Widget HTML #1

Karangan dan Cerita Pengalaman Puasa Ramadhan Singkat Untuk Anak SD

Karangan dan Cerita Pengalaman Puasa Ramadhan Singkat
Karangan dan Cerita Pengalaman Puasa Ramadhan Singkat. Dok. Gurupenyemangat.com

Bismillah;

Hai Sobat Guru Penyemangat. Apakah Sobat punya cerita seru dan berkesan saat melaksanakan ibadah puasa di bulan Ramadhan tahun ini? Atau, Sobat punya pengalaman lucu yang ingin ditulis?

Bulan Ramadhan memang penuh dengan keseruan dan kebahagiaan ya Sobat. Selain berpuasa, kita juga melaksanakan ibadah-ibadah pelengkap seperti Shalat Tarawih, tadarus Al-Qur’an hingga bersedekah.

Nah, untuk menulis cerita dan karangan tentang pengalaman berpuasa di bulan Ramadhan, Sobat bisa memulainya dari kegiatan puasa hari pertama, kegiatan sahur, aktivitas di sekolah, kegiatan berbuka, kegiatan amal, kegiatan Shalat Tarawih, hingga aktivitas berkesan lainnya.

Berikut ada contoh karangan dan cerita singkat tentang pengalaman puasa di bulan Ramadhan yang cocok untuk anak SD.

Mari disimak ya:

Cerita Pengalaman Puasa di Bulan Ramadhan Pertama Kali

Cerita Pengalaman Puasa di Bulan Ramadhan Pertama Kali
Cerita Pengalaman Puasa di Bulan Ramadhan Pertama Kali. Dok. Canva

Assalamu’alaikum. Perkenalkan namaku Guru Penyemangat. Alhamdulillah pada tahun ini kita kembali berjumpa dengan bulan Ramadhan dan bersama-sama melaksanakan ibadah puasa.

Sebagaimana kita ketahui bahwa berpuasa di bulan Ramadhan hukumnya wajib untuk tiap-tiap orang yang beriman.

Meski begitu, kita tetap diperbolehkan untuk tidak berpuasa jikalau kondisinya tidak memungkinkan seperti sakit, sedang dalam perjalanan jauh, hingga haid untuk perempuan.

Adapun untuk anak-anak, sangat dianjurkan untuk belajar dan latihan berpuasa agar nanti ketika usia baligh sudah terbiasa dan kuat untuk menahan lapar, haus, dan nafsu.

Nah, saya pun punya kisah berupa cerita tentang pengalaman berpuasa untuk pertama kalinya. Dulu saya berpuasa ketika berumur 5 tahun, tepatnya ketika saya sedang belajar di Taman Kanak-kanak.

Di kala itu, tantangan berpuasa memang sangat terasa. Hari pertama saya begitu semangat karena ditemani oleh Kakak, Ayah, dan Ibu. Selain itu juga, aktivitas di rumah juga tidak terlalu berat.

Kami sekeluarga bangun sahur pukul 03.30 WIB. Ketika saya bangun, Ibu dan Ayah sudah menyiapkan hidangan makanan. Saya pun dibuatkan segelas susu dan sedikit cemilan.

Kami pun memulai sahur dengan bahagia. Ditemani dengan film Para Pencari Tuhan dan Amanah Wali, suap demi suap nasi dikunyah dengan lahapnya.

Sebelum memulai sahur pun saya diajak oleh Ayah dan Ibu untuk melaksanakan Shalat Tarawih di Masjid.

Tarawih perdana di masjid suasananya begitu ramai. Saf-saf penuh, kemudian ada pula penyampaian ceramah yang menarik dan sangat bermanfaat.

Kami pun melaksanakan Shalat Tarawih sebanyak 8 rakaat dan ditambah dengan Shalat Witir sebanyak 3 rakaat.

Sepulang Shalat Tarawih, barulah kemudian saya istirahat. Hari pertama cukup melelahkan. Kira-kira pukul 21.00 WIB saya sudah tertidur pulas.

Adapun ketika menjalani puasa Ramadhan hari pertama, rasa-rasanya jam dinding berputar begitu lama. Padahal baru jam 16.00 WIB, tapi saya sudah merasa haus dan lapar. Ditambah lagi dengan siaran televisi yang berkali-kali menyiarkan sirup marjan dan indomie.

Namun alhamdulillah saya tetap kuat karena disemangati oleh Ayah dan Ibu, hingga akhirnya saya pun bisa menyelesaikan puasa perdana di bulan Ramadhan pada usia 5 tahun.

Pada saat berbuka, kami sekeluarga menyantap hidangan pembuka berupa kurma, rujak tahu, dan es campur. Alhamdulillah. Nikmat berbuka memang terasa begitu luar biasa.

Hari kedua, ketiga, dan seterusnya saya pun masih kuat dan menjalani puasa sebagaimana orang-orang dewasa.

Namun ketika tiba ke Ramadhan ke-17 saya pun terpaksa berhenti berpuasa karena mengalami sariawan dan sakit tenggorokan.

Kata Ibu, tidak apa-apa saya tidak berpuasa karena orang-orang yang sakit diperbolehkan untuk tidak berpuasa. Saya pun melanjutkan kembali ibadah puasa pada hari ke 24 hingga selesai. Jadi, total puasa Ramadhan saya yang pertama berjumlah 24 hari.

Itulah tadi cerita tentang pengalaman saya berpuasa di bulan Ramadhan pada tahun pertama. Demikian. Wassalamu’alaikum Warahmatullah Wabarakatuh.

Boleh Baca: Rangkuman Materi Tentang Shalat Tarawih dan Tadarus Al-Qur'an

Karangan Tentang Pengalaman Puasa Ramadhan yang Paling Berkesan

Karangan Tentang Pengalaman Puasa Ramadhan yang Paling Berkesan
Karangan Tentang Pengalaman Puasa Ramadhan yang Paling Berkesan. Dok. Gurupenyemangat.com

Assalamu’alaikum. Hai teman-teman, perkenalkan nama saya “Guru Penyemangat”. Kali ini saya akan menceritangan kisah tentang pengalaman puasa Ramadhan yang paling berkesan.

Bagi saya, bulan Ramadhan adalah bulan yang begitu berkesan karena di dalamnya terdapat begitu banyak keistimewaan.

Saya merasa bahagia ketika diajak oleh Ayah ke pasar untuk melihat pameran takjil. Di sana ada begitu banyak para pedagang yang menjajakan takjil dan cemilan untuk berbuka puasa.

Menurut saya, keramaian seperti itu hanya terjadi pada bulan Ramadhan saja. Hanya 29 sampai 30 hari dan tidak terdapat pada hari-hari lainnya.

Pengalaman berpuasa di bulan Ramadhan yang paling berkesan bagi saya ialah pada puasa kedua di tahun ini.

Di kala itu saya bersama keluarga melaksanakan Shalat Tarawih di masjid Al-Ikhlas secara berjamaah.

Karena kami datang lebih awal, tiba-tiba saja petugas masjid meminta saya untuk mengumandangkan azan. Sontak saja saya takut dan khawatir, karena biarpun sering mengikuti lomba azan di sekolah, suasananya sangat berbeda dengan di masjid.

Namun ayah saya tidak tinggal diam. Beliau pun menyemangati saya hingga akhirnya saya pun memberanikan diri untuk mengumandangkan azan tanda masuknya Shalat Isya’.

Bagi saya, pengalaman tersebut sangatlah berkesan karena tidak banyak anak-anak yang berani untuk menjadi muazin. Ini pun merupakan kesempatan yang langka dan istimewa sehingga saya bisa mengasah mental, agar lebih berani tampil di muka umum.

Selain itu, pengalaman berkesan saya selanjutnya ketika melaksanakan puasa Ramadhan adalah aktivitas seru saat mengikuti kegiatan Pesantren Kilat di sekolah.

Serunya ialah ada penyampaian materi yang menarik, lomba MTQ, pidato, dan hafalan Surah Pendek. Selain itu, kami pun mengikuti games-games seru yang telah disiapkan oleh guru agama.

Atas keseruan tersebut, ibadah puasa yang awalnya berat akhirnya terasa lebih mudah karena waktu dimanfaatkan untuk hal-hal yang berguna.

Dan yang juga tidak kalah seru adalah aktivitas saya mengisi buku harian Ramadhan. Hampir setiap malam Ramadhan, tepatnya pada saat Shalat Tarawih di masjid, saya bersama teman-teman di desa bergerombol menyerobot Pak Imam dan Pak Ustad untuk meminta tanda tangan.

Bahkan, pada minggu terakhir di bulan Ramadhan kami juga mengikuti kegiatan khataman Qur’an di masjid.

Seru sekali rasanya, sesudah Shalat Tarawih, kami pun bergiliran membaca 1 Surah di Juz 30 lalu kemudian menyantap makanan bersama-sama di masjid.

Pengalaman berpuasa di bulan Ramadhan memanglah sangat berkesan bagi saya, dan saya harap pada tahun depan kita semua tetap diberi kesehatan dan umur panjang sehingga bisa kembali bertemu dengan bulan yang penuh keberkahan ini.

Demikianlah karangan saya tentang pengalaman puasa di bulan Ramadhan yang paling berkesan. Wassalamu’alaikum Warahmatullah Wabarakatuh.

***

Boleh Baca: Begini Langkah-langkah Menulis Karangan Berdasarkan Gambar

Nah, apakah dari contoh cerita dan karangan di atas ada kisah yang mirip dengan pengalaman Sobat Guru Penyemangat selama bulan Ramadhan tahun ini?

Jika ada, wah, maka sungguh bagus sekali ya. Sobat bisa mengembangkan tulisan dan karangan tentang pengalaman berpuasa di bulan Ramadhan sesuai dengan kejadian, perasaan, serta kegiatan-kegiatan yang Sobat lakukan.

Semoga sajian di atas bermanfaat ya
Salam.

Guru Penyemangat
Guru Penyemangat Guru Profesional, Guru Penggerak, Blogger, Public Speaker, Motivator & Juragan Emas.

Posting Komentar untuk "Karangan dan Cerita Pengalaman Puasa Ramadhan Singkat Untuk Anak SD"