Widget HTML #1

Fitnah Dajjal, Tanda-tanda Kedatangan, dan Beberapa Fenonema yang Membarenginya

Ketika terbesit diksi Dajjal, hal yang mungkin terpampang oleh banyak orang adalah sosok penjahat bermata setengah yang di keningnya tersingkap tulisan “Kaf-Fa-Ra”.

Meski begitu, tulisan KAFARA itu diracik berdasarkan abjab Arab. Syahdan, hal serupa yang bisa muncul setelahnya tentang dajjal adalah fitnah, fitnah mengerikan yang ada di muka bumi.

Jujur saja, dalam teologi Islam fitnah sekaligus kedatangan Dajjal tertuang di dalam fase terakhir dari kehidupan manusia di dunia.

Detailnya, kedatangan Dajjal merupakan salah satu pertanda kiamat kubra menurut beberapa dalil shahih.

Sebagaimana yang kita ketahui, Dajjal identik dengan fitnah hingga agama Islam memberinya gelar Dajjal Al Masih atau Al-Masih Ad-Dajjal yang bisa diartikan pendusta (yang suka mencampur-aduk).

Nah, bersandar pada makna sekaligus julukan tersebut, sejatinya fitnah Dajjal bukan sekadar fitnah. Apalagi hanya kebohongan dari mulut. Fitnah Dajjal adalah perkara yang sangat mengerikan.

Fitnah Dajjal dan Tanda-tanda Kedatangannya
Fitnah Dajjal dan Tanda-tanda Kedatangannya. Ilustrasi oleh Arabnewsnow via indozone.id

Dajjal sendiri sudah direkatkan dengan julukan pendusta, yang berarti bahwa fitnah Dajjal adalah fitnahnya si tukang fitnah.

Inilah salah satu alasan terkuat mengapa tulisan “KAFARA” yang tersingkap di antara kedua mata Dajjal hanya bisa dilirik oleh hamba Allah yang beriman.

Meski demikian, segenap nash tetap punya indikasi tambahan untuk menjelaskan bagaimana sesungguhnya detail perawakan Dajjal. 

Dalam hadis riwayat riwayat Bukhari No. 3440 tertuang gambaran bahwa sosok Dajjal matanya buta sebelah kanan laksana anggur yang sedang matang.

Kulitnya terlihat sawo matang, memiliki rambut nan keriting menjurai hingga ke cuping telinga, dan dari segi fisik mirip dengan Ibnu Qathathan bin Abdul Uzza.

Meski begitu, hal ini adalah ciri-ciri Dajjal yang menggambarkan kengerian akhir zaman dan isyarat penghabisan dunia.

Beruntai-untai fitnah tanda kedatangan Dajjal sendiri saja sudah berasa begitu berat, apalagi fitnah yang dibawa sekaligus disebarkan sendiri oleh Dajjal.

Saking ngerinya, fenomena Dajjal lebih dekat bernuansa iblis daripada manusiawi.

Kita bisa amati dari kalimat metafora hadis yang menegaskan bahwa:

“Dajjal membawa surga dan neraka. Nerakanya itu sebenarnya surga, dan surganya itu sebenarnya neraka.”

Teranglah pandang gagas bahwa Dajjal bukanlah fitnah sederhana seperti tipu-tipu saat berbicara, mengumbar janji lalu khianat, hingga mengumbar sikap.

Fitnah Dajjal lebih diarahkan kepada hakikat pengujian iman. Apa yang dipertaruhkan? Tiada lain adalah kehidupan kita nanti di akhirat. Akan ke surga atau ke neraka.

Satu hal yang patut kita pertanyakan dan renungkan adalah, di manakah kebenaran saat itu?

Agaknya, kebenaran hanya singgah di pundak orang-orang beriman yang sebelumnya telah mampu membaca tanda-tanda kedatangan Dajjal.

Lebih dari itu, berteguh iman dan hati dalam menghadapi fitnah-fitnah besar menjelang kedatangan sang pendusta adalah perkara yang juga perlu kita kuatkan.

Belum selesai di sana, perumpamaan fitnah Dajjal tidak hanya sekadar memalingkan kebenaran semata.

Fitnah dari tukang dusta ini begitu pekat hingga setan, jin, tukang sihir, pelaku bid’ah, Yahudi, hingga para wanita pun bisa direkrut agar jadi pengikutnya.

Hal ini tidak lepas dari anugerah kekuatan luar biasa yang Tuhan tanamkan kepada Dajjal. Beberapa kesanggupan Dajjal tertuang dalam hadis dari sanad Jabir bin Abdillah ra:

  • Dajjal berkenala menjelajahi bumi selama 40 malam.
  • Dunia jadi kacau, sehari awal kedatangan Dajjal serasa setahun, sehari kemudian serasa sebulan, sehari lagi serasa seminggu, dan sehari berikutnya seperti hari-hari biasa.
  • Dajjal mempunyai keledai yang bentang kedua telinganya berjarak 40 hasta.
  • Dajjal mengaku sebagai Rabb alias Tuhan, membawa gunung yang terbuat dari roti.
  • Membawa dua sungai (sebelumnya penulis sebutkan sebagai surga dan neraka)
  • Dibantu oleh setan-setan yang berbicara kepada manusia
  • Mampu menurunkan hujan dan menumbuhkan tanaman dalam pandangan manusia.

Dari uraian kuasa Dajjal tersebut, agaknya manusia pada zamannya akan begitu pontang-panting melawan segudang fitnah.

Bagaimana tidak, fitnah Dajjal penuh dengan syahwat dan syubhat yang hanya mampu dikalahkan dengan sabar dan iman.

Makin tinggi kadar kesabaran dan keimanan seseorang, maka makin mudah ia terlepas dari fitnah Dajjal. Artinya, tingkat keimanan di sini bukanlah iman yang kaleng-kaleng.

Karena fitnah yang begitu berat, secara otomatis golongan manusia akan terbelah dua yaitu golongan manusia beriman dan ingkar.

Bagi manusia yang imannya hanya setengah-setengah dan cenderung munafik, maka seiring dengan munculnya Dajjal ia bisa menjadi ingkar.

Tanda-tanda Kedatangan Dajjal dan Berbagai Fenomena yang Membarenginya

Bila fitnah Dajjal kita bandingkan dengan realita hari ini, agaknya seperangkat dusta yang beredar belum sepenuhnya sampai kepada hakikat fitnah Dajjal itu sendiri.

Jika dilirik secara lebih serius, agaknya kita masih berada di fase tanda-tanda kemunculkan Dajjal dengan berbagai permulaan fitnahnya.

Terang saja, di sisi yang sama, akan ada yang namanya fitnah ahlas, fitnah sarra, dan fitnah duhaima’ sebelum kedatangan Dajjal.

Selengkapnya, bisa dibaca di sini: 👉 3 Fitnah Sebagai Pertanda Kedatangan Dajjal

Sebagian para pemimpin di dunia masih cukup memegang teguh iman, sebagian penduduk dunia masih bersandar pada nash-nash Tuhan, dan sebagian besar ulama juga masih cukup mampu berdiri tegak dan berdakwah.

Namun, karena ini hanyalah sebagian, ternyata kita juga sedang menghadapi kenyataan-kenyataan runyam yang memperkeruh iman maupun hati. 

Mulai dari agama dan ulama yang dipolitisasikan, keberadaan bencana yang dicocoklogikan dengan akidah tauhid yang salah, bersandar kepada nash-nash palsu dan tanpa ilmu, hingga campur-baur benar-salah semuanya seakan jadi masalah yang sangat krusial bin darurat.

Belum lagi dengan kepusingan orang-orang awam terhadap agama yang mulai pecah-belah. Jangankan bicara ragam agama, satu agama saja sudah begitu banyak pecahan sekte dan manhajnya. 

Polemik ini begitu gawat karena tidak hanya rusuh yang dihasilkan, melainkan juga hinaan terhadap Nabi dan Tuhan.

Meski demikian, manusia cukup beruntung karena hingga saat ini Tuhan masih meleluasakan keberadaan ilmu.

Walau kesannya sudah banyak ijtihad dan opini, namun ilmu-ilmu tauhid yang dasar masih bisa dipelajari dan belum terkontaminasi.

Hanya saja, eksistensi teknologi seakan membuyarkan semuanya.

Buku didigitalisasi, kitab didigitalisasi, teori didigitalisasi, bahkan sikap pun didigitalisasi hingga penuh dengan kemaya-fatarmoganaan.

Kebenaran difitnah, kesalahan diunggah. Agaknya dua koordinasi ini kian mendekatkan umat manusia dengan fitnah Dajjal dalam kategori tanda-tanda kedatangannya.

Kita sama-sama tahu bahwa mayoritas penganut Islam, Kristen dan Yahudi mempercayai Dajjal dan kedatangannya. Indikasi kepercayaan ini adalah pertempuran terakhir yang mereka sebut “Messiah”.

Sama halnya dengan Islam dan Kristen, penduduk Yahudi juga menantikan kedatangan seorang pemimpin dari antara anak-anak Nabi Dawud as. 

Isyarat yang terkuat di sini adalah Nabi Isa, karena menurut Imam Ibnu Qayyim, ketika pemimpin ini "menggerakkan bibirnya dalam doa, semua bangsa akan mati."

Dalam teologi Islam, Nabi Isa lah yang diutus oleh Tuhan untuk melelehkan alias mematikan Dajjal.

Barangkali, penantian ini pula yang menjadikan film Messiah rilisan Netflix dicocoklogikan dengan Dajjal alias Antikristus.

The Messiah; Serial Kontroversial Netflix dan identik dengan Dajjal
The Messiah; Serial Kontroversial Netflix dan identik dengan Dajjal. Foto: Detik

Sebenarnya bukan semata cocoklogi karena dalam sinopsisnya, film ini sangat identik dan seakan memerankan Dajjal seperti dalam hadis yang sudah penulis ungkapkan di atas.

Cukup kontroversial memang, tapi satu-satunya perbedaan yang jelas adalah soal teknologi.

Berdasarkan isyarat nash, Dajjal maupun Nabi Isa akan muncul di zaman tanpa teknologi yang berarti ada bencana besar akan terjadi sebelum kedatangan Dajjal. 

Islam menyebutnya sebagai ad-Dukhan (kabut asap 40 hari 40 malam), sedangkan analisis kemunculan bencana ini berdasarkan teori sains adalah akibat dari timpaan belasan ribu meteor yang menghujam bumi.

Praduga sains memang tak bisa sepenuhnya disalahkan, karena peluang meteor jatuh ke bumi tetap ada.

Agaknya, jika tanda-tanda kedatangan Dajjal didasarkan oleh nash-nash shahih kemudian dipadukan dengan sains bukanlah fenomena cocok-cocokan, melainkan kemampuan pengetahuan dalam membaca tanda-tanda.

Terang saja, beberapa nash mengisyaratkan bahwa tanda-tanda kedatangan Dajjal ada yang diungkapkan secara terang.

Sebut saja tentang kebun kurma Baisan yang mulai berkurang buahnya, turun salju di Arab (mulai subur) serta danau Tiberias yang mulai sedikit airnya.

Kondisi Danau Tiberias
Kondisi Danau Tiberias. Foto: Okezone

Turunnya salju di Arab barangkali hanya fenomena, tapi analoginya terhadap tanah Arab yang mulai subur tidak bertolak belakang.

Artinya, tanda ini bukanlah semata pencocokan melainkan fenomena yang membarengi fitnah.

Namun, karena manusia bahkan firman Tuhan tidak menjelaskan kapan itu kiamat dan kapan Dajjal datang akhirnya muncullah berbagai kontroversi.

Sebelum muncul kontroversi film Messiah, umat bumi sempat dihantui kontroversi terhadap lambang-lambang tentang Dajjal.

Misalnya tentang narasi simbol Dajjal dan Illuminati dalam desain Masjid Al Safar karya Ridwan Kamil yang viral pada tahun 2019 lalu.

simbol Dajjal dan Illuminati dalam desain Masjid Al Safar
Simbol Dajjal dan Illuminati dalam desain Masjid Al Safar. Foto: IDNTimes

Ustadz Rahmat Baequni selaku sosok penimba ilmu dengan tema khusus akhir zaman mengatakan, segitiga di masjid tersebut identik dengan simbol yang digunakan zionis Yahudi. 

Segitiga terbalik menyimbolkan iblis dan segitiga ke atas menyimbolkan Dajjal.

Jika kita kaitkan dengan tanda kedatangan Dajjal, ijtihad ini cukup masuk akal karena sebelum Dajjal tiba sudah ada fitnah-fitnah besar yang bergelimpangan.

Fitnah ini muncul dan dieluh-eluhkan oleh konspirasi pengikut Dajjal sehingga terbentuklah sebuah sistem dan simbol.

Cukup banyak tebaran simbol tersebut. Ada simbol The Eye of Providence sebagai lambang negara AS dan mata uang 1 dolar, simbol piramid, simbol Mata Horus, hingga simbol mata satu dalam film Monster University dan Minions juga bisa jadi kajian fenomena Dajjal.

Jangan lupa pula dengan simbol band K-Pop EXO dan fenomena band BTS. Keduanya juga disebut sebagai bagian dari illuminati dan fitnah besar Dajjal.

Fenomena Illuminati
Fenomena Illuminati. Foto: akamaized

Selain lambang, hal ini juga tidak lepas dari sikap kegilaan dan haru berlebihan para fans K-Pop.

Secara konseptual, kegilaan yang tertuang dalam perilaku berlebihan para fans K-Pop juga termasuk dalam kategori fitnah Dajjal, apalagi mayoritas dari mereka adalah kaum perempuan, maka semakin cocoklah dengan ungkapan nash pengikut Dajjal.

Kiranya sandingan analogi seperti ini bukanlah sekadar cocoklogi.

Studi kritis dari Ustadz Rahmat Baequni tentang simbol masjid hingga lambang-lambang illuminati sejatinya telah ditelaah karena kekhawatiran akan bahaya fitnah.

Memang tetap ada kontroversi, tapi bukan lambang atau simbol yang mestinya kita takuti melainkan fitnah Dajjal berikut dengan karakter-karakter pengikutnya.

Lagi-lagi ditegaskan kembali bahwa fitnah Dajjal bukanlah kebohongan dan dusta yang sederhana.

Fase terakhir dari fitnah jelang kedatangan Dajjal adalah fitnah Duhaima’ atau fitnah gelap pekat.

Dalam hadis bersanad shahih Abdullah bin Umar ra riwayat Abu Dawud tertuang perumpamaan bahwa fitnah Duhaima’ itu seperti “seseorang memasuki waktu pagi sebagai seorang mukmin tetapi ia di waktu sore menjalaninya sebagai orang kafir.”

Nada pekat dan gelap ini begitu tampak dan seakan menjelaskan bahwa fitnah duhaima’ hampir selevel dengan Dajjal itu sendiri. Namun, ini adalah tanda jelang kedatangan si tukang dusta.

Akhirnya, dengan berbagai macam tanda-tanda kiamat yang sudah muncul hinggalah hari ini, sudah sepatutnya kita bersiap dan membentengi diri dengan iman yang tebal.

Sifat munafik dan ingkar harus dibakar sedini mungkin untuk menutup peluang hati termakan oleh fitnah.

Selain itu, dengan banyaknya nash-nash shahih yang tertuang dalam kalam Tuhan dan Nabi, kita juga perlu untuk mengkaji dan membaca tanda-tanda kiamat.

Membaca tanda untuk menguatkan keimanan, bukan untuk melahirkan teori konspirasi, apalagi ribut-ribut.

Selain itu, jangan lupa untuk selalu melantunkan doa agar terhindar dari fitnah Dajjal. Doa ini didasarkan atas hadis Nabi yang bisa kita ucapkan di tahiyat akhir sebelum salam.

Juga, sempatkan diri untuk membekali keluarga dan anak-anak kita untuk menghafal dan mengamalkan doa ini. Mari kita semua berlindung kepada Allah dari fitnah Dajjal.

Berikut lafaznya:

Doa Agar Terhindar dari Fitnah Dajjal
Doa Agar Terhindar dari Fitnah Dajjal. Dok. Gurupenyemangat.com

Allahumma innii a'uudzubika min 'adzaabilqobri wa min 'adzaabinnari wa min fitnatil mahyaa wal mamaati wamin fitnatil masiihid dajjal.

Artinya:

“Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari azab neraka (Jahannam), azab kubur, dari fitnah kehidupan dan kematian, dan dari keburukan fitnah Dajjal.” (Hadis Riwayat Muttafaq ‘alaih)

Wallahua’lam bissawab.

Lanjut Baca: Kiamat Sugra: Waktu yang Berjalan Begitu Cepat

Taman Baca:

Guru Penyemangat
Guru Penyemangat Guru Profesional, Guru Penggerak, Blogger, Public Speaker, Motivator & Juragan Emas.

Posting Komentar untuk "Fitnah Dajjal, Tanda-tanda Kedatangan, dan Beberapa Fenonema yang Membarenginya"