Widget HTML #1

Contoh Cerita Pengalaman Hari Raya Idul Fitri yang Seru dan Berkesan

Contoh Cerita Pengalaman Hari Raya Idul Fitri
Contoh Cerita Pengalaman Hari Raya Idul Fitri. Dok. Gurupenyemangat.com

Hai Sobat Guru Penyemangat, apakah Sobat sudah menulis narasi atau karangan singkat terkait kisah Idul Fitri tahun ini?

Kisah Idul Fitri memang menyimpan sejuta keseruan dan kesan yang apik. Bahkan tidak menutup kemungkinan pula ada sepercik kisah lucu yang terjadi secara tidak disengaja sehingga tertinggal sebagai kenangan.

Nah, untuk membantu kebutuhan Sobat, Gurupenyemangat.com telah menyiapkan contoh karangan seputar Idul Fitri.

Contoh karangan dan cerita berikut berisi pengalaman kegiatan lebaran hari raya Idul Fitri yang seru dan berkesan.

Mari disimak ya:

Pengalaman Melaksanakan Shalat Hari Raya Idul Fitri di Masjid

Pengalaman Melaksanakan Shalat Hari Raya Idul Fitri
Pengalaman Melaksanakan Shalat Hari Raya Idul Fitri. Dok. Gurupenyemangat.com

Assalamu’alaikum. Perkenalkan nama saya “Guru Penyemangat” dari kelas …SD. Pada kesempatan ini saya akan menceritakan pengalaman saya bersama keluarga dalam melaksanakan Shalat Hari Raya Idul Fitri.

Pada tahun 2024 atau 1445 Hijriah ini saya bersama keluarga melaksanakan Shalat Idul Fitri di masjid Al-Ikhlas yang letaknya tidak terlalu jauh dari rumah kami. Kira-kira 200 meter saja.

Setelah menyimak hasil sidang isbat yang ditetapkan oleh pemerintah, pada malam harinya saya diajak oleh Ayah untuk melaksanakan Shalat Isya’ berjamaah di masjid dan kemudian mengikuti kegiatan takbiran.

Setelah sekitar setengah jam bertakbir di masjid, saya pun pulang dan istrihat. Namun sebelum itu, sekitar pukul 20.30 WIB kami sempat keluar rumah untuk menyaksikan pawai takbiran di tepi jalan raya.

Pawai takbiran pada tahun ini sungguh seru. Karena pandemi sudah pergi, banyak umat muslim yang menghias mobilnya dengan pernak-pernik takbiran, membawa bedug, hingga para pengendara motor pun ikut memenuhi jalan. Sungguh hari kemenangan yang membahagiakan.

Keesokan harinya, sekitar pukul 04.30 WIB saya dibangunkan oleh ayah. Dalam keadaan mengantuk, saya langsung cuci muka, berwudhu, dan segera berangkat menuju ke masjid untuk melaksanakan Shalat Subuh.

Suasananya pada pagi hari tanggal 1 Syawwal sangat dingin, tapi warga desa cukup ramai yang datang ke masjid sehingga kami semua jadi bersemangat.

Setelah Shalat, saya bersama ayah pun langsung pulang. Kami bergiliran untuk mandi, gosok gigi, sarapan, lalu pada pukul 06.45 WIB kami bersama-sama berangkat ke masjid Al-Ikhlas.

Saya, ayah, ibu, kakak dan adik berangkat ke masjid dengan berjalan kaki sembari melantunkan kalimat takbir, tahmid, tasbih, dan tahlil.

Sesampainya di masjid, saya, ayah, dan kakak duduk di saf ketiga, sedangkan ibu dan adik saya duduk di lantai dua masjid.

Kegiatan Shalat Idul Fitri pada tahun ini tampaknya lebih ramai daripada tahun kemarin sehingga saf masjid penuh.

Shalat Idul Fitri dimulai pukul 07.30 WIB. Setelah bilal mengumandangkan shalawat dan ajakan untuk Shalat Berjamaah, kegiatan pun dilanjutkan dengan penyampaikan Khutbah Idul Fitri.

Pada waktu itu, khotib berpesan kepada para jamaah untuk senantiasa belajar memaafkan orang lain, menjauhi rasa iri, dengki, permusuhan, serta prasangka buruk.

Karena sejatinya, dengan memaafkan orang lain dan mendoakan hal yang baik-baik kepada mereka, kebaikan tersebut nantinya akan kembali kepada diri kita sendiri.

Sekitar pukul 08.30 WIB alhamdulillah kegiatan Shalat Idul Fitri berjamaah selesai dilaksanakan. Seiring dengan berakhirnya Shalat Idul Fitri, dilanjutkan kegiatan halal bihalal, saling bermaafan antar sesama jamaah.

Sembari berjalan pulang menuju rumah, saya bersama keluarga pun menyempatkan diri untuk bertamu ke rumah tentang sebentar untuk bersilaturahmi. Tidak tertinggal, ucapan taqoballahu minna wa minkum, taqobbal ya karim terus tergaung pada setiap pertemuan.

Sesampainya di rumah, saya pun meminta maaf kepada Ayah, Ibu, Kakak dan Adik atas segala kesalahan dan kekhilafan. Kami salaing bergantian untuk memohon maaf. Setelah itu, saya bersama keluarga segera bersiap untuk mengunjungi rumah nenek.

Demikianlah cerita saya bersama keluarga dalam melaksanakan Shalat Idul Fitri berjamaah di masjid. Wassalamu’alaikum Warahmatullah Wabarakatuh.

Boleh Baca: Cerita Tentang Liburan Hari Raya Idul Fitri yang Singkat, Seru, dan Menyenangkan

Cerita Singkat Hari Raya Idul Fitri Bersama Keluarga

Cerita Singkat Hari Raya Idul Fitri
Cerita Singkat Hari Raya Idul Fitri. Dok.Gurupenyemangat.com

Bismillah. Hai teman-teman, pada kesempatan ini saya akan menceritakan kegiatan saya selama Hari Raya Idul Fitri khususnya bersama keluarga.

Pada hari pertama lebaran, 1 Syawal 1445 Hijriah tahun 2024, saya bersama keluarga terlebih dahulu melaksanakan Shalat Idul Fitri berjamaah.

Kami mengikuti Shalat Idul Fitri berjamaah di lapangan yang letaknya tidak terlalu jauh dari rumah. Di lapangan sudah tersedia karpet tebal, namun untuk mengantisipasi hal tersebut saya bersama keluarga menyiapkan koran dan membawa sajadah sendiri-sendiri.

Pelaksanaan Shalat Idul Fitri di lapangan pada tahun ini cukup hikmat. Selain dipenuhi oleh umat muslim, cuacanya juga cukup sejuk. Tidak terlalu panas tapi juga tidak hujan.

Seusai melaksanakan Shalat, kami pun segera pulang ke rumah untuk saling bermaaf-maafan. Tidak lupa saya pun beberapa kali singgah ke rumah tetangga dan teman dekat untuk bersilaturahmi.

Setibanya di rumah, barulah gantian saya yang meminta maaf kepada Ayah dan Ibu, juga kepada kakak dan adik.

Setelah kegiatan bermaaf-maafan bersama keluarga di rumah, kami pun bergegas pergi ke rumah nenek. Rencana kegiatan kami adalah bersilaturahmi ke rumah nenek, mengikuti syukuran, dan dilanjutkan dengan ziarah kubur.

Rumah nenek tidak terlalu jauh dari tempat tinggal kami, yaitu sekitar 20 KM. Bisa kami tempuh selama 30-40 menit dengan mengendarai sepeda motor.

Pada pukul 10.00 WIB saya bersama keluarga tiba di rumah nenek. Kami pun saling bersapa, bermaaf-maafan dan saling mendoakan.

Di rumah nenek, saya pun mendapat THR berupa beberapa lembar uang baru. Belum selesai sampai di sana, para paman dan bibi pun tidak segan-segan memberikan uang jajan tambahan untuk saya, kakak, dan adik.

Bahagia rasanya, karena pada lebaran Idul Fitri tahun ini kami bisa berkumpul dengan keluarga besar, saling mendoakan, dan senantiasa sehat.

Sekitar pukul 11.00 WIB, saya pun diajak oleh ayah dan ibu untuk berziarah kubur. Karena lokasi TPU (Tempat Pemakaman Umum) tidak terlalu jauh dari rumah nenek, kami pun mendatanginya dengan cara berjalan kaki.

Sesampainya di tempat ziarah, saya pun menghampiri makam adik yang telah meninggal, dan beberapa sanak-saudara dari pihak ayah yang telah meninggal.

Karena cuacanya sudah cukup terik, kami berziarah hanya sebentar saja dan setelahnya segera kembali ke rumah nenek.

Pada hari pertama Idul Fitri, saya bersama kakak dan adik terlebih dahulu menginap di rumah nenek. Karena selain waktu liburan sekolah yang masih panjang, nenek kabarnya ingin mengajak kami jalan-jalan.*

***

Demikianlah tadi contoh cerita dan pengalaman Hari Raya Idul Fitri yang seru dan berkesan khususnya pada 1445 Hijriah alias tahun 2024.

Semoga bermanfaat
Salam.

Guru Penyemangat
Guru Penyemangat Guru Profesional, Guru Penggerak, Blogger, Public Speaker, Motivator & Juragan Emas.

Posting Komentar untuk "Contoh Cerita Pengalaman Hari Raya Idul Fitri yang Seru dan Berkesan"