Widget HTML #1

Bijaklah Menggunakan Aplikasi! TikTok Bisa Jadi Alat Pemutus Urat Malu Manusia

Tidak bisa diukur seberapa besar fitnah yang ada pada aplikasi buatan China ini. Dulu, tepatnya pada 03 Juli 2018 TikTok diblokir oleh pemerintah melalui tangan Kominfo. Alasan pemblokiran, karena konten dalam aplikasi ini memuat banyak hal-hal unfaedah.

Mulai dari pornografi, pelecehan agama, challenge berbahaya hingga konten-konten sejenis kebanyakan darinya sungguh tidak berdaya guna alias berfaedah.

Tapi, seminggu kemudian kisahnya jadi berbeda. Tepat pada 10 Juli 2018, blokir TikTok kembali dibuka oleh Kominfo. Alasannya? 

Mereka punya harapan agar TikTok bisa menghasilkan konten-konten inspiratif.

TikTok Alat Pemutus Urat Manusia
TikTok Bisa Jadi Alat Pemutus Urat Malu Manusia. https://gamebrott.com/

Dua tahun hampir menjelang, TikTok kembali disukai. Padahal, sebelumnya jika ada konten-konten yang bertebaran dari aplikasi ini, maka penguploadnya harus sudah siap-siap di-bully

Terang saja, upload video dengan tingkah yang tidak keruan hanya menambah penat netizen saja.

Dan, alasan TikTok disukai hari ini, kebanyakan dari TikTokers menganggap bahwa TikTok merupakan ajang penampil kreativitas terutama dari segi joget, tempatnya konten yang menyenangkan, hingga cocok untuk dijadikan sarana hiburan.

Tidak heran, hampir semua kalangan bergelantungan main TikTok. Tidak hanya yang muda, yang sudah menua pun ikut ber-TikTok ria dan kebanyakan dari mereka adalah kaum perempuan.

Dari mulai perempuan yang belum berhijab, yang baru belajar berhijab, hinggalah yang sudah berhijab panjang dengan PeDe-nya main TikTok. 

Berjoget-joget ria berkelompok dengan mengikuti challenge-challenge terbaru. Sungguh, agaknya ini begitu menjijikkan!

TikTok Sudah Jadi Pemutus Urat Malu Manusia

Sebenarnya, kita sesama kaum sangat prihatin terutama kepada TikTokers perempuan. 

Selama ini dan sebelumnya, sosok perempuan kita kenal sebagai seseorang yang pemalu jika harus tampil di video, apalagi sampai dilihat oleh ratusan ribu publik.

Tapi hari ini? 

Malah sebaliknya. 

Kebanyakan perempuan yang bermain TikTok sudah putus urat malunya, sudah tidak ingat dengan siapa-siapa saja penikmat wajah dan auratnya, hingga sudah tidak ingat lagi seberapa besar dosa yang akan diterimanya.

Seingat saya, dulu Ustadz Abdul Somad pernah berucap bahwa para perempuan harusnya berhati-hati, karena Media Sosial bisa jadi lahan “Dosa Jariyah” bagi mereka.

Apa artinya Dosa Jariyah?

Dosa Jariyah adalah dosa yang bisa terus mengalir walaupun sang pembuat dosa sudah meninggal. Contohnya?

Misal, ada seseorang membuat konten negatif dan diunggah ke Media Sosial. 

Entah itu video joget-joget tebar aurat ala TikTok, atau video negatif lain yang serupa jika sudah terunggah di Media Sosial dan ditonton oleh netizen, maka mulai saat itu dosanya akan berjalan.

Sampai mati, dosanya bisa tetap mengalir? 

Bisa saja, jika seseorang sudah meninggal tapi Media Sosialnya masih ada dan konten negatif belum sempat ia hapus. Terang saja, Google, Facebook atau media lainnya mana tahu kalau ada salah satu penggunanya yang meninggal.

Sungguh, hal seperti ini sangat berbahaya karena terputusnya urat malu bisa mendatangkan begitu banyak dosa. 

Di dalam Al-Qur’an, perempuan yang sudah putus urat malunya dikategorikan sebagai Tabarruj, sesuai dalam Al-Quran Surah Al-Ahzab ayat 33:


وَقَرۡنَ فِي بُيُوتِكُنَّ وَلَا تَبَرَّجۡنَ تَبَرُّجَ ٱلۡجَٰهِلِيَّةِ ٱلۡأُولَىٰۖ ...

“Dan hendaklah kamu tetap di rumahmu dan janganlah kamu berhias dan bertingkah laku seperti orang-orang Jahiliyah yang dahulu.”

Secara tekstual, Al-Qur’an memberikan perumpamaan orang-orang yang Tabarruj disamakan dengan kaum jahiliyah masa lalu.

Sedangkan pengertian Tabarruj menurut beberapa ahli:

  • Abu Ubaidah: Tabarruj, yaitu perempuan menampakkan kecantikannya (di depan lelaki yang bukan mahram).
  • Az-Zajjaj: Tabarruj, yaitu menampakkan bagian yang indah (aurat) dan segala yang mengundang syahwat lelaki (non mahram).
Aurat, terutama bagi perempuan sudah selayaknya tidak untuk dipamerkan dan dinikmati oleh orang-orang yang tidak berhak.

Syahdan, bagaimana jika sang perempuan sudah bersuami namun tetap eksis main TikTok?

Agaknya, ini jadi teguran sekaligus garis merah kepada para suami untuk lebih peduli kepada isteri dan anak-anak mereka. 

Jangan sampai para suami malah dicap “Dayyuts” alias tidak peduli/tidak cemburu dengan dosa-dosa yang bisa berakhir dengan kemaksiatan seperti ini.

Tampaknya mungkin remeh, namun karena ini adalah perkara dosa yang bisa terus mengalir, maka kita sebaiknya mulai menata sikap malu dan membatasi diri dari perbuatan-perbuatan keji dan maksiat.

Nah, apakah perkara tersebut adalah salah TikTok? Sayangnya tidak. TikTok hanyalah alat. TikTok hanyalah aplikasi. Aplikasi alias media teknologi tidak bisa disalahkan, yang salah adalah pengguna alias manusianya.

Aplikasi apa pun akan jadi bermanfaat dan bermaslahat apabila dijadikan media alias perantara untuk menebarkan kebaikan. Jadi, kalau banyak jelek dari baiknya, maka lebih baik tinggalkan saja.

Untuk apa, coba. Menambah memory Smartphone saja. Mending unduh aplikasi lain seperti buku tajwid, buku cerita Nabi, dan sejenisnya.


Salam.
Ditulis oleh Ozy V. Alandika

Baca juga:

  1. Wajib Dicoba! Begini Strategi Jualan ala Nabi Muhammad SAW
  2. Pernikahan, Perangkap Perasaan Paling Santun atas Kebebasan
  3. Berusaha Memperbaiki Diri, Sebaiknya Hari Ini atau Besok Saja?
Guru Penyemangat
Guru Penyemangat Guru Profesional, Guru Penggerak, Blogger, Public Speaker, Motivator & Juragan Emas.

Posting Komentar untuk "Bijaklah Menggunakan Aplikasi! TikTok Bisa Jadi Alat Pemutus Urat Malu Manusia"