Terang saja, uang itu adalah perkara sensitif yang bisa memecah-belah kekompakan kelas. Dengan laporan keuangan yang jelas, semua siswa bisa memaklumi dan menerima.

Selepas kegiatan mendekorasi kelas, akhirnya kelas VIII B tampak cantik dan indah. Sebagaimana kita ketahui, kelas yang nyaman dan indah akan mendongkrak semangat belajar.

Tamat.

Boleh Baca: Cerpen Tentang Kejujuran

Pembahasan Cerpen Sikap Adil

Berdasarkan cerita pendek di atas, pelajaran yang tertuang adalah tentang pentingnya sikap adil di mana pun kita berada.

Saat menjadi pemimpin seperti ketua kelas, kita harus menempatkan jabatan tersebut di tempat yang seharusnya dan bersikap dengan seadil-adilnya.

Jangan mentang-mentang ada jabatan ketua kelas kita malah bersikap seenaknya. Keadilan itu penting untuk mendapat kepercayaan teman-teman dan meningkatkan kekompakan suatu kelompok.

***

Yup. Demikianlah tadi sajian Guru Penyemangat tentang cerita pendek tentang sikap adil. Semoga bisa bermanfaat dan menginspirasi kita semua, ya.

Salam.

Guru Penyemangat
Guru Penyemangat Guru Profesional, Guru Penggerak, Blogger, Public Speaker, Motivator & Juragan Emas.

Posting Komentar untuk "Contoh Cerita Pendek Tentang Adil Singkat Beserta Pembahasannya"